You won't see me cry.
***
Setelah kejadian itu terjadi, seketika dunia jujutsu kini kembali kepada waktu yang seharusnya. Dan membawa Satoru dkk kembali ke masa sekarang, di mana dia sudah menjadi seorang ayah dan memiliki putra tunggal dari sang istri tercinta.
Tidak ada yang berubah kecuali Satoru yang melupakan segala hal selama dia kembali ke masa lalu, dia sedikit mengingatnya tetapi baginya itu hanya mimpi karna dia terlalu lama menangis sampai tidak sadar bahwa dia tertidur.
Pria itu dengan seragam jujutsu berjalan menuju sekolah anaknya, dia menunggu anaknya untuk pulang dari sekolah dan menyambutnya. Tak selang berapa lama, Kosuke segera keluar dari gedung sekolahnya dan menghampiri sang ayah yang kini sudah dikerumuni oleh beberapa gadis. Satoru sedikit kesulitan menghadapi gadis gadis itu karna sudah lama dia tidak menghabiskan waktunya untuk sekedar jalan jalan atau menjemput Kosuke.
Kosuke sedikit membuat cela dari kerumunan itu, "ayah!" teriak anak itu membuat para gadis gadis itu semakin salah tingkah karna keimutan anaknya.
Satoru lalu dengan segera mengangkat tubuh mungil Kosuke ke dalam gendongannya, dan membuang muka dari para gadis gadis itu. Satoru lalu mengedipkan matanya dan segera pergi dari sana untuk masuk ke dalam mobilnya. Para gadis masih saja teriak bahkan ada yang sampai mimisan karna wajah tampan Satoru.
"ayah, aku ingin pergi ke taman bermain Minggu ini." rengek Kosuke, dia sangat ingin pergi berlibur seperti anak seusianya apalagi ketika mendengar cerita dari temannya membuat anak itu semakin iri. Satoru lalu memasang senyum lebarnya dan mencubit pipi gembil anaknya itu, "iya! Minggu ini juga ayah tidak terlalu sibuk jadi mari kita habiskan waktu bersama~"
balasan Satoru membuat putranya langsung tersenyum lebar. "Hore!!" Sorak Kosuke dengan gembira.
***
"membosankan" ucap (name) ketika dirinya harus kembali bersekolah. Tidak ada hal yang bisa membuat gadis itu bersemangat di sekolah, dia hanya berpikir sekolah hanya tempat untuk dia mencari ilmu dan meraih prestasi yang hebat.
Saat dirinya sudah sampai di gerbang sekolah, dirinya langsung melihat teman sekelasnya yang sedang berkerumun untuk melihat sesuatu yang terjadi. Baru kali ini (name) merasa sedikit tertarik dengan hal apa yang terjadi dibalik keramaian itu. Karna tinggi (name) 170 cm membuatnya mudah untuk melihat apa yang sedang terjadi.
(name) kini melihat teman sebangkunya berkelahi dengan gadis dari kelas sebelah. Pakaian mereka terlihat lusuh dan juga berantakan. Belum lagi rambut yang kacau dan saling menjambak satu sama lain. (name) menatap mereka tanpa emosi yang terpasang di wajah gadis itu. "Sialan kauuu!!! beraninya kau mencuri lipstik di*orku!" ucap Rina–teman sebangku (name).
"matamu, jelas jelas bukan aku yang ngambil, lepas nggak!" teriak Mio sambil berusaha melepaskan jambakan dari rambutnya. Sorakan dari para siswa membuat berisik gerbang sekolah. Seketika satpam langsung datang dan memarahi mereka semua.
"HEY! APA APAAN INI! BUBAR WOY BUBAR, JANGAN BERANTEM YA DEK YA" Seru satpam itu sambil mencoba masuk ke dalam kerumunan itu dan meleraikan pertengkaran Rina dan Mio. Kedua gadis itu saling memandang tajam dan wajah yang sangat garang seperti siap menerkam orang yang menghalangi mereka. Tak lama guru BK mulai datang membuat para murid kabur dari lokasi kejadian.
(name) sedikit kesusahan bergerak karna tertabrak oleh kerumunan sehingga kacamatanya jatuh ke tanah ketika seseorang menabraknya. Pandangannya langsung buram ketika kacamatanya terlepas. Dia berusaha mencari barang berharganya itu tetapi bunyi pecahan kaca terdengar yang membuatnya menduga bahwa kacamatanya sudah pecah saat ini.
Baru saja gadis ini ingin menghela nafas tetapi guru BK itu sudah memanggil (name), "(name)! kenapa masih disini? kamu terlambat ya?! ikut bapak sekarang dan kalian berdua," teriak guru BK itu kepada ketiga gadis itu.
(name) langsung membuat raut terkejut seolah olah tidak pernah dipanggil oleh guru BK. "ayo! kalian kenapa diam aja?!" Segera (name) dan kedua gadis itu mengikuti guru BK itu yang membawa mereka ke ruangan BK atau bimbingan konseling bagi siswa yang membuat kesalahan.
Kini (name) berada di tengah membuat kedua gadis di sebelah kanan dan kirinya tidak bergaduh lagi.
***
in another dimension.
Floryn memijat keningnya. Dia kini berada di pusat energi. Boro boro keseimbangan dunia, dia aja pun nggak mikirin dirinya sendiri. Sang pemimpin nampak sangat marah sekarang, dia menyuruh semua pekerjaan untuk lembur termasuk Floryn.
Dia mengambil catatan yang berada di ruang kerjanya. Membaca semuanya dengan teliti sampai dia mendapatkan hal yang mengganjal. 'Kenapa sepertinya pemimpin sangat membenci (name)? siapa sebenarnya dia?' Batin Floryn. dia juga sebenarnya tidak pernah melihat wajah sang pemimpin kecuali sekretaris pemimpin.
Tidak ada yang tau sama sekali tentang pemimpin mereka, dan alasan bahwa kembalinya Satoru dan (name) ke masa lalu hanya untuk dipisahkan terdengar sangat aneh baginya. Masa ada orang yang tega menghancurkan kisah cinta orang lain? ini kejam pikir Floryn karna dia salah satu peri yang selalu merasa sakit hati.
Sampai saat dia mendengar kembali alarm dari pusat energi yang mengguncang semua orang di sana. Semua orang berusaha kabur. Floryn langsung pergi ke tempat kejadian untuk melihat hal apa lagi yang terjadi kali ini.
"aku akan memastikan dan mencari tau apa yang terjadi mulai sekarang."
TBC.
dyy akhirnya bisa nemuin alur yang tepat guys untuk ff ini, jadi dyy berterimakasih kepada otak dyy yang bisa mencerna semua peristiwa 💃🏻
see u next chp guys 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Our memories (satoruxreader) ✔️
Fanfic"ayah? kenapa ibu tidak menjawab? ayah bilang ibu akan senang jika aku mendapatkan juara" wajah sang anak langsung lesuh ketika tidak mendapatkan respon apapun, pecah sudah isi hati Satoru mendengarnya "mama sangat senang padamu, Kosuke, dia pasti s...