eighteenth

111 40 1
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ

ෆෆෆ

ෆෆ

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

📿📿📿📿📿

وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ...

Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.

(QS.Al-Qashah;77)

empat hari mendatang adalah hari yang sudah 2 keluarga tentukan untuk melangsungkan acara khitbah antara Shanea dan Arzan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

empat hari mendatang adalah hari yang sudah 2 keluarga tentukan untuk melangsungkan acara khitbah antara Shanea dan Arzan.

tak pernah terpikirkan oleh arzan bahwa sang lauhul mahfudznya lebih muda, bahkan bisa dibilang sangat muda darinya. usia mereka terpaut beda 10 tahun.

"tapi kenapa sosok Amara tak pernah hilang dari pikiranku Rabb?!" lirihnya seraya menengadahkan wajahnya menatap rembulan.

"ARZAN" teriakkan dari bawah mengenyahkan segala pertanyaan-pertanyaan Arzan

"CEPAT TURUN DULU"

"IYA ABI"

Arzan bergegas menuruni anak tangga, selalu saja teriakkan yang ia dengar kala memanggil namanya, lantas untuk apa handphone di ciptakan?👌

"Kenapa harus teriak-teriak sih bi? kan bisa nyusulin ke kamar atau telpon" ketusnya

"Ni anak, bukannya tanya ada apa, malah ngomel" protes Dafri berkacak pinggang

Ziya hanya menggelengkan kepalanya melihat suami dan putranya adu mulut sekecil apapun masalahnya. tetapi itu hanya gurauan mereka agar tak putusnya komunikasi dan menjadikan kehangatan dalam keluarga .

"Sudah-sudah" lerai Ziya

"Nak, hari ini ada acara Muhadhoroh Akbar di masjid, abi-mu tidak bisa menghadiri acara sambutannya karena ia akan pergi mengisi kajian di masjid lain. kamu gantikan abi-mu dulu yaa." sambung Ziya to the point

"Oh, bilang dong dari tadi. Gengsi ko tinggi" ejeknya

Dafri memelototkan matanya siap memukul Arzan, Arzan langsung ngacir tanpa bersalaman karena takut pada pukulan sang Abi.

"ARZAN PERGI DULU, ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAH" pamitnya teriak

"Wa'alaikumussalam warahmatullah, dasar anak itu" omel Dafri kesal membuat Ziya hanya cengengesan

ketika asik bersholawat dalam perjalanan, Arzan menangkap 2 santriwati yang masih duduk di panenjoan pohon dekat masjid terlihat sedang berbincang-bincang dengan serius. saat akan menegur, aktitasnya terhenti kala mendengar penuturan dari gadis yang ia kenali.

"Jika dirimu bertanya aku sedang menanti siapa? Tidak bisa, jika harus ku jawab dengan sebuah nama-," ucap Amara menatap ke arah depan dengan tatapan kosong

"Jika kau bertanya, aku sedang mencintai siapa? aku juga tidak tau harus menjawab apa-," helaan napas keluar dari mulut Amara dan menengok ke arah Faatina yang menantikan jawabannya.

"Kali ini aku menanti dan mencintai seseorang yang bahkan aku sendiri tidak tau dia siapa dan dimana, tapi keberadaannya selalu ku do'akan. Seseorang yang masih menjadi rahasia, tapi kebaikan-kebaikan untuknya selalu kuhidupkan dalam do'a. Semoga dia di jaga, semoga dimudahkan segala urusannya, semoga dibaikkan agamanya. Semoga kita bersama dengan cara dan waktu yang tepat-," Amara menjeda, menengadahkan wajahnya ke atas agar buliran bening itu tak lolos.

"-Di suatu tempat, di suatu hari, aku yakin penantian ini pasti akan terbayar. Aku akan selalu berusaha menurunkan ego dan nafsu agar bisa terjaga. Aku hanya harus lebih bersabar dan terus belajar. aku percaya, Allah tidak pernah ingkar janji" lanjutnya seraya menatap Faatina teduh dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

"Benar, yang terjaga hanya milik yang menjaga" ucap Arzan membuat 2 gadis itu menoleh cepat.

kedua gadis itu terlonjak kaget begitu pun dengan Arzan, ia tak sadar dengan ucapan yang telah di lontarkannya. Arzan gelagapan di tempat, walaupun mereka menundukkan kepala namun ia bisa merasakan aura dingin menusuknya.

"Ck, dia lagi, dia lagi. Gus ngapain disini? Nguping pembicaraan kita yaa? Gus tau tidak hadist tentang menguping mphh-"

Faatina menutup mulut Amara cepat, bisa-bisa banyak kata yang tak enak di dengar nantinya.

"Mmm, 'Afwan Gus, maaf kami telah melanggar bahasa, dan maaf atas kata-kata yang sahabat saya lontarkan" ucap Faatina tulus dengan posisi masih menutup mulut Amara.

Amara yang tak terima mendengar permohonan maaf Faatina langsung menggigit telapak tangan sahabatnya itu lumayan kencang, membuat sang empu meringis kesakitan.

"Kamu apa-apaan sii Faat? kita gak ada salah yaa sama dia, masalah bahasa itu urusan ustadzah" semprot Amara menggebu-gebu

Arzan tak bergeming di tempat. Ia hanya mendengarkan keributan 2 gadis itu. entahlah rasanya Arzan ingin selalu membuat gadis itu marah-marah.

"Stttt, Ra kamu sadar ga? dia itu wakil pimpinan pondok sekaligus anak kiyai?" bisik Faatina geram

"Yaa, selain itu dia juga yang menyebabkan ayah di operasi dan kembalinya phobia Shanea. Kamu gatau seberapa adikku selalu ke psikiater buat nyembuhin phobia nya?!" Amara mengeluarkan semua unek-unek nya menahan tangis.

Spontan Arzan menengadahkan kepalanya menatap Amara, gadis itu kini berada dalam dekapan sahabatnya. saat Arzan akan mengeluarkan suaranya, Amara lebih dulu menyambarnya.

"Itulah salah satu alasan saya tidak rela, jika adik saya menikah dengan orang yang sudah membuka kembali rasa traumanya, dan-"

"Amara! Faatina! Hayya nudkhul!" (Ayo kita masuk) ucap salah satu asatidzah

Faatina pamit kepada Arzan, jangan tanyakan Amara! ia melengos begitu saja. Arzan masih berdiam diri dengan otak yang masih mencerna perkataan gadis itu.

'Apa lagi yang saya tidak tau?' batinnya

banyak yang ia tidak ketahui dan segala pertanyaan berputar dalam otaknya. Arzan akan menanyakan semuanya kepada abinya nanti.

disisi lain seseorang yang melihat semuanya dari awal hanya tersenyum miris, hatinya begitu sakit.

'Let see, I'll make her hate even more'
(Ayo lihat, aku akan membuat dia lebih membencimu)









assalamualaikum warahmatullah, hello everyone semoga suka yaa sama ceritanya hhi, maaf klo ada kata yang kurang tepat atau typo.

⚠️ jangan baca novel ini ketika waktu beribadah, utamakan membaca Al - Qur'an dan sholawat, take the positive n leave the negative. ⚠️

barakallahu fiikum 💗 💗 💗 💗



AMARARZAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang