Happy Reading <3
Seorang wanita paruh baya tengah duduk nyaman di taman yang penuh dengan berbagai macam bunga. Wanita paruh baya itu terlihat pucat dan rapuh namun tidak mengurangi pancaran garis kecantikannya."Sayang... " panggil sosok pria paruh baya yang datang mendekati wanita itu dengan menenteng bucket balon juga dua es krim cone rasa vanilla.
Wanita itu tersenyum melihat Randanu —pujaan hatinya yang selalu memberikan hadiah kecil, meskipun terlihat sederhana namun dia sangat menyukai hadiah-hadiah kecil itu. "Makasih, Pah"
"Iya, sayang. Gimana kamu senang bulan ini di temani Bunga?" tanya Danu dengan tangannya yang mengusap-usap lembut pipi tirus istrinya.
"Mama happy sekali, Pah. Di temani Bunga yang banyak cerita hal seru tentang Regaz sama Rora. Bunga juga banyak cerita gosip terbaru dari yang receh sampai yang gong parah!"
Danu tersenyum melihat Tania —istrinya yang sangat bahagia lantaran bulan ini di temani sahabatnya. "Papa ikut seneng dengernya. Maaf ya sayang bulan ini jarang Papa temani."
Tania tertawa ringan setelah menjilat es krimnya, "it's okay, Pah. Mama yang harusnya minta maaf, ngerepotin Papa mulu selama ini. Sampai-sampai harus ikut pindah negara juga. Bikin kerjaan Papa ribet."
Danu menggenggam erat salah satu tangan Tania, matanya menatap hangat mata Tania yang tadinya berbinar ceria, menjadi sendu. "Hei, kamu gak ngerepotin sayang. Papa malah tidak suka kalau tidak kamu repotin, jadi kemana pun kamu berada, Papa harus ikut pokoknya. Dan pekerjaan Papa selama ini aman terkendali di tambah berkat bantuan kehebatan putra kita."
Tania berkaca-kaca mendengar ucapan tulus dari suaminya, "tapi kalo Mama pergi jauh, Papa gak boleh ikut. Sudah cukup tugas Papa menemani Mama yang sakit-sakitan i—"
Danu memeluk Tania erat, sebelum istrinya itu mengucapkan kata-kata yang tidak dia sukai. "Mama tidak akan kemana-mana, dan akan selalu berada di samping Papa."
"Tapi Pah—"
"Sudah sayang, lihat es krim kesukaan kamu mulai mencair loh."
"Wah iya, hehehe... " Tania cekikikan melihat es krimnya yang mencair, seketika dia melupakan ucapannya yang terpotong.
Danu tersenyum tipis, dia selalu suka tawa riang istrinya. "Sayang, sebentar lagi kita anniversary. Kita buat pesta ya? udah lama tidak kita rayakan."
"Hm... Mama udah gak secantik dulu, Pah. Apalagi kalau pakai gaun. Gak akan cocok buat tubuhku yang ringkih."
"Kata siapa? sekarang saja kamu pakai dress simple seperti ini, terlihat sangat cantik dan cocok sekali sayang."
"Papa bohong! Mama udah gak secetar princess lagi... " ucap Tania merengek. Mengingat dia di masa muda sangat lah cantik cetar membahana tapi sekarang dia berkebalikan, sangat pucat seperti mayat juga kurus.
Danu tertawa ringan. "Sayang, kamu dimata Papa selalu cetar membahana. Dan akan selalu menjadi princess nya Randanu," ucapnya, lalu mengecup cepat kedua pipi Tania.
Tania berdecak, setelahnya tertawa ringan. Beruntungnya dia berhasil meruntuhkan tembok dinginnya Randanu. Andai dulu dia gak jadi cegil —cewek gila, dia gak akan di bucinin sampai segininya. Di satu sisi dia juga khawatir meninggalkan pujaannya tiba-tiba untuk selamanya.
"Jadi mau ya, kita rayakan?" bujuk Danu.
"Boleh deh, tapi Mama maunya kecil-kecilan aja. Kita rayakan di indonesia aja. Mama juga pengen ketemu Karin."
Danu tersenyum, "apalagi sayang? kamu boleh minta apa pun."
Tania menggeleng, "itu aja dulu. Oh, Mama juga pengen banget uyel-uyel pipi anaknya Bunga. Dia masih mungil gak ya Pah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled with Her Brother
Romance"Jangan Mas Re, jangan lagi.. hiks.. " Arum menggeleng panik, suara tangisannya mulai keluar. "Jangan, kenapa hm?" *** Gadis mungil bernama Arum, terjebak hubungan panas dan liar dengan kakak sahabatnya sendiri. *** Tulisan masih berantakan, revis...