Arum bergulung-gulung diatas kasur. Guling dan beberapa boneka jatuh berserakan di karpet bulu. Kakinya menendang-nendang selimut yang membelit kakinya.
Arghhh!
Teriak gadis mungil itu frustasi.
"Lupain Arum.. lupain.. jangan di ingat lagi!" rapalnya dalam hati selama seminggu ini.
Pasalnya selama seminggu ini Arum terbayang-bayang kejadian dini hari di rumah sahabatnya. Arum rasanya mau menghilang dari muka bumi. Lebih tepatnya menghilang dari peredaran kakak sahabatnya.
Pertama kali ada yang mencium bibirnya dan menyentuh tubuh atasnya, bahkan Arum masih bisa merasakan sentuhan tangan besar yang agak kasar itu. Malam itu ketika tangisannya makin kencang dan nyaring, Regaz menghentikan sentuhannya lalu menyempatkan membenahi dress tidurnya yang berantakan, setelah itu meninggalkannya sendirian diatas meja bar, tanpa kata.
Sial sekali!
Untungnya weekend ini dia bisa menghindar dari acara menginap di rumah sahabatnya. Karena kemarin setelah kelas selesai, Arum langsung kabur dari Rora. Rora yang ditinggal pun berteriak keras dan nyaring sambil berlarian mengejar Arum. Mereka berdua saling kejar kejaran, sampai orang-orang kampus pun heran dengan tingkah dua gadis itu. Meskipun Arum mungil tapi larinya sangat lah gesit jadi ketika tiba di parkiran dia langsung masuk ke mobilnya lalu tancap gas. Rora pun dia tinggal, yang seharusnya pulang bersama karena hari itu Arum yang bawa mobil ke kampus. Dan setelah sampai rumah ponselnya dia matikan. Bisa dipastikan Rora akan mengomelinya kalau bertemu.
Gadis yang rambutnya berantakan seperti singa itu, beranjak dari ranjang yang bentukannya super duper berantakan. Berjalan tanpa tenaga menuju Tuan Krabby yang tertidur di sofa, kucing jantannya yang berbulu lebat.
"Tuan.. Tuan Krabby.. " panggil Arum merengek. Mengusap-usap pipi kucingnya dengan gemas, lalu mengangkat kucingnya untuk dia gendong.
Gadis itu berjalan menuju balkon, duduk dengan nyaman di kursi gantung, menatap langit yang berwarna orens ke kuningan sambil memangku Tuan Krabby.
"Tuan Krabby.. Arum stress nih.. "
"Arum malu Tuan.. "
meow..
"Tuan Krabby.. hikss.. Tuan.. Arum takut sama manusia itu.. "
"Doain Arum terhindar dari manusia yang kejam itu yaa.. Tuan.. "
meow.. meow..
Arum meracau, curhat ke kucing jantannya yang sialnya tipikal kucing bloon. Lihatlah mukanya bloon sekali! tapi Arum tetap sayang.
Setelah sesi curhatnya bersama Tuan Krabby, gadis mungil itu memutuskan berendam di bathtub untuk merilekskan tubuhnya. Kali ini dia memasukkan bath bomb aroma vanila ke dalam air hangat, juga menyalakan scented candle yang menguarkan aroma berries.
Arum menyamankan posisinya, setelah menaruh bathtub tray yang berisi cemilan, minuman dan ipad. Kalau biasanya dia berendam sambil tidur, kali ini dia berendam sambil menonton.
Kali ini Arum ingin menonton drakor bergenre survival thriller. Dahi nya mengernyit ketika memilih beberapa judul drakor yang akan dia tonton, dan akhirnya dia memilih drakor dengan judul happiness. Lalu gadis itu menonton dengan fokus, sesekali mengunyah keripik singkong.
Arum memutuskan berhenti nonton di episode dua. Membuka penutup lubang bathtub, lalu beranjak menuju shower membilas tubuhnya dengan air dingin, setelahnya memakai bathrobe. Gadis mungil itu berjalan ke wastafel untuk gosok gigi dan mencuci muka. Keluar dari kamar mandi dia memencet tombol khusus untuk memanggil pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled with Her Brother
Romance"Jangan Mas Re, jangan lagi.. hiks.. " Arum menggeleng panik, suara tangisannya mulai keluar. "Jangan, kenapa hm?" *** Gadis mungil bernama Arum, terjebak hubungan panas dan liar dengan kakak sahabatnya sendiri. *** Tulisan masih berantakan, revis...