Seorang gadis dengan perawakan yang cantik sedang duduk dengan seorang pria di sampingnya. Cahayanya membuat cerah malam yang gelap itu, bulan sabit terlihat di langit yang gelap.
Pria itu mengangkat tangan untuk mengelus puncak rambut sang gadis. "surname, kau sudah siap?" Pertanyaan dari sang pria membuat surname memalingkan wajahnya karna malu.
"a-aku- siap," ujar surname sambil menyenderkan kepalanya di bahu yang sang pria. Mungkin momen ini akan bertahan lama jika dia menuruti perintah sang pria, Tadashi Watanabe.
"Baiklah, mari kita mulai." Tadashi mulai melepas mahkotanya beserta mahkota sang ratu. Dia meletakkan pusaka itu di dalam kotak kayu.
Tadashi lalu menggenggam erat tangan surname dengan lembut. Mata mereka berdua terpejam, membacakan sebuah mantra dari mulut mereka.
Tanpa diketahui surname, ternyata Tadashi melakukan sebuah mantra yang membuatnya menyesal seumur hidup.
Cahaya remang remang mulai menghilang dari tubuh gadis itu, hubungan darah surname dengan keluarganya langsung terputus saat itu juga. Sesak nafas mulai terasa di dada surname ketika merasakan perasaan yang ganjal. Tetapi ketika mengintip dari balik kelopak mata, dia melihat Tadashi yang sangat fokus ketika membacakan mantra itu.
Setelah mulut pria itu tertutup beberapa saat, membuat gadis itu langsung membuka matanya dan bertemu dengan mata lautan Tadashi. "Bagaimana? Kita akan pergi sekarang, okay?" "Tapi..Tadashi, mantra apa yang kau baca tadi?" Tanya surname dengan perasaan ganjal di hatinya.
Tadashi terdiam. Dia tidak bisa membuat alasan apapun sekarang. "Aku membuat hubungan darah kita terputus dari kerajaan, aku ingin kita berdua hidup bahagia tanpa ada rakyat dan tugas yang menghalangi kita, surname," jawab Tadashi dengan mata sayu yang terlihat.
Surname dengan cepat membelalakkan matanya, tak sanggup dengan apa yang dikatakan oleh kekasihnya. Tangannya lalu melihat dirinya yang kini gelap tanpa ada cahaya yang menyinari, dan mahkota yang mulai menggelap ketika dia pegang.
Bulir air mata langsung turun dari wajah indahnya di malam yang gelap. "Tadashi, kalau ini caranya kenapa kau tidak mendengarkan pendapatku terlebih dahulu? Bagaimana? Kau tau betapa kerasnya aku berusaha agar bisa menjadi Ratu yang baik?" Tanya gadis itu dengan bertubi tubi. Tadashi hanya menghela nafas lalu merengkuh tubuh sang gadis ke dalam pelukannya.
"Tidak apa apa, aku ada di sini. Karna kita tidak ada hubungan darah dengan kerajaan, bagaimana jika kita memulai kehidupan yang kita inginkan? Seperti aku mendorong ayunan agar kau bisa melayang, membuatkan pancake favoritmu serta pelukan hangat di musim dingin." Tawar Tadashi untuk menenangkan sang kekasih.
Tetapi belum sempat Tadashi melanjutkan tawarannya, tiba tiba saja surname mengatakan hal yang membuatnya terkejut. "Tadashi, ada yang tidak kau tau. A-aku- sudah membuat perjanjian dengan pimpinan di pusat energi, itu agar dunia berjalan seimbang. Lalu kenapa kau hanya memikirkan tentang kebebasan kita?! Bagaimana dengan keturunan kita?"
"Surname.. Apa kau baru saja mengatakan pusat energi?" Sontak Tadashi langsung bungkam, dia menyesal karna mengambil keputusan begitu cepat.
Tetapi terlambat, saat itu juga bumi terguncang. Sebuah tarikan dari portal membawa mereka ke tempat yang berbeda.
Mereka menghabiskan waktu di sana tanpa hal mengganjal. Sampai seminggu mereka di sana, pimpinan langsung datang ke hadapan mereka."Halo, Surname," ucap sang pemimpin dengan datar. Wajahnya ditutupi topeng seperti pertemuan pertama mereka.
Surname menundukkan kepalanya dengan malu, malu dengan dirinya yang bersenang senang dalam bayang bayang kesengsaraan.
surname. Kau gagal dalam menjalankan takdir, bukankah kau seharusnya mati terbakar dengan takdirmu itu?" Ucap hasashi, ini pertama kalinya keturunan surname membuat kesalahan yang fatal hanya karna seorang pria. Apalagi janji yang rusak.
"Pimpinan, ini bukanlah salah surname. Aku yang membuat dirinya seperti ini. aku yang membuat keturunan surname bersalah. Oleh itu tuanku, tolong biarkan aku melindungi keturunan surname." Jawab Tadashi dengan raut wajahnya yang penuh penyesalan.
"bagaimana bisa aku mempercayaimu?"
"Tuanku, anda bisa mempercayai saya. Ada saatnya keturunan surname membuat kehancuran pusat dunia seperti yang kami rasakan sekarang, oleh sebab itu beri kami kesempatan kedua." Hasashi langsung mengerutkan dahinya, apa maksudnya keturunan selanjutnya? Seketika Hasashi langsung tersadar dan tersenyum, tetapi masih ada raut marah.
"Baiklah, tetapi kau harus menjadi pelindung yang berada di dalam mahkota surname, bagaimana?"
Tadashi menundukkan wajahnya. "Saya selaku Raja, akan bersumpah untuk melindungi surname pimpinan. Terimakasih atas kesempatannya tuanku."
Dalam sekejap mata sebuah cahaya langsung masuk ke dalam mahkota itu yang diikuti oleh Tadashi yang sudah menghilang ke dalamnya, Surname ingin berteriak. Tetapi dia di tahan oleh Hisashi. "Dan kau, masuklah ke dalam kalung perjanjian yang akan dipakai oleh keturunan yang kau katakan, surname."
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our memories (satoruxreader) ✔️
Hayran Kurgu"ayah? kenapa ibu tidak menjawab? ayah bilang ibu akan senang jika aku mendapatkan juara" wajah sang anak langsung lesuh ketika tidak mendapatkan respon apapun, pecah sudah isi hati Satoru mendengarnya "mama sangat senang padamu, Kosuke, dia pasti s...