Part. 2

667 108 55
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hinata, seorang gadis berkulit putih mulus seperti salju, tubuh yang tak terlalu tinggi, hidung bangir, bibir ranum yang tak tipis namun tak juga tebal, bermanik amethyst serta memiliki surai panjang sewarna indigo dengan poni rata yang menjadikan rupa nya tampak begitu cantik dan manis di saat bersamaan.

Hinata tersenyum sumringah menatap pantulan dirinya di cermin yang kini mengenakan kemeja putih di balut jas warna pink pemberian sang ibu.

Hinata tersenyum sumringah menatap pantulan dirinya di cermin yang kini mengenakan kemeja putih di balut jas warna pink pemberian sang ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik!"

Ucap nya percaya diri dengan penuh ceria lalu melangkah ke luar, namun belum sempat tangan nya menekan gagang pintu, ia menghela napas berat di iringi raut ceria di wajah yang turut memudar.

Hinata memegang dada nya yang berdebar tak karuan sebab kegugupan tiba-tiba melanda "Hinata. Kau pasti bisa!" Bisik nya pada diri sendiri lalu mengangguk mantap dan segera keluar.

lagi-lagi langkah nya terhenti tatkala melihat keberadaan sang ibu yang kini berdiri di depan halaman rumah atap nya.

"Ibu" panggil Hinata lalu berlari memeluk sang ibu.

"Sudah siap?" Tanya sang ibu seraya melerai pelukan mereka dan mengusap kepala Hinata. "Waah cantik sekali" timpal sang ibu lagi seraya menyoroti Hinata dari ujung kepala hingga kaki.

Bukan nya senang dengan pujian tersebut, Hinata lantas menghela napas dan menunjukan wajah muram, sebab ia menerima pekerjaan ini karena paksaan sang ibu.

Pekerjaan yang bahkan tak pernah terlintas di otak nya yang bahkan tidak lulus SMA, yaitu sebagai sekretaris pemilik perusahaan Kyubi Electron.

Sebab sesungguhnya Hinata berhutang banyak pada sang ibu sehingga ia tak kuasa menolak apa pun yang si ibu inginkan, apa lagi dengan wajah memelas di sertai air mata palsu "Sayang ibu mohon, hanya kau yang bisa"

"Ehem, siap tidak siap" ucap Hinata malas lalu menatap ibu nya dengan raut cemas "T-tapi apa—"

"Dia pasti menerima mu" ucap Ibu menenangkan, sebab tau kekhawatiran Hinata.

Trapped In Love -NaruHina- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang