Part. 8

515 94 60
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Brengsek! Argh—sial" Naruto meringis kesakitan, ia yang hendak membuka pintu apartemen di kejutkan dengan cairan air keras yang tiba-tiba muncul dari atas pintu hingga sedikit mengenai jari nya, beruntung ia memiliki reflek yang baik hingga cairan itu tak menyiram tubuh nya.

Napas Naruto memburu, emosi nya memuncak di ikuti wajah yang memerah marah sebab peneror itu sudah mulai berani menyerang fisik nya.

Beberapa waktu lalu ia juga hampir celaka karena lift apartemen yang tiba-tiba berhenti, Naruto menduga bahwa itu adalah ulah si peneror walaupun tidak ada bukti, namun setelah kejadian ini dugaan nya menjadi semakin kuat.

Ia merasa ini sudah tak benar, lalu bergegas menelpon Shikamaru. Beberapa saat setelah itu, Shikamaru pun datang bersama Lee dan dua orang bawahan nya untuk memeriksa apartemen Naruto.

Namun lagi-lagi tak ada jejak yang tertinggal membuat Naruto frustasi.

"Kau akan pindah apartemen lagi?" Menginap saja di rumah ku" ucap Lee sambil menepuk bahu Naruto.

Naruto menghela napas "tidak usah mengasihani ku" ucap Naruto sekena nya, lalu pergi meninggalkan dua orang itu dengan menatap kasihan punggung Naruto yang perlahan semakin menjauh dan menghilang.

•••

"Hinata, rabu depan kosongkan jadwal ku"

Hinata melirik Naruto yang sedang mengemudi di samping nya, "baik pak" lalu netra nya bergulir kebawah memandang satu tangan lelaki itu yang sedari tadi hanya di letakan di paha.

Mata tajam Hinata pun menemukan luka di jari tangan lelaki itu, ia lalu kembali menggulirkan pandangannya menatap sang Bos, seraya memperhatikan wajah lelaki itu yang sesekali mengernyit seperti menahan sakit.

Ingin bertanya tapi ia urungkan, sebab takut di anggap lacang dan malah mendapat semprotan membosankan. Hinata juga tersadar bahwa sepanjang perjalanan lelaki itu hanya diam tak mengomel barang sedetik pun ada apa dengan nya?.
.
.
Hinata terus berjalan di belakang si Bos. Setiap sapaan dari karyawan hanya di tanggapi Naruto dengan anggukan kecil seperti biasa.

Seraya terus berjalan, pandangan Hinata tak henti menatap tangan lelaki itu yang terluka, hingga saat melihat dengan jelas, kedua mata nya pun terbelalak mendapati luka bakar yang tampak serius di telapak tangan Naruto 'astaga kenapa dia membiarkan begitu saja, kalau infeksi bagaimana' panik Hinata dalam hati.

Setelah memastikan lelaki itu masuk kedalam ruangannya, Hinata pun bergegas pergi ke apotek untuk membeli obat.
.
.
"Tok tok tok"

Trapped In Love -NaruHina- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang