SBJB 15

18 3 0
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa jam menunjukkan pukul 14.50 itu tandanya sebentar lagi akan memasuki waktu sholat ashar.

"Bi, Zhafran izin ke masjid dulu ya." Ucap nya pada Abinya.

"Silahkan nak. Abi menyusul ya, lagi pula belum adzan kan?"

"Iya bi." Balas Zhafran.

Zhafran pun pergi menuju masjid. Selepas tiba disana ia lekas berwudhu.

"Puk."

Suara tepukan yang mengenai pundak Zhafran saat tengah berwudhu.

Dirinya menoleh sekilas dan melanjutkan wudhu nya yang telah sampai kaki.

"Urusan lo belum selesai!" Ucap lelaki dibelakangnya dengan tegas, yang tak lain adalah Nando.

Zhafran lekas menghela nafas.

"Ndo.... Pernikahan ini yang minta bukan gue." Jelas Zhafran.

"Emang gue percaya!?" Cetus Nando.

"Gue dijodohin." Tukas Zhafran.

"Sejak kapan nyokap Izzah kenal sama lo!?"

"Gue gak ngerti Ndo, belum diceritain. Gue cuma dikasih surat wasiat ibu gue."

Nando tersenyum namun senyumnya menduga bahwa Zhafran hanya mengarang belaka.

"Gak usah ngeles. Gue tau lo pinter, tapi gue gak BODOH." Celetuk Nando.

"Udah ya Ndo. Gue mau Adzan dulu."

Nando lekas membatin, "Tapi mana mungkin juga Afan bohong, dia kan sahabat gue, gue juga kenal udah lama."

Kini Nando menatapi kran yang berjejer di tempat wudhu masjid. Hatinya merasa tergerak untuk turut mengikuti Zhafran. Ia pun mengikuti kata hatinya dan lekas berwudhu. Ketika tengah berwudhu dirinya mulai mendengar suara adzan yang begitu merdu nadanya.

Hatinya tersentuh, entah mengapa setiap ia mendengar irama adzan itu, ia begitu menyesal telah meluapkan emosinya tadi.

Abi Hamzah tidak lama pun tiba. Nando lekas menyapa.

"Om Hamzah..."

"Eh Nando, kemana Zhafran?"

"Om nggak denger? Itu tadi yang adzan dia."

"MasyaAllah itu tadi suaranya? Merdu sekali."

Mendengar hal itu Nando merasa begitu cemburu. Namun dirinya baru sadar, ia juga belum pantas untuk bisa menjadi suami Izzah.

"Nak Nando.... Maafkan om ya, om telah menikahkan Izzah." Tutur Abi Hamzah mengelus punggung Nando.

"Loh om? Kok minta maaf, itu kan hak om." Balasnya mencoba untuk tidak merasakan kecewa.

"Om tahu, Nando ingin menikahi Izzah. Tapi maaf, bukan om tidak merestui. Namun ternyata sahabat bibi kamu mewasiatkan anaknya agar menjadi menantunya."

Nando terenyuh ketika mendengar ucapan Abi Hamzah.

"Om.... Maaf Nando begitu egois, ini mungkin udah jalannya seperti ini. Nando juga belum pantas untuk Izzah. Zhafran memang anak yang baik om. Jaga dia baik-baik ya. Sekali lagi maaf om, udah bikin om menikahkan Izzah secepat ini." Jelas Nando begitu lega.

"Kamu tidak salah nak Nando, mungkin ini memang rencana Allah."

"Astagfirullah, jadi lupa mau wudhu Ndo." Lanjut Abi Hamzah.

"Eh iya, yaudah om, Nando masuk dulu ya." Balasnya.

"Iya Nando."

Tak lama kemudian iqamah telah selesai dikumandangkan. Abi Hamzah lekas memasuki masjid.

Semarang Bertemu Jakarta Bertamu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang