••••.......•••••.......•••••.......•••••.......•••••.......•••••
•••••.......•••••.......•••••.......•••••.......•••••.......•••••
MUNTAH darah dengan jumlah yang banyak bukanlah hal biasa. (name) merasakannya sekarang, sekarang semua energinya sudah habis. Dan dia hanya bisa bersandar sambil mengelap tumpahan darah yang keluar dari mulutnya.
Tangan kanannya memegang keningnya yang terasa sangat pusing. Kesadarannya hanya tinggal setengah. Bagaimana caranya dia menemukan jalan keluar jika seperti ini? Semua ruangan– maksudku isi gua yang ditempati oleh (name) sangat gelap, tidak memungkinkan jika tiba tiba ada beruang coklat yang terbangun karena terbangun oleh suara muntah (name).
Sebenarnya ini juga karena efek samping menggunakan portal itu, kecepatan yang sangat gila itu membawa gadis kecil, astaga mungkin orang lain bisa merasakan hal lebih parah.
Suara tapak kaki yang sedang berlari dan mengejar sesuatu masuk ke dalam gua yang sedang gadis itu tempati, seorang anak dengan rambut pirang serta palu di tangannya terlihat samar samar di penglihatan (name).
Mulutnya tak henti henti membaca do'a agar selamat dari segala macam bahaya. Gadis dengan palu itu masuk dengan mata yang memicing ke segala arah, seperti waspada kepada sesuatu. Ketika melihat ke samping, gadis itu langsung memasang kuda kudanya. "Kau siapa?"
(name) benar benar tidak bisa mengucapkan apapun sekarang. Lalu perlahan kesadarannya memudar dan pingsan di tempat. Gadis itu menaikkan alisnya, takut orang yang di depannya memasang jebakan agar dirinya terjerat.
"NOBARA! KAU DI MANA?" Teriak seorang pemuda yang hanya di dengar samar samar oleh (name).
"Aku disini!" Sahut gadis rambut pirang itu. Dengan cepat seorang pemuda datang dengan bekas luka di bagian tangannya.
Dia menatap gadis itu – atau di sebut Nobara Kugikasi – dengan cemas. "Kau menemukannya?"
"Kutukan bodoh itu langsung pergi begitu saja. Padahal jika tadi kau memotong pergelangan tangannya aku akan bisa menyantetnya." Ucap Nobara kepada pemuda yang bernama Yuji Itadori, teman seangkatannya.
Tersenyum canggung. Pemuda itu melihat ke arah samping dan melihat seorang wanita yang berbaring tak sadarkan diri.
"Dia sebuah kutukan?"
"Bukan, tetapi energinya sangat kuat. Aku takut jika dia berbahaya."
"Tetapi dia tidak bergerak! Bagaimana jika dia mati?! Kita harus membawanya kepada Gojo sensei sekarang."
"ck, terserahmu," jawab Nobara dengan nada malas.
***
"Gojo-sensei! Lihatlah," seru Yuji ketika mendekati gurunya yang sedang memakan kikufuku. Satoru hanya menatap bingung dari balik penutup matanya. "Itu siapa Yuji? Dia pacarmu ya~" Kata Satoru sambil menggoda.
Yuji lalu tertawa mendengar ucapan gurunya, dia mencoba menyangkal tetapi kedahuluan oleh si rambut pirang. "Huh, dia wanita yang berada di gua di mana tempat kutukan itu hilang. Aku yakin pasti perempuan ini berbahaya," tegas Nobara sambil mendengus, dia berharap yang lain percaya dengan ucapannya.
Megumi lalu datang dengan pita pink berada di rambutnya. Dengan wajah kesalnyanya dia melihat kedua temannya. Keduanya langsung tertawa begitu melihatnya.
"HAHAHA, KAU SEDANG APA MEGUMI?"
"ya ampun..kemayune.."
Satoru pun langsung nimbrung dengan mengelus kepala anak didiknya yang seperti landak itu. "Megumi-chan~ lihat kau imut sekali."
"HAHAHAHA."
"HENTIKAN ITU" teriak Megumi sambil membuang pita itu, dengan wajah merah dia langsung menutup wajahnya dengan masker yang dia beli. Bau amis tercium ke indra penciuman Megumi, dia mendengus. "Apakah kau membawa mayat, Yuji?"
"Tidak, ini perempuan yang kami temukan saat misi," jawab itadori dengan sendu, dia kasian melihat perempuan yang berada di tangannya.
Satoru pun menghentikan acara makannya, pria itu kembali melihat ke arah perempuan itu, dia memasang pose berpikir. Masalahnya muntah darah gadis itu hampir menutupi wajahnya, tidak mungkin seseorang bisa langsung mengenalinya.
"Yuji, bisakah kau menggendong perempuan itu lebih lama? Dan berdiri lah dalam lingkaran yang aku buat. Kita akan teleportasi ke sekolah jujutsu," seru Satoru sambil menggoreskan jarinya dan mengukir sebuah lingkaran di tanah.
"Dan juga nanti langsung berikan pada Shoko ya!"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our memories (satoruxreader) ✔️
Fiksi Penggemar"ayah? kenapa ibu tidak menjawab? ayah bilang ibu akan senang jika aku mendapatkan juara" wajah sang anak langsung lesuh ketika tidak mendapatkan respon apapun, pecah sudah isi hati Satoru mendengarnya "mama sangat senang padamu, Kosuke, dia pasti s...