Jumat, 21 Juni 2024 Semarang, Jawa Tengah.
Azizzah Humaira, kerap dipanggil Izzah. Kelahiran tahun 2006, 24 September, Semarang, Jawa Tengah. Ia adalah anak tunggal. Mengenakan hijab dan sering mengenakan gamis, dengan tinggi badan 160cm. Wajahnya manis ditambah dengan gigi gingsul yang menambah manis senyumannya.
Karena didikan kedua orangtuanya yang paham akan agama jadi dirinya bersifat kalem dan independen.
Pesan yang paling di ingat dari Ibunya adalah,"Nak, jadi perempuan itu harus bisa mandiri ya, kalau bukan darurat jangan terus-terusan minta bantuan sama lelaki, nanti kalau udah menikah baru boleh minta bantuan. Tapi ingat nak, suami juga tidak terus mendampingi mu kan." Ucapan itu akan terus-menerus terngiang-ngiang di telinga Izzah.Izzah sejak kecil terbiasa memanggil ibunya dengan sebutan Umi, dan memanggil bapaknya dengan sebutan Abi. Karena dirinya sering mendengar percakapan kedua orangtuanya dengan sebutan itu.
Kini Izzah telah selesai menempuh pendidikan sekolah menengah atasnya. Kemarin juga sudah diadakannya acara kelulusan. Saat itu Izzah juga begitu sedih karena belum bisa melanjutkan kuliah di Tahun ini, sebab dirinya gagal menjalani seleksi ujian yang diadakan oleh Universitas yang diimpikannya. Selama masa sekolah Izzah tidak pernah melakukan yang namanya pacaran, selain karena larangan agama dan orangtuanya, menurut dirinya sendiri pacaran hanya akan menghabiskan waktu dan akan mengganggunya dalam proses pembelajaran. Jadi hingga saat ini dirinya masih sendiri. Untuk membuang rasa sedihnya yang disebabkan oleh gagalnya masuk ke perguruan tinggi, ia berniat untuk liburan kerumah sepupu nya yang berada di Jakarta.
Hasna adalah sepupu Izzah, Uminya Izzah adalah adik dari ibunya Hasna. Rumah Hasna berada di Jakarta. Uminya Izzah awalnya tinggal di sana, namun semenjak ia menikah ia mengikuti suaminya di Semarang yang sekarang menjadi orangtua Izzah.
Sabtu, 22 Juni 2024, menjadi hari kepergiannya dari Semarang.
Pukul 04.20 suara adzan subuh mulai berkumandang bersahut-sahutan.
"Izzah, zah.. umi ke masjid dulu sama abi." Pamit Umi Afifah, Ibu Izzah.
"Iya Umi, Izzah nyusul." Sahutnya sedang mempersiapkan diri di dalam kamarnya.
"Jadi ga sabar ke rumah Hasna, pasti di Jakarta lagi rame ini." Batinnya sembari berjalan menuju masjid di dekat rumahnya.
Sepulang sholat subuh Izzah dan Uminya pun berbincang sembari berjalan.
"Yah.. besok kamu gak berangkat ke masjid ini lagi Zah." Tutur Uminya dengan menatap Izzah sedikit sedih.
"Iya Umi, tapi disana Izzah In Syaa Allah sholat berjamaah juga kok." Jawab Izzah.
"Iya Zah, pokoknya harus sholat jangan sampai telat, mainnya jangan jauh-jauh." Ucap Uminya sembari membelai kepala Izzah.
Setibanya dirumah Izzah pun memilih pakaian yang akan dibawanya ke Jakarta."Wah akhirnya liburan ke Jakarta juga, tapi sayangnya sendiri." Desisnya sembari menata pakaian ke dalam ranselnya.
Abi dan Uminya tidak bisa mendampinginya menuju Jakarta karena ada kepentingan sesuatu.
"Zah nanti kalo udah selesai, sarapan ya." Seru Uminya didapur sedang menyiapkan hidangan untuk sarapan.
"Iya Umi." Sahutnya dari dalam kamar.
Setelah dirinya selesai mengemasi pakaiannya kedalam ransel dirinya pun melanjutkan untuk sarapan.Abi dan Uminya izzah pun terlihat juga sedang menyantap masakannya itu.
"Zah, nanti abis sarapan kamu beli bekal buat dijalan ya." Ucap Uminya sembari memberikan selembar uang rupiah berwarna merah.
"Iya Umi, Makasih banyak ya." Sahutnya menatap fokus Uminya dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semarang Bertemu Jakarta Bertamu (On Going)
Teen FictionSeorang gadis yang tengah berlibur ke Jakarta untuk menghilangkan rasa sedihnya karena gagalnya masuk perguruan tinggi. Liburan itu tak sedikit banyak mengalami kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan. Jakarta akan menjadi tempat yang bersejarah b...