C. lamaran

852 70 5
                                    

Jaemin terus mondar-mandir di dalam kamarnya. Baru saja ibunya mengatakan mereka akan berkunjung ke kediaman Huang. Ia tahu ini bukan hanya sekedar kunjungan biasa namun untuk membahas perjodohannya dengan Renjun. Jaemin gelisah, bagaimana jika ia melakukan kesalahan nantinya. Tentu saja ia tidak akan menolak lagi berjodoh itu, namun ia takut berhadapan dengan Renjun nantinya. Pemuda manis itu sudah membuatnya tidak waras. Bahkan bertemu di sekolah saja, rasanya jantung Jaemin akan meledak saat Renjun dengan sengaja tersenyum padanya.

"Ya Tuhan, berikan aku umur panjang ya Tuhan."

"Na Jaemin kenapa kau belum bersiap-siap?!" teriak Yoona yang kesal melihat anaknya yang hanya berjongkok di sudut ranjangnya.

"Mom, aku gugup," ucap Jaemin.

"Kita akan pergi bertamu, bukannya pergi melabrak jalang yang gatal dengan Daddymu!"

"Tapi tetap saja mom. Ada bidadari di sana."

"Kau mulai bicara melantur. Cepat bersiap-siap, mommy tunggu lima menit kalau belum mommy akan mengirimmu ke panti asuhan," ancam Yoona.

Setelah lima menit, Jaemin turun ke lantai bawah. Yoona melihat sang anak tersenyum, karena Jaemin memakai jas yang ia pilih. Na Siwon merangkul pinggang sang istri sedangkan Jaemin menatap malas kemesraan orang tuanya itu.

Di dalam mobil Jaemin tak henti-hentinya bergumam tak jelas hingga membuat sang ibu kesal dan berakhir berteriak di dalam mobil dan berhasil membuat ayah dan anak itu terkejut. Jaemin mengigit kukunya entah mengapa ia sangat-sangat gugup. "Astaga aku rasa akan bertemu dengan yang maha kuasa saat ini juga," batin Jaemin.

(⁠ ⁠ꈍ⁠ᴗ⁠ꈍ⁠)




























Setibanya di kediaman Huang, lagi lagi Yoona di buat kesal dengan Jaemin yang terus menempelinya seperti perangko.

"Mom aku gugup," ucap Jaemin.

"Suamiku, tolong ambil anakmu ini. Aku malas melihatnya," ucap Yoona.

"Sudahlah sayang biarkan saja dia," ucap Siwon.

Pintu kediaman di buka oleh sang pemilik rumah. Huang Wendy, tersenyum melihat ketiga tamunya. Yoona dengan girang memeluk sahabatnya itu sedangkan buntutnya menoleh ke sana kemari mencari sosok pujaan hatinya.

"Hai Jaemin oppa." Namun yang ia temukan adalah winter, yang sepertinya tersenyum paksa dengannya.

Jaemin tersenyum, namun terpaksa juga. Ia merasa kecewa karena bukan Renjun yang pertama kali menemuinya. Kini mereka semuanya duduk bersama di meja makan. Mata Jaemin sejak tadi meliar sana-sini mencari pujaan hatinya yang entah di mana, sama sekali belum menunjukan dirinya.

Yoona bertanya ada apa Jaemin gelisah seperti orang cacingan, dan Jaemin mengatakan ia sedang mencari bidadari yang tinggal di rumah itu. Wendy yang melihat tingkah anak sahabatnya itu hanya bisa menggeleng heran, anak itu tak pernah berubah, karena sejak kecil Jaemin adalah anak yang sangat aktif. Aktif mengintip anak orang diam-diam.

Tak lama kemudian kelimanya melihat kedatangan Renjun dan Winter. Berbeda dengan para orang tua yang menyapa keduanya, Jaemin justru menganga tak percaya dengan sosok Renjun yang terlihat begitu sangat menawan. Bahkan ia tak mengalihkan pandangan dari pujaan hatinya itu.

"Keindahan dunia mana lagi yang harus kau dustakan Na jaemin," batin Jaemin.

Renjun duduk tepat di hadapan Jaemin dan manik binarnya langsung bertemu dengan tatapan penuh puja dari pemuda Na itu. Renjun tersenyum dengan sangat manis, Jaemin memegang dada merasakan jantungnya yang memompa lebih cepat dari normalnya. Renjun terkekeh gemas, sedangkan Winter yang duduk di sebelah Renjun menatap penuh waspada pada Jaemin yang terlihat seperti pedofil.

Si cantik milik si tampan (Jaemren, Nohyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang