28 : Rava VS Northblue

396 61 4
                                    

Christy, Flora dan Fiony heran, Jaya hanya kembali sendiri. Jaya menjelaskan Rava sedang menyelesaikan urusannya dengan para gadis itu, tenang saja, gadis-gadis itu teman lama Rava di Indramayu, mereka hanya temu kaungen. Kurang lebih begitu  ,fpenjelasan Jaya, Christy dan Fiony cemberut, merasa dicampakan, tapi mau bagaimana lagi.

Rava sendiri, setelah merasa tenaganya pulih, langsung kembali pulang ke kontrakan pamannya. Dia tadi ke tempat Jus dengan mobil Fiony. Rava tersenyum getir, tak menyangka akan bertemu lagi dengan Celine, gadis chinese yang juga perempuan pertama yang terang-terangan memaksanya untuk berjanji akan berpacaran dan menikahi gadis itu.

=-=

"Rapa cowok tapi lemah banget" ejek Celine saat Rava kesekian kali ia lindungi dari perundung, gadis itu baru kelas 6 SD dan Rava kelas 4SD.

"Ah Cici--" Rava mewek "--sakittt" ucapnya menunjuku dengkul yang baret-baret efek jatuh di dorong salahsatu perundung ke jalan tanah berbatu, maklum Indramayu dulu (sekarang juga sih) masih banyak jalan yang tanah berbatu.

Celine terkekeh, dia dulu seperti Rava, dirundung karena warna kulitnya yang terlalu putih dan matanya yang terlalu sipit, bedanya Celine melawan, dia bukan gadis lemah, didikan ayahnya yang atlet Wushu. Celine pelan-pelan memapah Rava duduk di teras rumahnya, lantas masuk ke dalam dan tak lama kembali dengan betadine.

"Kalau nanti Cici jadi pindah ke Jakarta, siapa yang bakal nolongin Rava?" ucap Rava sembari menahan perih dari Betadine.

Celine tersenyum "Cici bakal terus lindungin Rapa, meskipun dari jauh, tapi janji dulu--"

"Jadi pacar sama nikah sama Cici kalau udah gede?" tebak Rava.

"Iya, biar Cici bisa lindungin Rapa terus" Celine tersenyum lembut.

"Mmm--" Rava memandangi Celine, dia masih terlalu kecil untuk paham apa itu komitment "--Okedeh" makanya ia asal berjanji saja.

Celine menyodorkan kelingkingnya, yang Rava sambut dengan antusias.

=-=

"Aku emang jahat banget sama Cici, sampai akhir Aku belum pernah bener-bener jelasin" ucap Rava menghela nafas berat.

Saat sedang berjalan di perempatan, tiba-tiba Rava dihentikan oleh segerombolan wanita yang membawa motor. Pakaian mereka mirip-mirip dengan yang Celine pakai.

"Elu yang dicari sama Celine kan?" tanya gadis berambut pendek yang menghentikannya.

Rava menghela nafas, mengangguk, ingin segera cepat pulang.

"Ikut kita!" ucap gadis itu tegas.

"Kak, saya cuma mau pulang ke rumah" ucap Rava setengah memohon.

"Bawa langsung aja Nad" ucap seorang gadis.

"Sabar Chel" ucap gadis yang dipanggil Nad itu. "Lu mending ikut baik-baik, atau ikut dalam keadaan pingsan?"

Rava mengusap mukanya malas, hari ini sepertinya masih panjang, Rava setuju ikut. Gadis bernama Nad itu menawarkan untuk memboncengkan dirinya, Rava menurut saja.

"Kakak namanya siapa?" ucap Rava saat motor gerombolan gadis itu belum berjalan.

"Nadse" gadis itu menjawab singkat, entah mengapa ia tidak risih saat Rava memegangi bajunya karena takut jatuh.

Motor itu terus melaju ke arah Utara, sampai ke sebuah rumah sederhana yang di komplek sepi, entah tidak laku, entah memang sepi saja. Dengan 5 motor terparkir sudah disana. Gerombolan yang juga berjumlah 5 orang itu memarkiran motornya, dan melenggang masuk setelah mengucap salam.

"Celine, ini orang yang lu cari nih" ucap Nadse setelah itu meninggalkan Rava begitu saja di ruang tamu. 4 gadis lain menatapi Rava lekat, Rava tersenyum canggung.

RAMAI SEPI BERSAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang