twenty first

106 35 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ

ෆෆෆ

ෆෆ

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

📿📿📿📿📿

"Aku tidak dendam, tapi ini sangat sakit yaa Allah."

-Amara Zuhaira Eleanor-

-Amara Zuhaira Eleanor-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


pukul 22.00 Dafri dan Ziya baru saja pulang dari kajian. niat awal ingin melihat agenda malam ini namun sayang beribu sayang agenda telah usai tidak sesuai waktu yang telah ditentukan.

saat keduanya memasuki ruang aula, hanya terlihat Arzan seorang dengan posisi bersujud. keduanya saling pandang seolah-olah memberi pertanyaan 'Ada apa?'

Ziya segera menghampiri Arzan "Nak?" panggil Ziya lembut sambil menepuk bahu Arzan pelan

tak ada jawaban membuat Dafri ikut menghampiri keduanya dan membangunkan paksa Arzan agar terduduk. "Kenapa menangis?"

hanya isak pilu yang terdengar, dipeluknya Arzan oleh Ziya. tak biasanya Arzan akan menangis jikalau ia tidak sedang down.

"Ceritakan" ucap Dafri menepuk punggung Arzan

"A-Amara" hanya itu yang keluar dari mulut Arzan

Ziya melerai pelukannya dan di tatapnya Arzan "Ada apa? kenapa dengan Amara?"

"A-Amara" tangisnya kini pecah kembali

Arzan mengambil tangan Dafri seraya menunduk "M-Maafkan Arzan abii"

"Ceritakan!"

"Maaf, maaf, maaf" ucapnya sembari terisak

Dafri dan Ziya merasa mempunyai tanggung jawab atas Amara karena amanah dari Ghaidan, walaupun tak di beri amanah mereka akan senantiasa menjaga Amara. Namun ada apa ini?

"Jangan menguji kesabaran Abi Arzan!"

"Maaf Abii, Arzan gagal" isaknya pilu masih dengan posisi menunduk

Dafri menegakkan tubuh Arzan, ditatapnya wajah sembab itu dengan serius "Kau adalah seorang lelaki, jika ada masalah tidak patut untuk di tangisi melainkan cari solusi"

Arzan mengelap sisa air matanya dan mengambil napas dalam-dalam. Arzan menatap kedua orangtuanya bergantian lalu menunduk dalam-dalam.

"Abi, Umi, Arzan minta maaf sebelumnya-, Arzan gagal bi, mi. A-Arzan kebablasan m-membentak Amara" terangnya terbata diakhir kalimat

AMARARZAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang