12.

2.6K 49 1
                                    

Warning lagi tapi dikit❗

Happy reading <3


Gadis mungil yang memakai sweater sage sedikit oversize di padankan rok span coklat di atas lutut juga memakai ankle boots  —itu tengah berjalan sendirian menuju perpustakaan.

Dua hari ini hidup Arum aman, nyaman tentram tanpa ketakutan akan eksistensinya Regaz. Tapi entah kenapa dia merasa sedikit ada yang kurang.

Sahabatnya itu malas ikut ke perpustakaan. Rora memilih menunggu di kantin, jadi di sinilah dia mencari buku ya dia inginkan. Kenapa sih buku yang selalu dia butuhkan tempatnya di atas, untuk ukuran gadis pendek sepertinya mana bisa ngambil sendiri.

Arum celingukan mencari sesuatu yang bisa dia naiki. Dia memilih berjalan menyusuri setiap sudut dengan mata yang berpendar, namun matanya membola seketika, pendengarannya yang tajam mendengar suara rintih desah keenakan, seperti suara yang dia hasilkan ketika tubuhnya di sentuh dan di goda jari-jari nakal kakak sahabatnya.

Dia bukanlah tipikal anak yang kepo sebenarnya, tapi entah kenapa kali ini dia sangat penasaran. Siapa orang yang dengan gilanya melakukan hal memalukan itu di ruang perpustakaan? Dengan pelan Arum mendekati suara yang berasal dari sudut pojok belakang.

"Akhhhh... beybhhh... pelanhh plhh pleshhh... umhhhh... ngiluhh bangethh... konhh tolhhh akhhh akhhh bronhh donghhuhhh enakhh bangethh... kerashinn sayanghhh akhhhh... " jantung Arum berdesir, dia merasakan geli nikmat ketika mendengar, ucapan yang gak pantes sama sekali keluar dari mulut wanita yang seharusnya beradab dan lemah lembut.

Arum mengintip pelan dari sela-sela ruang yang tercipta dari buku dan rak. Matanya seketika membola, mulutnya yang hendak memekik berteriak di sumpal telapak tangan besar seseorang. Dia mengabaikan orang di belakangnya, pasalnya dia benar-benar kaget sekali!

"Rojokhhh aghhh... emhhhh terushh beybhhhh ughmmm... shhhh... akhhhhhh... "

Sepasang lawan jenis yang memacu rasa kenikmatan surga itu ternyata Nolan dengan salah satu dosen yang terkenal killer dan berumur 40 an tahun. BENAR-BENAR GILA! Dia sangat menyesal dulu pernah menganggap Nolan tipikal orang yang green flag dan soft boy.

Arum memejamkan matanya, dia gak sanggup melihat persetubuhan mereka yang makin brutal. Dan dia baru menyadari punggungnya menempel di dada bidang seseorang yang pastinya lelaki. Hembusan napas berat lelaki itu terasa di samping telinganya.

"Mau praktekin sama apa yang lo liat?" Suara lelaki di belakangnya ini serak dan berat sekali membuat Arum merinding gemetaran. Gimana cara dia bisa pergi dari kukungan lelaki di belakangnya ini. Sial sekali nasibnya.

"Maaf, to—tolong lepasin" cicit Arum dengan suara pelan, tangannya berusaha melepas belitan di pinggangnya.

Lelaki itu dengan berani mengecup pelan pipi tembam Arum "Ogah, gue udah nyaman. Gimana dong?"

Batin Arum berteriak frustasi, dengan berani dia mencoba memberontak di iringi suara desahan dua orang yang sampai sekarang masih berlanjut. "Tolong banget, le—pasin" dia benci banget keadaan seperti ini, air matanya merambat turun, kesal sama dirinya sendiri yang sok-sokan kepo berakhir menyusahkan diri.

"Di bilang gak mau!" siapa sih lelaki kekanak-kanakan ini, menyebalkan sekali. Apa ini yang di rasakan Rora ketika berhadapan dengan Brandon yang menyebalkan. Apakah dia kena karma? pasalnya diam-diam dia pernah menertawakan kekesalan sahabatnya itu.

"Hiks, tolong lah" Arum memohon putus asa, air matanya makin membanjiri wajah mungilnya, dia terisak pelan.

"Balik badan lo dulu, kalo mau di lepasin"

Entangled with Her BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang