06 | Kejutan Tak Terduga

179 128 35
                                    

Author's corner

New achievement! Twenty-five VS Thirty is now rank #73 cat perpisahan 🎉

Feel free untuk memberikan feedback di comment, bisa juga personal massage di profilku yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Feel free untuk memberikan feedback di comment, bisa juga personal massage di profilku yaa. Thanks!^^

~○○○~

Setelah Siti kembali ke Jakarta bersama suaminya, Sutrisno, hidup Shafira kembali normal. Dengan adanya Siti, Al tidak perlu lagi dititipkan di daycare setiap hari, sesuatu yang sangat melegakan bagi Shafira. Al kini bisa lebih nyaman di rumah bersama Siti, dan Shafira dapat bekerja dengan lebih fokus. Rutinitas kerja Shafira pun kembali seperti biasa, dengan empat hari kerja di kantor (WFO) dan satu hari kerja dari rumah (WFH).

Hari sabtu ini jadwal Al kontrol ke dokter. Kali ini Al ditemani Shafira, Siti (neneknya), dan Sutrisno (kakeknya). Seperti biasa, mereka harus menunggu sekitar 3 jam hingga akhirnya dipanggil ke ruangan dokter Vera.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi, dok," sapa Shafira sambil menggandeng Al.

"Wa'alaikumsalam, selamat pagi," jawab sang dokter sambil tersenyum ramah dan mempersilakan semua untuk duduk.

Shafira mulai memaparkan perkembangan Al dan menyerahkan hasil terapi Al kepada dokter Vera untuk dianalisa. Interaksi sosial Al sudah lebih baik dari sebelumnya.

"Terakhir kita ketemu, Al katanya suka sama luar angkasa. Kalau sekarang, apa yang paling disukai Al?" Tanya dokter Vera kepada Al.

"Piano," jawab Al lirih, tampak masih sedikit tegang.

"Wah, Al sekarang suka main piano? Al main piano dimana?" Tanya sang dokter lagi.

"Di sekolah, di rumah." Jelas Al lagi, kali ini dia menjawab dengan lebih percaya diri. Al kemudian menunjuk ponsel yang sedang dipegang Shafira seraya berkata, "Lihat video Al main piano."

Wah, bu dokter boleh lihat juga?" Tanya dokter Vera antusias. Al hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"Iya, dok. Al sekarang lagi senang main piano. Bulan lalu tempat terapinya menyediakan piano baru dan ada terapis yang bisa ngajarin. Karena saya lihat Al sudah bisa memainkan beberapa lagu sederhana, jadi saya belikan juga piano keyboard di rumah." Jelas Shafira seraya memperlihatkan video Al yang sedang asik menekan tuts piano bersama seorang terapis.

"Ibu Shafira, apakah pihak terapis sempat membahas terkait ketertarikan Al tentang piano ini?"

"Iya dok, waktu saya bilang akan ada jadwal dengan dokter, mereka meminta saya menunjukkan video ini. Ada apa ya, Dok? Apakah anak ASD sebaiknya tidak diberikan kegiatan seperti ini?" Shafira merasa bersalah.

"Oh, tidak apa-apa, bu. Saya hanya memastikan saja. Kalau boleh, saya minta kontak salah satu terapis dan psikolog yang paling sering menangani Al. Saya ingin berdiskusi dahulu dengan mereka. Setelah itu, di jadwal kontrol selanjutnya akan saya sampaikan hasil diskusinya."

TWENTY-FIVE VS THIRTY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang