Part. 18

406 88 71
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Harusnya kau langsung pergi menemui ku"

Naruto tak membentak dan juga tidak meninggikan suara, namun tersirat jelas akan kemarahan disana, membuat Hinata menunduk takut karena nya.

Sungguh Naruto sangat cemas, bagaimana bila orang mencurigakan itu adalah peneror yang selama ini mengganggu nya?, dan bagaimana bila orang itu melihat Hinata dan beralih menyakiti nya?, membayangkan hal itu saja sudah membuat Naruto gila rasanya.

"Maaf" cicit Hinata pelan, lalu menggigit bibir bawah nya saat mendengar lelaki itu mendengus, yang malah membuat air mata Hinata seketika menggenang hingga tak kuasa lagi di bendung nya.

Neruto bersandar seraya menutup mata, ia menarik napas dalam, mendadak rasa cemas nya membesar tatkala mengingat bahwa saat ini Hinata telah menjadi kekasih nya, bagaimana jika peneror itu tahu bahwa ia telah memiliki kekasih dan malah turut mengancam nyawa Hinata-nya.

Tapi— mengingat kala itu Sakura yang merupakan kekasih nya tidak di ganggu sama sekali, pun membuat kehawatiran Naruto sedikit menguap.

Sedikit— hanya sedikit, sebab Hinata benar-benar berharga bagi hidup nya? dan ia tak ingin gadisnya di ganggu walau hanya sekedar surat ancaman bodoh sekalipun.

Lelaki itu pun memijit kening nya yang berdenyut, lalu melirik lemah kearah sang kekasih, dan terkejut saat menyadari bahwa gadisnya telah mengeluarkan air mata.

Naruto mengubah posisi duduk nya hingga dapat melihat Hinata dengan jelas, tangan nya terangkat untuk meraih dagu gadis itu dan di angkat nya perlahan agar sang kekasih menatap dirinya.

Lalu di usap nya lembut pipi gadisnya yang telah basah oleh air mata.

"Lihat aku" pinta Naruto lembut lalu manangkup kedua pipi Hinata.

Satu yang Naruto akhirnya sadari, bahwa ternyata gadisnya ini berhati sangat lembut dan mudah menangis, baru kemarin mereka menjadi sepasang kekasih, namun ia telah membuat Hinata menangis dua kali.

Namun— jika mengingat Hinata yang dulu sangat tahan banting akan omelan nya, sampai-sampai dulu ia kehabisan akal karena gadis itu tak kunjung mengundurkan diri setelah ia siksa dengan pekerjaan-pekerjaan aneh, pun membuat Naruto akhirnya mengerti bahwa sikap cengeng Hinata ini timbul karena mereka telah menjadi sepasang kekasih.

Diam-diam Naruto tersenyum akan pikiran nya sendiri.

Sama seperti Naruto, sesungguh nya Hinata juga heran akan dirinya yang malah terlalu mudah manangis seperti ini, sebab dulu omelan panjang menyebalkan dari Naruto malah membuat nya kembali memaki balik bahkan mengumpati lelaki itu di dalam hati.

Trapped In Love -NaruHina- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang