thirty fifth

112 42 2
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ

ෆෆෆ

ෆෆ

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

📿📿📿📿📿

Wahai wanita, sering sekali engkau membenarkan hijabmu, padahal yang berantakan adalah imanmu.

Wahai wanita, sering sekali engkau membenarkan hijabmu, padahal yang berantakan adalah imanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Amara tersenyum mendengar ketulusan Arzan yang tak menuntut nya harus mencintai balik. justru Arzan lah yang akan membantunya untuk meraih cinta darinya.

"Kak maksud dari hadits kelak suami akan mendapat pasangan di surga yaitu bidadari. Itu bagaimana? sedangkan di hadits lain mengatakan bahwa kelak suami dan istri yang shalih/ah akan di satukan kembali?"

"Kenapa nanya seperti itu?"

Amara berdecak, mengerucutkan bibirnya "Ishhh... Tinggal jawab aja"

"Jangan manyun terus takut saya khilaf"

"KAK ARZAN" teriak Amara membuat Arzan langsung menutup telinganya. lihatkan?! Arzan sendiri yang selalu membuat Amara naik pitam. so, jangan salahkan Amara!

untung saja kamar Amara kedap suara, jadi mau sekencang apapun dia berteriak akan aman-aman saja.

"Kak, aku udah berusaha banget buat menjaga nada bicaraku kepada kakak"

Arzan hanya terkekeh "Habisnya gemesin, pengen aku tanam bibit di rahim kamu"

"Kak sumpah ngeselin" ketus Amara

melihat gelagat Amara yang akan beranjak meninggalkan kamarnya, otomatis Arzan segera mencekal lengan Amara lembut dan membawanya menuju balkon kamar Amara.

Arzan menghadapkan tubuh istrinya ke arah dirinya, agar bisa di pandangnya wajah cinta pertamanya.

"Didalamnya menjelaskan bahwasannya laki-laki sholih disurga sudah dihadiahi 70 bidadari. Dan istri nya yang sholihah didunia akan menjadi ratu bidadari diantara 70 bidadari tersebut. Jadi tidak akan ada rasa cemburu satu sama lain"

Amara merasakan tenang mendengar penjelasan Arzan. dirinya memang pernah mondok selama 6 tahun, tapi namanya manusia kadang ada tidak tau nya.

belajar memang tidak menjamin kepintaran, tapi dengan belajar kamu akan lepas dari kebodohan.

"Paham?"

Amara menganggukkan kepalanya, menatap suaminya yang selalu tersenyum kepadanya, terkadang Amara selalu merasa bersalah dengan apa yang telah di perbuatnya. tapi bisakah suaminya itu tidak memancing Amara yang selalu sensi?

AMARARZAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang