بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ
ෆෆෆ
ෆෆ
ෆ
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
📿📿📿📿📿
Biarpun kamu membeli seisi dunia, tetap tidak akan mampu membeli hatinya kalau bukan kamu yang ia mau.
ust. hanan attaki
Diruang tamu kini terdapat 3 insan yang saling melepas rindu. Ghaidan telah di perbolehkan pulang setelah berhari-hari dirawat dan menjalani pemulihan di rumah sakit.
Shenea dan Amara meminta ijin dari pondok masing-masing. posisi mereka kini sedang berpelukan dengan Ghaidan yang berada di tengah.
"Adeee bersyukurrr banget ayah baik-baik saja, Ade mau lebih lama dulu dirumah yaaa Ayah? dua minggu." pintanya seraya mengerjapkan mata
Amara dan Ghaidan terkekeh melihatnya. "Jangan terlalu lama juga, cukup 3 hari saja nanti banyak pelajaran yang tertinggal di pondok"
Shanea mencebikkan mulutnya mendengar penuturan sang Ayah. membuat Ghaidan mencubit pipi Shanea gemas.
"Yah?" panggil Amara
"Iyaa sayang?"
Amara tak menyahut namun helaan napas keluar beberapa kali dari mulut Amara. membuat Ghaidan menoleh dan mengangkat sebelah alisnya.
"Ada apa?" tanya Ghaidan lembut sambil mengusap pucuk kepala Amara
"Apa Ayah yakin dengan keputusan ini?"
Ghaidan memperbaiki posisinya menjadi tegak. "Ayah juga tidak tau, kita serahkan semuanya kepada Allah. Tapi insyaallah ini akan menjadi keputusan yang tepat."
"Tapi yah-"
"Gapapa sayang" ucapnya menenangkan
Shanea mengernyit bingung. "Ada apa? Kayanya serius banget?"
Amara dan Ghaidan menoleh ke arah Shanea dan saling pandang. "Ada yang kalian sembunyikan dari Adek kan?" tudingnya
Ghaidan berdehem. "Begini-, kamu tau anaknya om Dafri? pemilik pondok pesantren Ash-Shiddiqiyah?"
"Iyaa Adek tau, Kak Arzan?"
Ghaidan menghela napasnya berat. sungguh ia tidak rela, Shanea masih terlalu kecil. "Satu minggu lagi, mereka akan kesini untuk mengkhitbah-"
"MENGKHITBAH KAK AMARA?" potongnya excited
"Ck. amit-amit kakak mah" elaknya
"Lahh, jangan gitu kaaaa, pas udah nikah baru tau rasa" goda Shanea cengengesan. memang si kakaknya ini gengsi akut. pikirnya
"Yeee emang bukan kakak yaaa" sungutnya
"Lahhh trs siapa lagi? kalau Shanea mah masih kecil" ucapnya bangga sambil menepuk dada.
"MEMANG IYAAAA!!!" ucap Ghaidan dan Amara serempak
Shanea hanya menganggukkan kepalanya dan ber-oh ria. setelah menyadari apa yang terucap dari orang dewasa didepannya, matanya terbelalak kaget dan....
"APAAAAAAA??!!!" teriaknya tepat di telinga Ghaidan
Ghaidan menjauhkan kepalanya dan mengusap telinganya yang berdengung.
"Ha haha haha" Shanea tertawa garing "Yang benar saja, Nea baru Tsanawiyah lohh Ayah" ucap Shanea tak percaya.
"Kenapa ngga sama kakak aja? udaa lumayan mateng ko umurnya?!" sambungnya. sungguh Shanea belum bisa mencerna apa yang terjadi.
"Idih-idih, sekalipun umur kakak udah pas buat nikah, gak bangettt yaaa klo nikah sama si gus-gus itu"
"Heh" tegur Ghaidan "Istighfar kaaa, jangan terlalu benci, karena bisa menjadi cinta. Dan jangan terlalu cinta, karena bisa menjadi benci. sewajarnya saja"
"Iya-iya" ucap Amara mengalah
"Ihhhh, ini gimana? Ayah pasti bercanda kan?" tanya Shanea frustasi. masa iya gadis polos yang baru menginjak bangku Tsanawiyah kelas 2 bakal nikah sama Gus yang udah S-2?!. Shanea menggelengkan kepalanya berkali-kali.
"Benar sayang"
Ghaidan pun menceritakan kronologinya dari A-Z. Shanea dibuat pasrah, tapi bagaimana ini? sekolahnya? pesantrennya? cita-citanya? masa depannya dan lain sebagainya. langkahnya masih panjang Yassalam.
_________________
part ini sebagian di hapus untuk keamanan penerbitan
assalamualaikum warahmatullah, hello everyone semoga suka yaa sama ceritanya hhi, maaf klo ada kata yang kurang tepat atau typo.
⚠️ jangan baca novel ini ketika waktu beribadah, utamakan membaca Al - Qur'an dan sholawat, take the positive n leave the negative. ⚠️
barakallahu fiikum 💗 💗 💗 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARARZAN [REVISI]
Teen Fiction"masih adakah rasa itu untukku Ara?" -Alfar "ijinkan saya menjadi penyempurna separuh agamamu Aira" -Arzan "yaa Allah, kenapa begitu sulit pilihan yang Kau beri?" -Amara 23 Agustus 2024