Kali ini Arum ada kelas pagi, dia telah siap dengan baju crop lengan panjang warna sage dan loose pants warna khaky. Rambutnya seperti biasa dia cepol, menyisakan poninya yang tipis. Tidak lupa membawa totebagnya, lalu beranjak ke bawah sambil memainkan ponselnya. Terlihat ada pesan masuk dari Rora.
Rowra🦅
Gue udah didepan nih, mulai sekarang lo gak bakal bisa kabur lagi😊👊iya iyaaa!
otewe ke dpn nii
Arum mendengus kesal, pasalnya mulai sekarang dia gak bakal bisa lagi bawa mobil ke kampus. Karena Rora kemarin ngadu ke orang tuanya, jadi dia di ceramahin panjang lebar yang intinya gak boleh bawa mobil, yang bawa mobil biar Rora aja katanya supaya gak dia tinggal kabur.
"Sayang.. " suara Bunga menyapanya, ketika sampai di ruang tamu.
Arum pun menghampiri Bundanya, untuk berpamitan "Arum, berangkat dulu Bun" sambil memeluk Bunga, yang kali ini terlihat fresh memakai dress kuning pastel. Meskipun udah berumur Bunga terlihat masih cantik dan anggun, kerutan tanda penuaan pun hanya samar-samar. Semua itu menurun ke Arum yang meskipun udah kuliah, banyak yang mengira dia masih anak sekolahan.
"Iya.. hati hati.. jangan nakal lagi loh.. " Bunga melepas pelukan, setelahnya mencubit pelan hidung Arum karena gemas.
Arum cemberut "Huft.. gak lagi.. tapi gak janji.. hehehe" lalu terkekeh, pasalnya dia gak yakin kalau gak bikin ulah lagi.
"Kamu ini, udah sana berangkat, Rora udah nunggu tuh"
"Siapp.. byeeee.. Bundakuuu" Arum berlari sambil memberi kiss bye ke Bunga.
Ketika memasuki mobil, Arum langsung diserbu omelan sahabatnya.
***
Seorang lelaki dewasa terlihat fokus memimpin rapat, terlihat aura dominan sangat kuat. Ruangan terasa makin mencekam ketika salah satu alis selebat ulat bulu lelaki tersebut naik.
"Brandon.. " ucapnya dengan nada datar, namun tajam ke sekretarisnya.
"Iya, Pak" sahut nama yang dipanggil.
Matanya menatap tajam seluruh orang yang mengikuti rapat "Ada penyusup di divisi keuangan Salim Heritage Cuisine, segera cari tahu, saya beri waktu satu jam setelah rapat selesai." ucapnya tegas.
"Baik, Pak" jawab sang sekretaris lelaki itu dengan cepat. Meskipun dalam hati mendumel, pasalnya cuma diberi waktu satu jam, bosnya ini emang gila!
"Ingat, sekecil kalian menyembunyikan bangkai kecurangan pasti bakal tercium. Dan tidak akan ada ampun bagi siapa pun itu!" tukasnya dengan nada tajam dan sinis.
Semua orang di ruangan tersebut bergidik ngeri dan gemetar.
Setelah 30 menit, rapat pun selesai. Sang pemimpin pun keluar ruangan dengan diikuti sekretarisnya. Beberapa orang yang mengikuti rapat pun menghela napas panjang dengan lega.
"Gila, lo Regaz! serius lo nyuruh gue ngusut cuma dalam waktu satu jam?!" lelaki jangkung bertanya dengan berapi-api.
"Hmm.. " Regaz berdehem "Sopan ngomong seperti itu?"
"Halahhh, pencitraan mulu lo njing" dumel lelaki jangkung itu lebih tepatnya sang sekretaris, Brandon.
Regaz menatap Brandon tajam "Lo, jadi sekretaris gue gak ada sopan-sopannya, heran gue, mau gue pecat lo?"
"Tai, lo Gaz! kalo aja Mami Papi gue gak ngehukum dengan ngebekuin kartu kredit dan semua fasilitas gue disita, gue juga ogah kali jadi babu lo." Brandon bersungut kesal lalu menghempaskan punggungnya ke sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled with Her Brother
Romance"Jangan Mas Re, jangan lagi.. hiks.. " Arum menggeleng panik, suara tangisannya mulai keluar. "Jangan, kenapa hm?" *** Gadis mungil bernama Arum, terjebak hubungan panas dan liar dengan kakak sahabatnya sendiri. *** Tulisan masih berantakan, revis...