Chapter 17

6 2 4
                                    

"Bluebell" merupakan cerita pertama yang aku up di wattpad, semoga kalian suka.

Tidak menerima segala bentuk plagiat.

Tandain apa bila terdapat kesalahan dalam penulisan.
Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan.
Sampaikan kritik dan saran dengan bahasa yang baik dan tidak bersifat menjatuhkan.
Tinggalkan jejak, baik dengan memberikan vote maupun komentar

Star:15, Agustus 2024

Happy Reading

~Bluebell~

"Thanks ya, Tes. Udah nemenin gue," Ucap Cakra kepada Tesa.

"Santai aja, kemarin juga lo udah nemenin gue," Jawab Tesa sembari mengangguk.

Di bawah cakrawala yang mulai menjingga, sebab baskara sudah tampak condong di ujung barat. Tesa dan Cakra, dua insan itu baru saja keluar dari sebuah puskesmas yang berjarak lumayan dekat dari sekolah.

Penyebab keduanya pergi ke sana ialah, Tesa yang menitah Cakra agar mengecek lukanya di puskesmas untuk mendapat penanganan lanjut. Hal itu dikarenakan luka yang diterima sang empu cukup lebar dan dalam.

Cakra awalnya menolak, ia berkata bahwa dirinya baik-baik saja. Tapi, Tesa yang sejatinya adalah anggota PMR, tak mungkin menyepelekan hal demikian, belum lagi saat ia melihat darah yang tak kunjung berhenti, mengalir dari sana.

Cakra yang terus mendapat paksaan dari Tesa, akhirnya dapat luluh. Dengan syarat sang empu mau menemaninya ke puskesmas. Tesa awalnya tampak bimbang, namun mengingat kebaikan Cakra yang telah menemaninya berbelanja, ia pun mengangguk setuju.

Sementara itu, motor milik Tesa diserahkan kepada Ruby dan Dewa untuk dibawa kembali ke rumahnya. Mereka berdua yang menawarkan diri mereka.

Suasana di sana cukup ramai, bahkan Cakra mendapat nomor antre yang cukup panjang. Dan keduanya dapat menuntaskan hajat mereka setelah kurang lebih dua jam lamanya.

"Tuh kan, gue bilang juga apa. Gue baik-baik aja," Ujar Cakra berbangga diri.

Tesa menghembuskan nafasnya. Memang benar, dokter mengatakan bahwa luka yang dialami Cakra tidak berakibat fatal. Namun tetap harus rutin diobati.

"Ya gue kan cuma khawatir, lagian darahnya kagak berhenti," Balas Tesa.

"Cie, khawatirin gue," Goda Cakra seraya manaik turunkan kedua alisnya.

Netra almond itu membulat, saat sang pemilik sadar akan perkataannya. Tesa melemparkan tatapan sinis kepada Cakra, sementara sang empu justru terkekeh pelan.

"Iya, iya. Besok-besok ogah gue khawatirin lo lagi!" Cetus Tesa dengan nada kesal.

"Eh, jangan dong. Gue cuma bercanda," Ucap Cakra dengan nada memohon.

Tesa memutar bola netranya. Pemuda satu ini memang sangat pandai mencari empati dari orang lain.

"Iya. Udah yok, pulang!" Titah Tesa sembari berjalan mendahului Cakra.

"Okey," Balas Cakra lalu menyamakan langkahnya dengan sang gadis.

Tesa dan Cakra berjalan beriringan menuju tempat kendaraan mereka terparkir. Setelah itu, mereka berdua segera menempatkan diri dan bergegas melajukan kuda besinya, meninggalkan puskesmas tersebut.

Bluebell || By : Athea CallesteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang