part 03

24 12 1
                                    

Allena maju. Tangannya bersiap mengambil sepatu hitam yang ia gunakan, lalu perempuan itu melempar lurus sepatunya dengan sekuat tenaga hingga mengenai kepala Gio cukup kencang.

"GIOSIALAN!! LO PIKIR LO ITU KEREN?! DASAR ORANG JELEK!! MARAH-MARAH MULU KAYAK NENEK LAMPIR!" teriak Allena berapiapi.

Namun ketika Gio berbalik menatapnya dengan tatapan setajam pisau itu membuat Allena terdiam. Sepertinya ia salah sasaran.

Satu

Dua

Tiga

Secepat mungkin Allena langsung berlari kencang dari sana. Kepalanya menengok kebelakang untuk melihat apakah Gio mengejar atau tidak.

Sial! Laki-laki itu ternyata mengejarnya dengan wajah yang kelihataannya sudah murka. Bahkan jaraknya sangat dekat dengan Allena.

Allena berbelok menuju tangga untuk turun ke lorong bawah. Allena berhenti ketika melihat Ibu Nadia selaku guru BK-nya yang baru saja keluar dari ruang guru dan menatap Allena terkejut.

Gio yang melihat gadis itu berhenti ikut berhenti. Jika mereka kena hukum, ini
semua salah Allena.

GIO! ALLENA! NGAPAIN KALIAN LARI-LARIAN DILORONG?! BUKANNYA INI JAM PELAJARAN?! omer Bu Nadia galak sembari berkacak pinggang.

"Itu tuh! Gio ngejar-ngejar saya maksa balikan, ya kan Gio? Padahal saya bilang tunggu dulu tapi dia gak sabaran banget." ucap Allena ngawur sambil berlindung di balik tubuh Bu Naida.

Demi kolor ijo, dikejar Gio sangat menyeramkan seperti dikejar psikopat.

"Gio! Apa bener kamu begitu?!" Bu Nadia melotot kearahnya.

Sementara Gio sudah kesal setengah mati dengan manusia bernama Allena Aruninka itu. Sudah di lempari sepatu, kena fitnah
pula.

Di balik pelindungannya, Allena menjulurkan lidah meledek Gio
karena dirinya di bela oleh Ibu Nadia.

"Saya gak ngejar. Dia yang lempar sepatu ke saya." jelas Gio menahan kesal.

"KALIAN BERDUA IBU HUKUM! HORMAT BENDERA SAMPE JAM PELAJARAN SELESAI! SEKARANG!" perintah Ibu Nadia tegas.

"Hah?! Sampe jam pelajaran selesai itu tiga jam lagi, Bu. Lama banget dong?" keluh Allena tidak terima.

"Pilih hormat bendera atau nama kalian saya masukin ke buku kasus! Biar orang tuanya dateng, mau?!"

"Kasih keringanan dong Bu,"

"GAK ADA!" jawab Bu Nadia. "CEPETAN KE LAPANGAN SEKARANG!"

Allena menghembuskan napas pasrah. Matanya tidak sengaja bertatapan dengan mata hitam Gio yang juga menatapnya tajam.

Tatapannya menjelaskan jika cowok itu sangat marah padanya. Keduanya berdiri bersebelahan sambil menghormat kearah bendera merah putih itu. Sinar matahari yang terik sangat menyengat di kulit
mereka.

Allena melirik AGio lewat sudut matanya. Perempuan itu mengulum senyum diam-diam.

"Kalau di hukumnya sama kamu, aku ikhlas lahir batin kok." ucap Allena yang tidak di balas apapun oleh Gio.

Cowok itu memilih untuk menatap atas tanpa menoleh sedikit pun.

"Maaf ya soal tadi, kepalanya sakit gak?"
Lagi dan lagi pertanyaan Allena hanya di anggap angin lalu saja.

ALGIO [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang