17.

1K 59 7
                                    

Happy Reading <3

Setelah mendengar cerita Rora tentang pertemuan keluarganya kemarin, entah kenapa Arum merasa sesak dan sedih. Tangannya mengelusi bulu-bulu lembut dan lebatnya tuan krabby yang tertidur di pangkuannya.

Harusnya dia senang dan merasa aman lantaran sudah tidak menginap di rumah sahabatnya. Dia tidak akan was-was lagi dengan keberadaan Regaz, tapi kenapa dia sekarang merasa sepi dan kosong?

Netra jernihnya menatap langit cerah dengan sedikit tambahan warna jingga, tidak sesuai dengan suasana hatinya yang kelabu.

"Nona, Arum... "

Mendengar suara bibi Mery, Arum menolehkan kepalanya "kenapa, Bi?"

"Dipanggil, Nyonya. Ditunggu di ruang santai"

Arum mengangguk, menaruh tuan krabby di sofa lalu berjalan ke tempat bundanya berada.

"Ada apa sih, Bunnn?" tanya Arum dengan manja begitu memasuki ruang santai keluarganya. Bunga terlihat membaca majalah fashion ditemani TV yang menyala.

"Nanti ada acara makan-makan di rumah" Bunga menepuk-nepuk ruang kosong sebelahnya.

Melihat itu, Arum langsung duduk di sebelah Bunga. Kedua lengannya memeluk perut Bunga, juga kepalanya dia taruh di bahu bundanya. Hari ini dia ingin bermanja-manja pokoknya. "Tumben, siapa aja tamunya?"

"Keluarga Rora, sama dua kolega terdekat Ayahmu"

"Rame dong nanti? Males ah... Arum bobo di kamar aja" hari ini rasanya Arum malas sekali untuk ber—ramah tamah.

Bunga mencubit pipi anak manjanya, "nggak boleh gitu sayang, nggak sopan"

"Yaa lagian... dalam rangka apa sih, Bun?"

"Reuni kecil-kecilan. Nanti ada Cello sama Zello juga  loh, kamu gak lupa mereka kan?" tanya Bunga.

"Iya kah? Gak mungkin lupa lah. Sekitar tiga minggu yang lalu aku udah pernah ketemu mereka sih waktu di taman." Arum sedikit antusias begitu mendengar ada Cello dan Zello.

"Oh yaa? berarti udah hampir satu bulan keluarga Arvery di Alaska Palace"

"Iyaa, nanti jam berapa sih?"

"Jam 7 malam"

"Kok Bunda gak bantuin bibi?" Arum sedikit mengerutkan keningnya.

"Soalnya nanti kita cuma barbeque—an di taman, sayang"

"Oh, pantesan Bunda nyantai sekali" sekarang Arum paham bundanya terlihat santai, pasalnya Bunga tipikal heboh kalau ada acara di rumahnya.

Bunga mengelusi rambut putrinya. "Belum aja sayang, habis ini bunda cek perlengkapan bahan yang udah di beli Bibi. Karena berbeque lebih simple, jadi Bunda agak nyantai"

Ibu dan anak itu lanjut berbincang-bincang santai sambil bercanda, langit yang tadinya cerah sekarang berganti menjadi gelap. Mereka berdua terlalu asyik sampai-sampai tidak menyadari sosok pria berwibawa yang mendekati mereka.

"Dua kesayangan Ayah kok masih nyantai disini?"

"Loh udah pulang, sayang?" Bunga terkejut, menatap suaminya yang tersenyum lembut. Mata nya melirik jam di dinding, ternyata hampir jam 6 malam. Pantas saja suami kesayangannya udah pulang.

Arum tertawa kecil "kita keasikan ngobrolnya Bunda, sampai gak ingat waktu."

"Iya nih, kebiasaan para wanita kalau udah ngobrol gak inget waktu" Sakti memeluk istrinya sebentar, lalu mengecup dahinya, setelahnya mengecup dahi putrinya. "Bunda gak lupa kan sama agenda hari ini? "

Entangled with Her BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang