"Bluebell" merupakan cerita pertama yang aku berani aku up di wattpad, semoga kalian suka.
Tidak menerima segala bentuk plagiat.
Tandain apa bila terdapat kesalahan dalam penulisan.
Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan.
Sampaikan kritik dan saran dengan bahasa yang baik dan tidak bersifat menjatuhkan.
Tinggalkan jejak, baik dengan memberikan vote maupun komentarStar:15, Agustus 2024
Happy Reading
~Bluebell~
Gadis itu terbangun, sesaat setelah suara bising yang berasal dari benda berbentuk kubus yang berada di atas nakasnya. Tangannya terulur meraih benda penemuan Peter Henlein tersebut, mematik tombol kecil dibelakangnya seraya menengok 2 jarum berbeda ukuran yang terpasang rapi di dalamnya. Sesaat, ia pun beranjak dari tempat tidurnya dan meletakan Kembali benda kubus itu di tempat semula.
Teresa Tamara, atau kerap disapa "Tesa," gadis yang telah kehilangan binar di kedua netra indahnya. Namun dapat disembunyikan oleh sang oknum, yang membuat orang-orang di sekitarnya tak akan sadar. Kecuali orang tersebut memerhatikannya secara detail. Gadis yang tuhan titipi anugerah dengan perawakannya yang khas Indonesia, surai hitam pekat nan lurus bak ekor kuda, bentuk wajah tegas dengan almond eyes dan kulit kuning langsatnya. Memiliki kepribadian yang cukup kalem, namun pandai dalam bersosialisasi dan menyesuaikan dirinya. Gadis kelahiran Blitar tersebut merupakan anak bungsu dari pasangan Radika Malik dan Bella Dewita. Di usianya yang kini telah menginjak 17 tahun, membawanya duduk di kelas 2 SMA di salah satu SMA Negri di kota Blitar. Sementara saudara sulungnya, Raga Pradipta, tengah menempuh study-nya di salah satu kampus yang berada di Kota Surabaya, Ibu kota Jawa Timur.
~ ~ ~
Setelah selesai dengan urusan memarkir sepeda motonya, kini Tesa tengah berjalan di koridor sekolahnya, dengan seragam putih abu-abu yang melekat rapi pada tubuhnya. SMA Negri Perintis, di sanalah tempatynya menimba ilmu untuk saat ini.
Keadaan sekolahnya memang masih bisa terbilang sepi, belum banyak siswa maupun guru yang hadir di sana. Bahkan suara bel legend khas sekolah Indonesia baru dapat didengar sekitar 45 menit lagi. Tesa sendiri memanglah tipikal siswi yang senang berangkat lebih pagi dari kebanyakan siswa maupun siswi lain, bahkan tak jarang gadis tersebut sudah menampakan dirinya di lingkungan tempatnya belajar saat bakara belum menampakan diri sepenuhnya.
Di sekolahnya Tesa termasuk siswi yang bisa terbilang biasa, tidak terlalu mencolok ataupun popular, bahkan Tesa bukanlah bagian dari anggota OSIS di tempatnya bersekolah. Bisa dibilang yang mengenal Tesa hanyalah siswa-siswi yang kebetulan satu kelas atau bergabung dengan ekstrakulikuler yang sama dengan gadis tersebut. Tesa sendiri memilih untuk mengikuti ekstrakulikuler lukis dan PMR.
XI.5, begitulah nama yang tertera pada papan kecil yang digantung di atas pintu ruangan yang baru saja dimasuki oleh Tesa, gadis itu berhenti beberapa langkah dari pintu yang tadi dimasukinya. Sunyi dan sepi, itu lah dua kata yang menggambarkan ruangan tersebut saat ini. Tesa sendiri sudah terbiasa akan hal tersebut, itulah konsekuensi yang harus diambil jika meniru jadwal berangkat yang selalu diterapkan oleh Tesa.
Tesa kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, menuju barisan ketiga tepat bangkunya berada, mendaratkan pangkal pahanya seraya melepas tas yang sedari tadi dipikulnya di bahu. Setelahnya, Tesa mengambil benda pipih nan canggih yang berada di saku rok abu-abunya, menekan tombolnya guna menghidupkan benda canggih tersebut sehingga menampakan tampilan beranda dari benda tersebut.
Tesa menekan layar handphone-nya tepat di bagian aplikasi berwarna hijau dengan logo yang bertuknya mirip dengan telephone genggam. Jemarinya dengan lincah memainkan benda yang kini berada di genggaman. tanganya Sampai, gerakan gadis Blitar tersebut terhenti saat netranya menangkap salah satu nomor yang berada di dalam arsipan. Tesa menekan nomor tersebut, hingga memaparkan room chat yang terlihat lama tidak digunakan. Netra hitam itu menangkap satu persatu kalimat yang berada di sana, di mana hal tersebut berhasil menimbulkan senyuman dari gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluebell || By : Athea Calleste
Romantizm"Jangan pernah membawa bayangan masa lalu kepada orang baru" Bunga Bluebell atau bunga lonceng biru, sebuah bunga indah yang menggambarkan kerinduan, kesucian, kerendahan hati, dan cinta abadi. "Gue pamit, Ra. Habis ini lo harus berhenti nangis, ya...