9.

4K 74 1
                                    

Happy Reading <3


Di sebuah ruang kerja serba monokrom. Sekarang di hadapannya Regaz, terlihat dua gadis yang menunduk penuh kecemasan dan ketakutan lantaran menunggu hukuman yang akan menanti.

Regaz menatap dua gadis itu dengan tajam. "Tau kesalahan kalian apa?" dia bertanya dengan nada tegas yang rendah namun dingin.

Hening, gak ada yang menjawab, membuatnya makin geram. Regaz menghela napas panjang lantaran kesal, mencoba menahan amarah sebisa mungkin.

Regaz menatap tajam adiknya yang menunduk "Kamu, Rora. Gimana nasib kamu kemarin kalau gak ada Brandon disana?"

Rora menatap kakaknya takut-takut tanpa menjawab.

"Kenapa gak jawab Kakak? bisa-bisanya kamu suka laki-laki modelan kayak gitu. Kakak merasa gagal menjaga kamu-"

"Bukan salah Kak Re, ini semua salah Rora yang terlalu bodoh suka sama laki-laki seperti Nolan," sela Rora lirih. "Kak Re jangan menyalahkan diri."

"Dulu banget Kakak pernah bilang, jangan asal menilai orang dari tampilannya aja, karena itu biasanya hanya sampul. Dan jangan mudah percayaan sama orang sekalipun dia terlihat baik, kita gak tau aslinya dia kayak gimana, punya niatan apa." Regaz berucap panjang lebar, mengingatkan adiknya.

Rora menatap kakaknya sambil meneteskan air mata. "Maafin Rora, Kak Re."

Regaz berjalan mendekat ke Arum, membawa aura dominan yang kental. "Dan kamu, katanya sahabatnya Rora, tapi kenapa bisa membiarkan Rora pergi kencan sama laki-laki yang gak jelas asal-usulnya?!" ucap Regaz tajam sambil menunjuk Arum yang menundukkan kepala.

Rora menarik kakaknya menjauh dari Arum. "Kak Re, jangan salahin Arum! ini semua salah aku yang terlalu bodoh!" dia gak terima sahabatnya di salahin kakaknya, pasalnya semua ini bermula karena ketololannya yang terlalu percaya sama imagenya si bangsat Nolan.



Flashback...

Malam itu setelah menonton film di bioskop selesai, dia di ajak Nolan 'dinner romantis' disalah satu restaurant terkenal, masih di Alaska Palace.

Nolan menatapnya hangat. "Habis ini ikut aku bentar mau? aku mau ambil barang di temen, anaknya lagi di sekitaran sini sih"

Dia dengan kesadaran penuh mengangguk, tersenyum manis. "Iya boleh kok, asal sama Kak Nolan" Rora gak kuat melihat senyuman hangat yang selalu terpancar dari wajah tampan sosok laki-laki di depannya.

Setelah menghabiskan makanan sesekali mengobrol, Rora akhirnya diajak bertemu teman Nolan, dan tempatnya yang membuat Rora ragu untuk ikut masuk, club malam yang hanya di isi orang elit. Yah meskipun dia juga orang elit namun belum pernah menginjakkan kaki ke dalam club ini! dia sama Arum mah anak rumahan.

"Sorry Kak, ini beneran disini temannya Kakak?" Rora beranikan bertanya dengan posisi masih di dalam mobil.

Nolan menoleh menatapnya dengan tersenyum, "iya disini, nggak lama kok. Cuma ambil barang, lumayan penting soalnya. Yuk ikut masuk, bentaran doang"

Rora dengan ragu mengikuti Nolan turun dan masuk ke dalam Alaskanian Pub. Matanya mengedar menatap sekeliling, memang bener club nya orang kaya, ruangan dan suasana mahalnya langsung terasa begitu masuk kedalam.

"Kamu pasti udah sering masuk sini kan? secara rumah kamu di Alaska Palace," tanya Nolan sambil tangan kirinya melingkar di pinggangnya Rora.

Rora sedikit ragu menjawab dengan jujur apa bohong, "emm... aku belum pernah masuk sini sih Kak. Ini pertama kalinya sama kamu"

Entangled with Her BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang