Happy Reading <3
Regaz gak habis pikir dengan mamanya, gimana bisa dia bertunangan dengan Karin, aneh sekali. Mungkin Mamanya sedang bercanda.
Sekarang dia mencari keberadaan gadis mungil itu di tengah-tengah para orang tua yang sedang berdansa bersama pasangannya. Entah kenapa pikirannya langsung tertuju ke sahabat adiknya begitu mendengar permintaan Mama nya tadi.
"Re! Dansa, yuk!" Karin tiba-tiba mendekati Regaz, mengamit lengannya erat sambil tersenyum cerah. Hatinya sangat berbunga-bunga. Dua langkah lagi, dia bisa memiliki laki-laki di hadapannya secara utuh untuk dirinya sendiri. Dia sangat gak sabar!
"Lepasin" desis Regaz kesal.
"Gak mau! Ayo kita dansa... " rengek Karin manja.
Dengan sekuat tenaga, dia lepas lengannya yang di amit Karin, "jauh-jauh, risih tau gak" ketus Regas. Setelahnya berlalu pergi ninggalin Karin, dia pergi ke sudut kanan samping, tempat meja berisi berbagai macam dessert.
Regaz mendengus melihat adik dan gadis mungil yang dia cari-cari dari tadi, ternyata sedang bercanda asik sambil menyantap beberapa makanan manis.
"Tega lo Bro! Gak ngundang gue ke pesta Anniv ortu lo"
Suara yang setiap hari selalu ada di sekitarnya membuat langkahnya terhenti. Regaz menoleh ke samping, yang memunculkan wajah menyebalkan sekretaris sekaligus temannya. "Kenapa lo bisa disini?" Regaz menatap curiga, pasalnya temannya ini udah di usir dari rumah, tapi sekarang kok bisa menghadiri pesta orang tuanya.
"Wakilin bokap nyokap yang lagi honeymoon entah yang ke berapa. Kayak lo gak tau aja, mereka nyuruh gue karena lagi butuh pengganti aja! Harusnya gue sekarang bermanja ria sama Sabella" jelas Brandon kesal.
"Oh, ya udah. Sana temuin Bokap sama Nyokap gue" setelahnya Regaz melanjutkan langkahnya menuju tempat si gadis mungil.
Bukannya menuju tempat orang tua Regaz berada, Brandon justru ngikutin Regaz dari belakang.
"Ngapain lo ngikutin gue? Sana lo jauh-jauh dari adek gue!" ketus Regaz tanpa menoleh ke belakang.
"Apasih, galak banget. Gak bakal gue apa-apain elah" Brandon berucap santai. Gak bakalan juga dia jahilin lagi tuh macan garong, ponselnya udah jadi korban soalnya. Dia masih kesal, semoga aja bisa nahan.
"Awas aja lo" peringat Regaz.
"Ngapain mungut sampah?" Sindir Rora begitu menyadari orang dibelakang Kakaknya.
Mulut Brandon gatal sekali, gak tahan pengen bales ucapan julidnya Rora. Tapi dia tahan sekuat tenaga.
"Udah, jangan ribut di hari bahagia Mama sama Papa" ingat Regaz ke adiknya.
Rora cemberut, menatap sinis dan tajam sosok manusia paling menyebalkan di muka bumi. Siapa lagi kalau bukan Brandon.
Arum risih beberapa kali mendapati Regaz menatapnya dalam, tepatnya bagian dadanya. Perasaan bajunya aman-aman aja kok, tapi kenapa melototin bagian dadanya mulu.
"Gue nanti mau tidur sama Mama, Rum. Lo gak apa-apa kan tidur sendirian?" Rora menatap Arum dengan perasaan gak enak pasalnya selama ini tidurnya selalu barengan sama Arum kalau kemana pun. Tapi kali ini dia masih pengen bermanja dengan mamanya.
Arum mengangguk paham, pasti sahabatnya ini ingin bermanja bersama mamanya. "It's Okay"
Rora mengeluarkan card access dari clutch nya, "Nih, kartunya. Di lantai 8, Nomer 832 sampingan sama kamarnya Kak Re." lalu menyerahkan ke Arum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled with Her Brother
Romance"Jangan Mas Re, jangan lagi.. hiks.. " Arum menggeleng panik, suara tangisannya mulai keluar. "Jangan, kenapa hm?" *** Gadis mungil bernama Arum, terjebak hubungan panas dan liar dengan kakak sahabatnya sendiri. *** Tulisan masih berantakan, revis...