Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
Keesokan hari dari kejadian malam itu hingga sampai hari ini, sikap Naruto telah berubah dingin pada Hinata, serta lelaki itu tidak menjemput dan juga tak mengantar Hinata pulang seperti biasa nya lagi.
Sungguh Hinata merasa resah dan dibuat uring-uringan dengan perubahan sikap Bos nya itu. Namun tentu saja Hinata enggan menanyakan perihal itu sebab mereka tak ada hubungan apa pun, mengingat bahwa mereka hanya sebatas atasan dan bawahan, pun membuat Hinata menjadi tersiksa sendirian.
"Apa— dia cemburu karena kak Sasuke datang menemui ku?" Hinata menatap sendu pintu ruangan Naruto dengan raut putus asa. Banyak sekali dugaan-dugaan akan kesalahan yang mungkin ia perbuat namun yang satu itu terasa masuk akal pikirnya.
'Aaaarrggghhh aku melupakan kak Sasuke dan hanya fokus pada pria pucat itu' erang nya dalam hati lalu membentur-benturkan pelan kening nya ke meja kerja, mengira bahwa Sasuke juga saingan nya.
'Tapi— kenapa dia malah menonjok kak Sasuke? Bukannya aku?" Gumam Hinata dengan wajah melongo bingung. *Wkwk maapkan Hinata yang polos ges😭🙏
Sebab saat itu akhirnya ia tahu bahwa keduanya tidak lah berkelahi, melainkan hanya Naruto yang menghajar Sasuke habis-habisan.
Sebetulnya saat merasa situasi sedikit aman, Hinata pernah memberanikan diri untuk menanyakan apa kesalahan nya (bukan perubahan sikap) namun lelaki itu tak pernah menanggapi dan hanya mau berbicara pada nya untuk membahas urusan pekerjaan saja.
Hinata menghela napas frustasi dengan bibir yang menekuk kebawah, ia merindukan lelaki itu! merindukan senyum dan perlakuan manis lelaki itu untuk nya.
Sementara di dalam ruangan, Naruto mengusap kasar wajah nya, tiga hari mengacuhkan gadis itu malah membuat nya kesal sendiri hingga merasa tersiksa tak karu-karuan.
Perkataan Sasuke malam itu sungguh membuatnya kecewa dan marah. Namun ia sadar, bahwa ia tak berhak sedikit pun untuk marah pada Hinata sebab gadis itu bukanlah kekasih nya, dan mungkin saja Hinata juga menyukai Sasuke.
"Argh sialan" umpat nya lalu menghempaskan punggung pada sandaran empuk kursi kerja nya, dugaan tersebut sungguh membuat hati nya terluka parah.
Lelaki itu memijit kening nya yang terasa berdenyut, tak hanya kening, hati nya juga selalu berdenyut nyeri setiap ucapan Sasuke malam itu terlintas tanpa di minta nya.
