Annyeong kembali lagi dengan cerita Elina dan Bara. Jangan lupa tinggalkan jejak ⚠️⚠️⚠️
👉vote
👉Komen
Selamat membaca
Elina menatap sendu ke arah gundukan tanah yang baru basah, Ia masih belum bisa menerima kepergian orang tuanya. Tidak ada kata-kata hanya Air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.
"Sayang, kita pulang ya. Sementara lagi mau hujan." Ucap Monika membujuk Elina
"Elina masih mau di sini Bun." Jawabnya sambil mengusap batu nisan orang tuanya
"Sayang kamu jangan seperti ini Nak. Nanti mama dan papa kamu sedih."
"Kenapa mereka meninggalkan Elina?" Lirihnya dengan tatapan kosong
"Sayang, kamu nggak sendirian. Di sini Ada Bunda, papa Bram. Bara dan yang lainnya."
"Iya El, Lo nggak sendirian. Kini di sini." Ucap Biangka
"Kita pulang ya. Besok kita ke sini lagi." Ucap Monika, Elina hanya mengangguk dan membuat mereka merasa legah.
"Bara." Panggil Monika menatap putranya, langsung saja Bara berjalan di samping Elina dan menuntunnya
"Ini belum seberapa El." Batin Tasya menatap Elina dengan tatapan kebencian
Sementara itu, di tempat yang sama. Di balik pohon. Dua orang sedang memperhatikan mereka sedari Tadi.
"Gue nggak nyangka, kalau dia bakal nekat seperti ini." Ucap Aurel kenapa seseorang di sampingnya
"Hmm, dia terluka nekat." Jawab pemuda di sampingnya
Dretttttt dretttttt dretttttt
"Ayah, menelpon." Beritahu Aurel
"Angkat." Langsung saja Aurel mengangguk dan mengangkat panggilan tersebut
"Hallo ayah."
"Bagaimana keadaan di situ?"
"Tidak baik-baik saja." Jawab Aurel menatap kepergian Elina
"Lalu bagaimana dengan gadis itu?"
"Dia sangat kacau Yah! Elina masih belum bisa menerima kenyataan ini." Lirih Aurel
"Baiklah, sebaiknya kalian pulang. Ayah ingin membicarakan sesuatu hal yang penting."
"Baik." Ucap Aurel menutup panggilan telpon "ayah menyuruh kita pulang sekarang." Beritahunya, Langsung saja pemuda tersebut mengangguk
Setelah sampai di mansion, Bara Langsung saja membawa Elina ke kamar untuk beristirahat.
"Sekarang kamu istirahat." Ucap Bara mendudukkan Elina di kasur
"Jangan pernah meninggalkan aku, Bar." Lirih Elina menatap Bara dengan air mata yang mengalir kembali
Grepppp
"Maafkan aku El."
"M-maaf K-kenapa?" Isak Elina dalam pelukannya
"Maaf atas semua sikap aku ke kamu."
"Nggak papa." Jawabnya sambil tersenyum tipis
Cup
"Sekarang kamu nggak sendirian, aku di sini akan selalu ada di samping kamu." Ucap Bara mencium kening Elina
"A-aku udah nggak punya siapa-siapa lagi Bar, aku hanya punya kamu." Lirih Elina
"Aku nggak akan pernah meninggalkan kamu. Ini janji aku El. Kamu harus percaya sama aku, apa pun yang aku lakukan itu semua demi kebaikan kamu dan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARA
Fiksi RemajaFOLLOW DULU BARU BACA JIKA SUKA CERITANYA⚠️⚠️⚠️⚠️ cerita ini menceritakan tentang seorang wakil ketua geng motor yang memiliki sifat begitu dingin dan kejam dalam menghadapi musuh nya. "Apapun bakal gue lakukan demi melindungi orang yang gue sayang...