AMARARZAN [REVISI]

seventeenth

بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ

ෆෆෆ

ෆෆ

ෆ

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

📿📿📿📿📿

Orang bisa tiba-tiba berubah karena Allah maha membolak-balikkan hati. Oleh karena itu, jika kamu sedang berusaha meluluhkan hati seseorang, maka luluhkan hatinya lewat do'a kepada Allah ( sang pemilik hati)

sedangkan di pondok lain, Shanea tengah merenung di kamarnya. pikirannya tak menentu seolah semuanya akan sirna dalam sekejap. dirinya yang masih di bawah umur kini dipaksa harus menerima lamaran dari Gus yang notebene nya anak semata wayang sekaligus penerus pondok besar.

dan ini semua terjadi hanya karena sebuah mimpi yang katanya jawaban dari Allah agar di pertemukan dengan sang lauhul mahfudz. tidak masuk akal! pikir Shanea.

helaan napas keluar berulang kali dari mulut Shanea. "Argghhhhh....." erangnya frustasi

Amora Khanza senior Shanea dan sahabat Amara di pondok ini pun menoleh saat mendengar erangan dari juniornya atau adik dari sahabatnya. Amora yang baru saja menelpon seseorang langsung menghampiri Shanea cemas.

"Kamu kenapa?"

"E-Ehh? N-Nggak ko tyy"

"Yakin? kamu keliatan frustasi gitu?"

Shanea hanya menganggukkan kepalanya lesu. ia tidak tau harus berbuat apa.

"Kalau ada apa-apa cerita aja"

Shanea menghembuskan napasnya berat, ia menatap Amora serius. Amora yang mendapatkan tatapan itu paham dan mengubah posisi duduknya menjadi tegak.

"Apa tanggapan ukhty Amora perihal nikah muda?"

Amora mengerutkan keningnya bingung dengan pertanyaan yang Shanea lemparkan. "Menurut ukhty yaa?" tanyanya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Shanea menganggukkan kepalanya kembali. Amora berdehem, sungguh ia tak tau harus jawab apa. ia saja baru lulus MA. "Kenapa Shanea tanya gitu? memangnya siapa yang akan nikah muda? Amara? atau.... Shanea?" cecar Amora Menaik turunkan alisnya