Jaemin memegang kepalanya yang terasa sangat pusing itu, ia tengah berusaha keras mengingat ucapan ibunya tadi. Ia ingin meyakinkan dirinya jika ia tidak salah dengar, karena sungguh ibunya tadi menyebut nama Renjun?!
"SUNGGUH MOMMY MENYEBUT RENJUN?"
"Babo Na Jaemin, kau malah langsung menolaknya!" frustasi Jaemin. Mulutnya yang terkutuk, dengan seenak jidatnya menolak ucapan sang ibu.
Jaemin mengigit selimutnya gemas, ia menyesal. Ibunya tadi mengatakan jika ia akan di jodohkan dengan anak temannya, dan secara bersamaan ibunya menyebut namanya ia langsung menolak perjodohan itu. Sekarang apa yang akan ia lakukan, memohon? percuma saja, ia justru hanya akan mendapat pukulan cinta dari ibunya.
"Apa yang akan aku lakukan sekarang! Ya tuhannnnnnnnn..." Jaemin benar-benar frustasi, padahal ini adalah kesempatan untuk bersama dengan pujaan hatinya, namun dirinya yang bodoh itu dengan terang-terangan menolaknya. Sial sekali hidup pemuda Na ini. Menangis sampe keluar darahpun Ia tidak akan bisa membujuk ibunya, apalagi ibunya itu terlihat sangat menakutkan seperti singa betina yang kelaparan.
****
Jeno sedang berada di perjalanan menuju kediaman Na. Ia sangat membutuhkan hiburan, ia baru saja bertengkar hebat dengan Karina, lihat saja pipinya ada bercak merah telapak tangan karina. Meskipun percuma juga bertemu dengan Jaemin, namun setidaknya ia tidak bertemu dengan nenek lampir itu.
Sesampainya di kediaman Na, Jeno langsung menekan bel. Tak lama kemudian ia melihat ibu Jaemin, Na Yoona yang membukakan pintu. Ia melihat guratan kesal di wajah cantik itu, ia tebak jika Jaemin baru saja membuat sesuatu yang membuat singa betina itu bangun. Kasihan sekali nasib sahabatnya, nasibnya juga.
Jeno langsung saja naik ke lantai dua di mana kamar Jaemin berada. Tanpa mengetuk pintu ia langsung saja membuka pintu kamar Jaemin, pemandangan pertama yang ia lihat adalah Jaemin yang meringkuk tak berdaya di atas lantai. Jeno mengerut keningnya melihat betapa memprihatinkannya sahabatnya itu.
"Kau ini kenapa?" tanya Jeno.
"Jeno, sepertinya waktuku ini tidak lama lagi."
"Hah? Kau ini bicara apa Jaemin." Jaemin memberikan sebuah kertas pada Jeno, yang langsung di terima oleh pemuda Lee itu. Ia bertanya kertas apa itu kenapa ada nama-nama anaknya dan tanda tangan Jaemin di sana.
"Aku sudah membuat warisan untukmu, dan hak asuh anak kuberikan padamu. Luna, Lucy, Luke mereka akan menjadi anak asuhmu mulai sekarang. Rawatlah mereka seperti anakmu sendiri, karena waktuku tinggal b-beberapa.... Hahhh menit l-lagi."
"Yak!" Jeno panik melihat Jaemin menutup matanya. Ia mengguncang tubuh itu dengan brutal. Jaemin yang mendapat kekerasan itu lantas menggerang kesal. Ia terbangun dengan wajah kesalnya menatap Jeno yang sangat menyebalkan itu. Lihat saja wajah anak Lee Suho itu sama sekali tak merasa berdosa.
"Jeno! Aku ini sedang frustasi, aku baru saja menolak perjodohan yang di buat mommyku. Dan kau tahu? aku di jodohkan dengan Renjun dan aku langsung menolaknya!"
"Hanya itu?"
"HANYA ITU KAU BILANG? KAU HARUSNYA SADAR AKU BARU SAJA MENOLAK PUJAAN HATIKU LEE JENO."
Jeno meringis mendengar suara Jaemin yang masuk begitu saja di dalam gendang telinganya. Bukannya mendapat ketenangan, Jeno justru semakin gila. Kenapa semua orang di sekelilingnya tidak ada yang normal, semuanya anak spesial.
Tiba-tiba keduanya terkejut saat pintu kamar Jaemin di buka dengan tak manusiawinya. Kedua anak kembar beda orang tua itu melebarkan matanya saat melihat Yoona yang berdiri dengan sebuah teflon di tangannya. Jaemin menelan ludahnya susah payah, sedang Jeno perlahan mundur dan bersembunyi di balik tubuh Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si cantik milik si tampan (Jaemren, Nohyuck)
Fanfictionkisah empat pemuda dengan kisah cinta yang penuh drama. "Injunie ayo menikah dengan Nana." "Tidak mau, Nana jelek." "Jeno apa aku jelek?" "Tidak, kau tampan." "Kau berbohong?" "Iya." "Nono calangeee~" "😳" NCT DREAM Jaemren Nohyuck Renjun,Jeno,Ha...