"cepat panggil tabib..."teriak Ratu Zhan.
Mereka semua dengan gesit memanggil tabib istana untuk segera mengobati raja mereka dan juga para korban lainnya. Semua tabib istana kembali di kerahkan untuk mengobati luka dari para jendral, panglima, prajurit yg masih hidup.
Sedangkan untuk raja Wang sudah ada tabib khusus untuknya, sedangkan untuk dayang Muan dia sungguh sangat kasihan dan sangat malang nasibnya. Dia meninggal sebelum mendapat pertolongan karna panah yg mengenai punggungnya ada lima.
Ratu Zhan sangat sedih karna harus kehilangan salah satu dayang setianya. Dayang Muan pun di makamkan di samping raja dan ratu Wang terdahulu karna di anggap sebagai pahlawan yg rela mengorbankan nyawanya demi melindungi ratunya atau pemimpinnya.
Pemakaman dayang Muan di iringi isak tangis dari teman-temannya terutama dayang Zi. Ratu Zhan hanya bisa memeluk erat dayang setianya yg masih tersisa itu. Ratu Zhan bertekad akan melindungi dan menjaga dayangnya yg tersisa itu.
"menangislah,, menangislah sepuasmu, tapi setelah ini berjanjilah untuk tidak menangis lagi, Muan sudah tenang disana bersama orang-orang yg di sayanginya, dia sudah bertemu dengan ratu aslinya di alam sana" ucap ratu Zhan mengelus lembut punggung dayang Zi.
Sedangkan raja Wang di nyatakan koma karna luka yg di dapatnya hampir saja melukai jantungnya.
"Yang Mulia, dayang Muan pergi, Muan pergi meninggalkan aku Yang Mulia, Muan meninggalkan seorang diri Yang Mulia, dia pergi, dia tidak akan kembali" tangis dayang Zi dalam pelukan ratunya.
"aku tau, dan kau tidak sendiri, aku disini, aku masih bersama mu, dan dia memang sudah pergi, tapi dia selalu ada disini" ucap ratu Zhan sambil menunjuk ke arah hatinya dayang Zi.
"sekarang ayo kita kembali, raja Wang sendirian di kediamannya, kau taukan sekarang tidak ada yg bisa kita percayai disini" ucap ratu Zhan.
"ayo Yang Mulia"
Mereka pun pergi untuk melihat keadaan raja Wang. Ratu Zhan tidak kawatir akan ada serangan lagi, karna luka yg di dapat oleh kedua pecundang itu akan mereka bekali untuk waktu yg cukup lama. Kedua kaki mereka untuk beberapa waktu tidak akan bisa mereka pakai. Dan juga luka yg sengaja ratu Zhan arahkan sedikit meleset dari jantung keduanya juga akan cukup untuk membuat keduanya istirahat untuk waktu yg cukup lama.
"salam hormat Yang Mulia Ratu" ucap tabib dan beberapa pengawal yg masih setia pada rajanya itu memberi hormat pada ratunya.
"bagai mana keadaan Baginda?" tanya ratu Zhan.
"masih sama Yang Mulia ratu, belum ada perubahan" jawab sang tabib menunduk takut.
"hah, kalian tidak perlu takut seperti itu, aku bukan mafia kejam" ucap ratu Zhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ratu bar-bar (yizhan)
Fantasíaxiao Zhan pemuda masa depan yg di tranmigrasi ke masa lalu. seperti apa ceritanya dan bagai manakah Xiao Zhan melaluinya, yuk mampir dan ramaikan.