thirteenth

118 39 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ

ෆෆෆ

ෆෆ

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

📿📿📿📿📿

Atas setiap dosa yang diam-diam ku rindu,
tolong jangan Kau biarkan aku terjatuh lagi, Yaa Rabb.
Tolong jauhkan, jauhkan saja, sampai rindu itu tak tersisa lagi.

-Amara Zuhaira Eleanor-

Shanea Adreena Eleanor putri kedua dari Ghaidan, yang kini menduduki bangku kelas 2 MTS sekaligus santriwati di pondok pesantren yang pernah Amara tempati selama 6 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shanea Adreena Eleanor putri kedua dari Ghaidan, yang kini menduduki bangku kelas 2 MTS sekaligus santriwati di pondok pesantren yang pernah Amara tempati selama 6 tahun.

"Amara tidak setuju" ucapnya tegas

semua mata di ruangan itu melirik Amara. "Amara yang pertama menentang khitbah ini!" sambung Amara

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Ghaidan lembut

Amara menghela napasnya, ia melirik ayahnya yang tengah menatapnya. "Shanea masih kecil" alibinya padahal ada alasan lain yang membuat Amara menolak mentah-mentah.

semua orang tersenyum. "khitbahnya kan nanti bisa setelah Shanea menginjak bangku kelas 12 atau setelahnya sayang" terang Ghaidan lembut.

"Tidak Ghaidan, aku menginginkan putraku menikah secepatnya" ungkap Dafri

"Yang benar saja? Shanea masih terlalu kecil Daf" seru Ghaidan tak terima

perdebatan-perdebatan kecil pun muncul dan itu hanya berlaku untuk 3 orang yang lanjut usia, tak terkecuali 3 pemuda yang hanya mendengarkan perdebatan itu tanpa niat menyela.

Amara yang jengah pun mencoba menghentikan perdebatan mereka "STOPPPP" teriak Amara. "Ayah jangan pernah mengijinkan putri-putri Ayah untuk menikah dengannya" final Amara, sorot matanya kini menatap Arzan penuh amarah.

"Selain karena alasan tadi, dia juga orang yang membuat Ayah koma berminggu-minggu, membuat trauma Shanea tergali kembali dan-" Ghaidan memotong ucapan Amara yang tak enak di dengar itu.

"Sayanggg, Ayah tau kamu marah jika menyangkut orang yang kamu sayang dalam segi apapun. Tapi itu salah nak, jika menyangkut takdir, kita hanya bisa menerima yang telah Allah tentukan" Ghaidan menarik lengan Amara pelan untuk bisa dipeluknya.

AMARARZAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang