Part. 11

982 95 85
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Selamat pagi Hinata"

"Hinata bagaimana kabar mu?"

"Selamat pagi buk sekretaris"

Hinata tersenyum canggung, pagi ini ia merasa janggal sebab para karyawan mendadak menyapa dan tersenyum ramah pada nya. Tak seperti biasanya.

"Ah buk Sekretaris, silahkan masuk duluan"

Lagi-lagi ia kebingungan, para karyawan yang sedang menunggu lift dengan sopan serta tersenyum lebar membukakan jalan, dan bahkan mempersilahkan dirinya yang baru sampai ini untuk masuk duluan.

'Sebenarnya ada apa dengan mereka' Batin Hinata kebingungan, biasanya tak ada yang menyapa dirinya dan hanya sibuk sendiri.

Pintu lift pun tertutup, para karyawan yang berada di sana kembali berusaha mengajak Hinata bicara.

"Kami tidak menyangka bahwa kau ternyata kekasih Presdir, kenapa kau tidak bilang?" Tanya seorang gadis berambut coklat dengan senyuman hangat dan mata berbinar kearah Hinata.

"Pantas belakangan ini kau sering berangkat bersama presdir ke kantor"

"Astaga kenapa kita tidak menyadari nya ya"

"Kalian sangat pandai menutupi"

"ah Hinata kita bisa berteman kan" timpal seorang pria yang Hinata tahu sering di semprot sang Bos karena tak becus dengan pekerjaan nya.

Lagi-lagi, Hinata hanya tersenyum canggung menanggapi, ia lalu mendengus, tentu saja ia tahu tujuan mereka bersikap baik begini, apa lagi kalau bukan cari muka pada sang Bos.

'Huh ternyata itu sebabnya'.

Artikel yang di perlihatkan sang ibu semalam pun teringat 'Pasti telah tersebar luas' gumam Hinata lesu di dalam hati dan memijit kening nya yang tiba-tiba berdenyut.
.
.
Langkah Hinata terhenti tatkala melihat keberadaan sang Bos yang sedang berdiri dan bersidekap tepat di depan meja kerja milik nya.

'Kenapa dia disana' gerutu Hinata kesal, tadi ia meminta agar lelaki itu tak usah menjemputnya lantaran masih kesal karena kejadian kemarin, namun pagi ini lelaki itu malah berdiri di depan meja kerja nya.

"Apa dia ingin memarahi ku?" Gumam Hinata sedikit waswas, lalu ia menghela napas pasrah.

Tidak ada guna nya juga ia menghindar, sebab mau tidak mau ia memang harus selalu berhadapan dengan si Bos menyebalkan itu.

Trapped In Love -NaruHina- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang