Pagi ini akad nikah akan dimulai, kini Izzah mulai dirias wajahnya. Terpampang jelas gaun pengantin yang berwarna putih serta dengan manik-manik silver menambah keanggunan Izzah pada hari itu.
Mempelai pria juga telah tiba dan tengah bersiap untuk memulai akad.
Waktu menunjukkan pukul 09.00.
Semua telah hening, kini akad nikah akan segera di mulai.
"Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Azizzah Humaira alal mahri Al-surah Ar-Rahman hallan."
(Arti: "Aku nikahkan engkau, dan aku kawinkan engkau dengan pinanganmu, putriku Azizzah Humaira dengan mahar surah Ar-Rahman dibayar tunai.")
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq." Tutur lantang Zhafran Al-Ghiffari dengan satu tarikan nafas.
(Arti: "Saya terima nikah dan kawinnya dengan mas kawin yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah".)
"Bagaimana para saksi, sah?"
"SAH!" Teriak serentak saksi.
"Alhamdulillah."
"Bârakallâhu laka wa bâraka 'alaika wa jama'a bainakumâ fî khairin."
Artinya: Semoga Allah memberkahimu dalam suka dan duka dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua di dalam kebaikan.
Kini Izzah menuruni tangga dengan anggun dan manis bersama uminya yang menggandeng tangannya. Kecantikan Izzah tertutupi oleh cadar yang dikenakannya.
"Silahkan duduk disamping suamimu nak." Bisik lirih uminya.
"Suami?" Kejutnya pertama kali mendengar sebutan itu.
"Nak?" Seru uminya menatap Izzah yang tak kunjung mendekati suaminya itu.
"B-baik mi." Lirihnya.
Akhirnya Izzah duduk dengan manis seraya menunduk karena dirinya belum berani untuk menatap suaminya itu. Entah takut malu atau ragu dengan wajah suaminya itu. Jantung Izzah terus berdetak kencang karena ia masih belum percaya bahwa kini dirinya telah sah menjadi istri dari lelaki itu.
Setelah itu Izzah diminta untuk menyalimi suaminya oleh Abinya. Ia pun lekas menuruti saja dan mulai meraih tangan lelaki itu dan mencium punggung tangannya.
Disaat itu juga disusul dengan suaminya menyentuh puncak hijab Izzah seraya melirihkan doa, "Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih."
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya."
Kemudian dengan spontan ia mengecup kening gadis perempuan itu.
Cup
Izzah begitu terkejut ketika merasakan hangatnya bibir yang tengah menempel di keningnya itu. "Duh.... Ini gak dosa?" Batinnya kemudian menelan ludahnya.
Sepertinya lelaki itu tidak mengalami canggung sama sekali bagai telah memiliki ikatan lekat yang telah lama.
Lantas Zhafran Al-Ghiffari mulai melantunkan surah Ar-Rahman dengan suara yang lembut dan merdu di telinga pendengarnya.
Tunggu, Izzah seperti sudah biasa mendengar suara itu. Teringin rasanya dirinya memandangi sejenak suaminya itu namun ia masih belum berani juga menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semarang Bertemu Jakarta Bertamu (On Going)
Fiksi RemajaSeorang gadis yang tengah berlibur ke Jakarta untuk menghilangkan rasa sedihnya karena gagalnya masuk perguruan tinggi. Liburan itu tak sedikit banyak mengalami kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan. Jakarta akan menjadi tempat yang bersejarah b...