5.

5K 98 6
                                    

Warning guyss...

Be wise! kata-kata kasar bertebaran

Happy Reading <3

***

Selama seminggu menginap di rumah sahabatnya Arum merasa aman dan tenang, pasalnya Regaz ternyata harus perjalanan bisnis mendadak ke Toronto.

"Rum, badan gue kok rasanya gak enak yaa?" ucap Rora menghampiri Arum di room theater rumahnya.

"Gak enak gimana? kamu demam?" tanya Arum ketika Rora duduk di sampingnya.

Rora menyenderkan kepala di bahu Arum, "gatauuu, tiba-tiba tenggorokan ku gak enak buat nelen"

Arum menempelkan punggung tangannya di dahi sahabatnya, lalu berjengit kaget merasakan suhu nya yang panas. "Kamu panas, ayo kita ke Rumah Sakit, kamu kayaknya radang tenggorokan deh" ucap Arum khawatir.

"Males, gue gak mau ntar di suntik" rengek Rora dengan suara yang mulai serak.

Arum menghela napas sabar "Kalau makin parah nanti gimana? aku telpon dokternya ke sini aja ya?"

"Gak mauuuuu Rumm!"

"Ngga bakal di suntik deh, aku jamin" Arum meyakinkan sahabatnya, takutnya Rora makin parah  terus nanti dia di bantai Regaz gimana? pikirannya mulai melantur.

"Beneran, awas aja kalo boong" jawab Rora yang mulai luluh.

"Iya beneran, aku gak bohong" yakin Arum.

"Hmm.. yaudah deh"

"Oke, aku hubungi dokternya sekarang" Arum lalu  menghubungi dokter keluarganya.

"Ayo aku antar ke kamar, kamu nunggu disana aja sambil tiduran" ajak Rora ke sahabatnya.

"Disini aja" pinta Rora.

Arum memaksa Rora bangun "Disini gak nyaman, ayo pindah"

Rora terpaksa mengikuti kemauan Arum dengan tetap menyenderkan kepalanya. Dia berjalan lemah dengan bantuan rangkulan sahabat mungilnya. Sebenarnya dia takut jatuh tapi mau gimana lagi? daripada di gendong satpam, dia sih ogah.

***

"Harap kurangi jajanan gorengan juga makanan yang mengandung pemanis buatan ya?" ujar sang Dokter setelah selesai memeriksa Rora.

"Baik Dok" Arum mewakilkan menjawab.

"Perbanyak minum air putih, juga kalau bisa kumur-kumur pakai air garam" lanjut sang Dokter memberi saran. Lalu memberikan resep obat ke Arum.

"Siap, makasih Dokter Cakra udah mau direpotkan kesini" Arum merasa gak enak mengganggu Dokter yang berusia 30 an itu.

Dokter Cakra tersenyum "Santai saja Arum, kayak sama siapa saja"

"Arum nggak enak mengganggu waktu Dokter" Arum terkekeh singkat.

"Saya suka kalau Arum yang mengganggu" goda sang dokter menatap Arum yang terlihat malu-malu, sambil melangkah menuju pintu kamar dengan Arum yang mengikuti disampingnya. "Sering-sering ganggu saya ya— "

Ucapan dokter Cakra terputus, "Hmm.. " begitu terdengar suara deheman seorang pria yang baru datang.

Arum yang tadinya tersenyum menghentikan senyumannya, melihat kakak sahabatnya yang sudah berada di ambang pintu. "Kenapa udah pulang sih?" kesal Arum dalam hati.

Regaz menatap dingin Arum yang terlihat kaget, "siapa?" tanya Regaz tajam ketika melihat ada sosok lelaki yang berada di dalam kamar adiknya.

Cakra yang melihat situasi menjadi dingin pun angkat suara, "perkenalkan saya Dokter Cakra" dengan tangan yang terulur.

Entangled with Her BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang