part 20

14 11 0
                                    

"All, sini." suruh Gio membuat Allena ingin segera berlari ke cowok itu.

Namun tangannya masih di cekal oleh Devano. Memang ini Devano sedang mencari mati karena memaksa Allena untuk tetap diam di depan Gio.

Dengan wajah beringas, Gio menendang perut Devano dengan kencang. Lalu tanpa memberikannya kesempatan Gio meninju wajah cowok itu tepat di tulang hidungnya sampai hidung Devano berdarah.

Allena ditarik lembut oleh Gio untuk berdiri di belakangnya. Perempuan itu benar-benar takut berada di situasi ini. Melihat ketua mereka diserang seperti tadi, anak-anak Dragon hendak memberi pelajaran pada Gio.

Tetapi Devano mengangkattangannya untuk menyuruh mereka tidak melakukan penyerangan. Devano mengusap darah dari hidungnya lalu tertawa sinis. "Mantan
lo itu cantik, lo jadiin dia mainan doang kan?" Bertepatan dengan kata Devano, Gio menarik kerah bajunya kuat-kuat.

"Apa lo bilang?" desis Gio.

"Apa? Bener kan gue?"

"Ngomong sekali lagi!"

"Mantan lo can-" Gio memotong ucapan Devano dengan meninju wajahnya kembali sebanyak empat kali sebelum akhirnya Allena menghalangi Gio untuk melakukan hal lebih. Bisa-bisa Devano mati di tangannya.

"UDAH STOP!! GI UDAH!!" jerit Allena ketakutan.

"Sekali lagi lo bawa-bawa dia ke dalam masalah, gue buat hancur muka lo! Gue gak anggap lo sebagai keluarga Rahendra! Inget itu." desis Gio tajam mengancamnya.

Kemudian Gio membawa Allena untuk ikut bersamanya pergi meninggalkan kekacauan di sana. Hari itu, menjadi hari permusuhan
antara Xenom dan Dragon.

Lebih tepatnya Gio dan Devano yang
merupakan saudara sedarah.Tidak ada yang membuka suara selain suara obrolan Kenzo dan Septian di Kantin Mang Ujang.

Allena menunduk dan sekilas melirik
kearah Gio yang tidak juga mengeluarkan suara apapun. Gio tidak menatapnya juga membuat Allena jadi serba salah.

"Maaf repotin kamu. Makasih juga udah tolongin aku dari mereka tadi, aku gak tau kalau mereka musuh Xenom" ucap Allena
memecah suasana.

"Diapain sama mereka?" tanya Gio masih jutek kepadanya.

"Gak diapa-apain kok. Kalau boleh tau kamu ada apa sama kakak ipar? M-maksudnya Devano." Akhirnya pertanyaan yang sejak tadi menggerogoti rasa penasarannya keluar.

"Jangan deket sama Devano. Jadi cewek jangan gampangan percaya sama orang."

Bukannya jawaban dari pertanyaan Allena yang keluar justru sindiran dari cowok berwajah dingin itu.

'Suka lo di rebutin cowok kayak tadi?" Pertanyaan yang sungguh menyakiti hati Allena.

Allena menghela napas. "Emang aku seburuk itu ya di mata kamu?"
"Bukannya emang lo kayak gitu? Sama semua cowok baik padahal lo
gak tau mereka itu kayak apa."

"Gio, pikiran kamu terlalu jauh. Kamu pernah gak sih mikir jadi aku? Sebenernya mau kamu itu apa? Kadang kamu baik, terus nanti cuek lagi sama aku. Aku mau berjuang buat kamu dan tolong hargai, bisa gak sih??" ucap Allena gamang.

Gue gak minta lo buat berjuang." Suara dingin Gio membuat Allena melengos.

"Tapi aku mau dapetin maaf kamu Gi. Aku gak bisa berhenti, dari dulu aku emang sukanya sama kamu doang bukan yang lain." ucap Allena frustasi.

"Capek ya lama-lama ngejar kamu, tolong bisa hargai dikit aja gak sih? Kamu kalau ngomong sama yang lain baik-baik aja kalau sama aku ketus mulu! Sebenci itu kamu sama aku?"

"Aku juga punya hati Gi! Kamu pikir aku gak sakit hati digituin terus? Kamu emang baik tapi sama aku enggak! Aku harus lakuin apa biar kamu maafin?!" tanya Allena emosi.

"Jangan deket-deket sama gue. Karena kalau lo deket sama gue, hidup lo bakal bahaya, All."Gio berkata dengan nada dalam dan
tegas kepadanya.

"Kamu mau aku ngejauh Gi dari kamu? Oke kalau dengan ngejauhin kamu aku bakal dapat maaf dari kamu,aku lakuin Gi walaupun dangan terpaksa." ucap Allena.

"Asal kamu tau Gi aku sakit kalau deket kamu Gi, tapi aku jauh lebih sakit kalau gak sama kamu." lanjutmya lalu pergi meninggal Gio dan anak Xenom yang lain

#Pensi #eventpensi #pensivol13 #teorikatapublishing

ALGIO [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang