HARI yang menegangkan bagi para penyihir jujutsu, semua orang termasuk para tetua sudah mengumpul di tempat yang terkesan horor dan meninggalkan banyak jasa.Hanya sunyi senyap, tidak ada burung indah di pagi hari yang berkicau untuk menunjukkan suara indahnya, hanya suara senyap yang ditunjukkan oleh orang orang sekitar.
Yaga melakukan apa yang dia bilang, dan semua tetua langsung menyetujui ucapan Yaga ketika dia berdiskusi bersama para tetua itu saat malam hari. (name) tertegun melihat kuburannya, terlihat masih bersih jika dia ingat ingat sudah lama dia meninggal.
Belum lagi ada sebuah foto dan buket lavender yang belum terlalu layu. Sepertinya gadis itu tau siapa yang selalu berkunjung ke kuburannya, senyum kecil terukir di wajahnya dan sampai tak sadar dia memandangi wajah sang penyihir terkuat.
Six eyesnya yang merasa diperhatikan langsung menoleh ke arah sumber orang yang melihatnya, sebuah tatapan tajam yang bisa dirasakan oleh (name), rasanya begitu takut, dia meneguk ludahnya dengan susah payah.
Sebuah decakan terdengar dari sang Surai putih. Kali ini dengan perubahan cepat, albino itu mengganti penutup matanya dengan kacamata hitam pekat, (name) sendiri tidak tau alasan Satoru mengganti penutup matanya.
Tetapi dari samping terlihat tatapan yang mendalam ketika sang albino melihat ke arah batu nisan mantan istrinya. "Maaf (name), apakah aku yang buruk ini mengganggu tidurmu yang nyenyak? Jika kau mendengar ucapanku, akankah kau memaafkan kelalaianku? sebagai seorang yang begitu rapuh?" isi hati Satoru terus terguncang, matanya sedikit memejamkan ketika papan yang menjadi penghalang tanah untuk menyentuh istrinya dibuka kembali, kayu itu masih terlihat kokoh walaupun sudah 8 tahun terkubur di bawah tanah.
Mei lalu memicing, matanya juga terlihat sendu, pasalnya melihat kuburan temannya dibongkar, tetapi lihat betapa terkejutnya tatapan semua orang. "Tidak mungkin, (name) tidak berada di sini." Ucap sang penggali dengan tatapan tak percaya, bahkan cangkulnya sampai jatuh dan hampir membuatnya pingsan.
Fakta dengan ucapan (name) semakin terbukti, tapi tidak mungkinkan (name) bangkit dari kubur? Emangnya dia Zombie?
Pupil mata Satoru langsung mengecil. Jadi selama ini dia hanya berbincang dengan kuburan kosong? Hatinya semakin retak. Serius, tetapi dengan egonya yang tinggi tentu saja tidak akan mudah untuknya menunjukkan emosinya di depan semua orang.
"Kalian percaya padaku?" Tanya (name) ketika semua sorot mata melihat ke arahnya. "Kenapa ragamu bisa langsung keluar dari kuburan?" Sela Utahime yang berada di sana. (name) juga sebenarnya cukup bingung untuk menjelaskan apa yang terjadi, semua memori terasa seperti sebuah film menurutnya.
"Sepertinya ragaku ikut saat aku tak sengaja kembali ke masa lalu," ucap (name). Dia lalu melihat ke arah mata Satoru untuk melihat pria itu akan percaya kepadanya atau tidak.
Hembusan nafas pelan keluar dari bibir (name). "Singkatnya, aku baru tau teknik kutukanku. Jika kalian mengira bahwa dulu aku hanya seorang penyihir lemah, sekarang tidak. Waktu menyeretku kembali untuk memperlihatkan siapa sebenarnya aku."
"Aku (name) (surname), sang cahaya keseimbangan dunia ini. Jika kalian masih tidak percaya aku akan membuat kalian percaya kepadaku." Ucap (name) dengan penuh keyakinan, dia yakin bahwa dirinya adalah seperti yang dia ucapkan.
Wajah Shoko sendiri sudah menampakkan senyum, sosoknya berjalan untuk mendekap sahabatnya dulu. "Selamat pulang, (name)."
"Aku pulang," ucap (name) sambil mengeratkan dekapannya dengan mantap kepada Shoko.
Riuh tepuk tangan terdengar dari semua orang. "Bagaimana bisa dia bisa kembali.." umpat salah satu ketua yang tak sengaja terdengar oleh Satoru.
"Apa maksudmu..." Ucap Satoru dengan tajam, pupilnya yang masih belum percaya dengan semuanya malah dikejutkan oleh pernyataan yang dikeluarkan oleh para petinggi.
"Kali ini tak akan kubiarkan kalian pergi."
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our memories (satoruxreader) ✔️
Fanfic"ayah? kenapa ibu tidak menjawab? ayah bilang ibu akan senang jika aku mendapatkan juara" wajah sang anak langsung lesuh ketika tidak mendapatkan respon apapun, pecah sudah isi hati Satoru mendengarnya "mama sangat senang padamu, Kosuke, dia pasti s...