Our memories | Found out

21 5 0
                                    


MEMANGNYA kenapa dengan fakta menyombongkan diri? Padahal yang mengejek dia juga sangat percaya diri dan terkesan sombong. Belum lagi tampang yang dia keluarkan ketika menceritakan dirinya sendiri.

"Kau hanya gadis lemah, tidak perlu mengatakan bahwa kau merupakan 'keseimbangan' dunia, itu konyol kau tau?" Ucapnya sambil memajukan kepalanya untuk melihat mata (e/c) itu dengan lebih jelas.

Kekesalan mulai merasuki hatinya ketika diremehkan, tetapi untuk saat ini dia tidak bisa terlalu menunjukkan emosinya, terlebih lagi dihadapan orang yang harus dia buat percaya pertama kali. "Ingin mengamuk, nona? Aku yakin suara cemprengmu itu bahkan bisa membuat semua kutukan merinding" ledeknya dengan seringai yang terlihat di wajahnya.

"Gojo-san, hentikan ini."

"Gojo-san? pfft, aku yakin kau memanggilku dengan sebutan yang begitu akrab kemarin," jawab pria itu dengan segala bumbu pedas yang dia tuangkan setiap katanya. Hanya ada mereka berdua di dalam ruangan itu, ujar untuk membuat keduanya meluangkan waktu.

"Kau tau sesuatu?" Ucap Satoru, nadanya terdengar sangat pahit dan dingin untuk di dengar. (name) lalu mengangguk ragu, "kau bisa mengatakannya." "Tanpa kau bilang juga aku akan tetap mengatakannya," ucapnya dengan kasar.

"Baiklah karna kau bilang adalah (name), aku akan menceritakan kisah tentang istriku tercinta." Jedanya sebentar "Dia gadis yang lemah dan keras kepala, tekatnya untuk mencapai keinginannya tidak pernah pudar dari dirinya...

... Dia begitu manis, setiap melihat wajahnya, aku mengantuk, aku ingin tertidur di dalam rengkuhan badannya yang kecil dan memberi tahu bahwa dunia ini begitu kejam padaku, tapi aku tidak bisa.. tidak.. egoku terlalu tinggi untuk menceritakan apa yang aku rasakan padanya, seandainya aku ceritakan, dia pasti akan memberikan cara terbaik untuk menghiburku."

Wajahnya menunduk, entahlah, dia merasa sangat nyaman ketika menceritakan omong kosong ini begitu saja kepada orang yang belum bisa dia percaya, apakah dia terlihat seperti orang menyedihkan yang menginginkan kasih sayang?

"Kenapa tak bilang dari awal? Kenapa terus memendamnya?" Kepalanya terangkat, dia melihat wanita di depannya bahkan sudah hampir meneteskan air mata karna ucapannya yang terdengar emosional. "Aku merindukan istriku, (name) (surname)... seandainya aku bisa memeluknya sekali lagi saja." Serius? Seorang Penyihir terkuat mengungkapkan perasaannya begitu saja?

Dengan cepat rengkuhan dia dapatkan, tubuh kecil yang terasa hangat itu memeluk erat tubuh sang pria. Dorongan di dapat dari (name), mungkin karena terlalu syok tubuhnya sampai menghantam tembok. 'dasar bodoh' rutukan dari Hisashi yang melihat dari bola ajaib bersama bawahannya.

Hisashi lanjut fokus melihat apa yang terjadi, tetapi bola itu meledak begitu saja. "Wow, energi dari mana yang kau dapat untuk menghancurkan bola ini, Floryn?" Ucap Hisashi dengan kesal.

Ryuu yang mendengarnya hanya bisa memejamkan mata, "berhentilah mengurusi percintaan orang lain, semua ini gagal karenamu," ucap Floryn blak blakkan. Ryuu akhirnya datang sebagai penengah. "Tolong hentikan perdebatan konyol ini."

***

Semuanya sudah berkumpul, Satoru Gojo menjadi pusat perhatian saat ini, kalian tau? Setelah dari makam (name), dia benar benar langsung membunuh para petinggi yang berhubungan dengan insiden matinya (name).

Rasa emosional langsung keluar ketika terlihat cipratan darah yang terjadi, dia langsung berdua di ruangan bersama (name) sebagai tempat pelarian, tetapi semuanya gagal. Dia malah melempar gadis itu karena rasa syok yang begitu pada dirinya, pelukan itu membuat otaknya kosong, dia tidak bisa berpikir jernih.

Dan disini dia sekarang, tangannya sudah terdapat rantai tanda bahwa dia termasuk pengkhianat karena telah membunuh para tetua, sebagian orang dari sekolah Tokyo dan Kyoto tentu saja tidak setuju dengan hukuman Satoru.

"Satoru Gojo, kamu nyatakan hukuman mati karena melakukan pembunuhan dan tindakan pengkhianatan."

Senyum terukir di wajah tampannya, semua orang menatapnya dengan sedih. "Kenapa bisa bisanya si bodoh itu malah tersenyum di saat dia mau dieksekusi?" Ucap maki, walaupun dia benci dengan sikap konyol senseinya, dia juga merasa kasih sayang yang besar kepada gurunya.

"Jangan khawatir, aku baik baik saja," ucap Satoru dengan senyumnya yang masih melekat, semua orang mulai berpikir bahwa Satoru menginginkan kebahagiaan dengan cara seperti ini?

"Saat aku pergi. Jangan ada yang menangis ya!" Ucap pemuda itu sambil dengan riang berjalan ke tempat mengerikan, tempat di mana kepala dan badannya terbagi dua.

"Satoru... Satoru, begitu besarkah cintamu kepada (name)?"

"Satoru.. Satoru, apakah kau akan mengubur jasadmu di sebelah pujaan hatimu?"

"Satoru... Satoru.. jawab aku.."

"Aku akan melakukannya, tidak akan ada takdir yang akan memisahkan aku dan (name)!" Tawa girang keluar dari mulutnya tanpa ada beban yang terasa saat dia tertawa.

'aku menetapi janjiku, (name) sayang~'  batinnya girang, senyum hangat untuk terakhir kali, mungkin.


TBC.

Our memories (satoruxreader) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang