sebelumnya dy minta maaf dengan perubahan alur yang mendadak (MWEHEHE) tapi jangan khawatir.penjelasan chp sebelumnya:
jadi satoru itu udah tau apa konsekuensi dari pilihan yang dia pilih, sebenarnya dia memang nggak percaya sama kebangkitan (name), tapi teringat ini hari terakhirnya dia langsung ngeluarkan uneg-unegnya.
kurang dan lebih, maaf dan terimakasih
***
WAJAHNYA memang terlihat bahagia, tetapi semua kenangan terus berputar dalam otaknya. Bagaimana keadaan putranya sekarang? apakah dia tega meninggalkan anaknya lalu di cap sebagai 'anak pengkhianat'? Dia tak sanggup jika putranya yang masih kecil menghadapi semua itu.
Bisa saja dengan kekuatannya yang sangat besar dia langsung membunuh semua orang dengan jentikan jari, tapi tentu saja dia tidak akan melakukan hal itu. Semua orang yang berada di sana memiliki memori indahnya masing - masing dengan dirinya.
Bukan terobsesi dengan istrinya, tetapi dia sudah lelah menghadapi semua yang terjadi. Beban yang dipikulnya juga sangat besar, bukan bermaksud bersikap lemah dan menyedihkan. Tetapi istirahat sebentar tak masalah, kan?
Yaga di sebelahnya sudah menemani muridnya, murid yang selalu membuatnya frustasi, tetapi jauh di lubuk hatinya dia sangat sedih dengan takdir yang terjadi.
Bagaimana keseimbangan dunia jika tidak ada Satoru Gojo? Bagaimana dengan meningkatnya kutukan setiap harinya? Tetapi jika semua orang bersedih, bisa bisa Satoru mati tidak tenang dan berkeliaran sebagai kutukan.
"Hahaha, kenapa kau begitu sedih, pak?" Ucap Satoru untuk mempersantai keadaan. Yaga menoleh untuk melihat ke arah Satoru, senyum tak terukir di wajah kepala sekolah itu, hanya helaan nafas.
"Kau kuat."
"Tentu."
***
"Semua penyihir diharapkan keluar." Ucap para petinggi. Semuanya pun langsung menurut dan beberapa juga teriak agar eksekusi ditunda. Hati mereka lemah.
"KU MOHON! SENSEI TAK SEJAHAT ITU!" Teriak nobara dengan frustasi, Megumi dan Itadori langsung menenangkan walaupun cukup susah, apalagi sekarang raut wajah Megumi yang sudah berubah.
Sebelum Satoru masuk ke dalam ruangan. "Mau berpelukan untuk terakhir kalinya?" Tawar Satoru, para muridnya mengangguk, mereka langsung berlari untuk memeluk guru terbaik mereka, yang selalu menyayangi mereka layaknya seorang anak kandung.
Satoru pun mengecup kepala mereka dan elusan lembut di atas kepala. "Jadilah kuat, oke?" ucapnya dengan riang, "kami akan lebih kuat darimu, sensei."
"Haha, aku sangat mengharapkannya," jawab Satoru dengan suara tawa yang kuat.
Semuanya melepas pelukan yang singkat itu, dirinya masuk ke dalam ruangan yang sudah terlihat banyak sekali senjata mengerikan. Para petinggi bahkan penyihir lainnya keluar karena tidak kuat menyaksikannya. Hanya tersisa orang yang akan mengeksekusi dirinya.
Matanya yang awalnya kosong tanpa ditutupi apapun kini dipasangkan dengan lembut oleh sang pengeksekusi. Penutup mata berwarna merah menutupi pandangannya walaupun tak sepenuhnya.
Kini dia dibawah ke alat pemotong kepala, dirinya menunduk untuk meletakkan kepalanya pada tempatnya.
Dalam hitungan 1, 2, 3...
"Bangunlah, jangan buang - buang waktumu"
"Papa!! Mama dan aku menjemputmu" Ucap Kosuke dengan riang.
Dengan tanpa aba aba, Satoru langsung mematahkan rantai di tangannya dan mendongak sambil melepas penutup matanya.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"Sudah ku bilang, aku (name). Dan daripada kau membuang waktumu, kita akan pergi dari sini."
"Yey! pergi" Girang Kosuke sambil melihat Satoru. Satoru lalu segera berdiri dari tempatnya berjongkok, melihat keadaan sepi langsung membuatnya lega.
Kosuke lalu memegang tangan kedua orang tuanya, dengan cepat dia membawa mereka ke tempat lain dengan kekuatannya melihat Satoru terkesiap.
Di tempat yang terlihat damai, "aku sudah mati?"
"Haha, kau mati perasaan, Satoru."
END.
BAGI YANG UDAH BACA, TERIMAKASIH BANYAK.
vote serta komen kalian bikin dyy semakin semangat. btw buku ini nanti bakal dyy bikin S2 nya, jika ada kesalahan mohon kritik dan saran nya.
bye guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Our memories (satoruxreader) ✔️
Fanfiction"ayah? kenapa ibu tidak menjawab? ayah bilang ibu akan senang jika aku mendapatkan juara" wajah sang anak langsung lesuh ketika tidak mendapatkan respon apapun, pecah sudah isi hati Satoru mendengarnya "mama sangat senang padamu, Kosuke, dia pasti s...