Happy Reading <3
"Roraaaa... udah dong berhenti nangisnya, mata kamu sampai bengkak loh" Arum berusaha membujuk sahabatnya yang dari semalam sampai pagi ini masih menangis, berhenti nangisnya pun karena tertidur.
"Kak Re, Rum! Dia jahat banget sama gue... hiks... lebih bela temen bangsatnya dari pada adiknya sendiri."
"Kamu udah ulang ucapan itu berkali-kali loh dari semalem. Ini gak jadi shoppingnya? Kata mu kemaren mau ke salon juga, lihat mata kamu bengkak banget tau? Katanya mau tampil cetar membahana buat besok"
"Ini semua gara-gara si brengsek Brandon, awas aja tuh orang! Bakal gue bales lagi! Lo dukung gue kan, Rum?" Rora menatap ke sahabat mungilnya.
"Iya, pasti! Mending sekarang kamu mandi, habis itu kita ke mall, oke?" Dia iyakan ucapan sahabatnya ini, dia gak tega pasalnya tatapannya sangat memelas. Lagian emang Brandon nyebelin bikin huru-hara aja bisanya.
"Hmm... " Rora berjalan lesu menuju kamar mandinya.
Sambil menunggu sahabatnya, Arum memakai lip tint rasa strawberry lalu berjalan menghampiri tuan krabby untuk dia pangku.
Setelah beberapa menit, Rora selesai bersiap. "Udah siap nih gue"
"Ohh, yaudah yuk... " semangat Arum berjalan duluan keluar kamar.
Rora mengikuti sahabatnya yang kegirangan. "Tumben, semangat amat lo"
"Emang gak boleh yaa?" tanya Arum
"Gak! Harusnya hari ini gue yang lebih semangat huaaaa, gak mood banget sumpah" rengek Rora sambil gelendotan ke bahu sahabatnya.
Arum tertawa ringan, "dasar ihh."
"Semua cowok tuh emang nyebelin, bahkan kakak gue sekalipun!" racau Rora, setelah duduk dengan nyaman di dalam mobilnya Arum.
Diam-diam Arum mengiyakan dalam hati, tangannya dengan lihai mulai menyetir mobilnya. Untuk membuat mood sahabatnya membaik. Dia memutar lagu kesukaan temannya, yaitu Unwritten-Natasha Bedingfield.
"Tau aja lo Rum," ucap Rora, setelahnya dia bernyanyi mengikuti lirik lagu dengan suara sumbang.
feel the rain in your skin...
no one else can feel it for you...
only you can let in...
no one else, no one else...Arum pun sesekali ikut bernyanyi. Karena terlalu asik bernyanyi, tanpa terasa tiba-tiba udah sampai mall aja.
"Kemana dulu nih?" tanya Arum begitu memasuki Crown Jewel Plaza, kali ini mereka berdua memilih mall di dekat pusat kota dari pada mall yang ada di Alaska Palace.
"Shopping dulu habis itu nyalon" jawab Rora dengan matanya yang menatap sekitar, "cogannya bening-bening, Rum! Emang gak salah kita kesini dari pada di Alaska Mall, bosen isinya itu-itu aja."
Mereka berdua akhirnya memasuki salah satu fashion store terkenal. Arum fokus memilih beberapa baju yang terlihat menarik di matanya, begitu pula dengan Rora.
"Halo, gadis cengeng... " seorang cowok tiba-tiba menyapa, mendekati Arum.
Arum menoleh, seketika tersentak kaget. Itu dia, cowok nyebelin yang di ruang perpustakaan!
"Siapa lo?" tanya Rora berjalan mendekati cowok itu. Menatap tajam setelah melihat sahabat mungilnya yang tersentak kaget dengan mata yang membola. Sepertinya dia pernah melihat cowok ini tapi lupa dimana.
"Minggir sana, gue gak ada urusan sama lo" usir cowok itu.
"Terus? Urusan lo sama siapa hah?" Rora menelisik cowok didepannya ini dari atas hingga bawah, dia ulang berkali-kali. Sampai cowok itu terlihat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled with Her Brother
Romance"Jangan Mas Re, jangan lagi.. hiks.. " Arum menggeleng panik, suara tangisannya mulai keluar. "Jangan, kenapa hm?" *** Gadis mungil bernama Arum, terjebak hubungan panas dan liar dengan kakak sahabatnya sendiri. *** Tulisan masih berantakan, revis...