F. jus abal-abal

658 54 9
                                    

Hari ini kediaman Na kedatangan tamu spesial. Na Jaehyun juga anak dan istrinya pulang ke Korea setelah dua tahun tinggal di Amerika. Siwon dan Yoona menyambut kepulangan mereka dengan sangat gembira. Yoona memeluk sang cucu dengan sayang. "Cucu nenek sudah besar," ucap Yoona, memberikan kecupan sayang di pipi sang cucu.

"Hehehe... nenek di mana papa Nana?" tanya si kecil, Na Sion. Wajah Yoona berubah masam, oh, ayolah apa cucunya itu tak merindukannya? Mengapa harus Jaemin yang pertama di tanyainya. Yoona mengatakan jika Jaemin belum pulang, mungkin sekitar sejam lagi baru ia akan di rumah.

"Mommy." Yoona tersenyum pada menantunya itu, lalu ia memeluknya. Selain cucunya Yoona sangat merindukan menantunya itu. "Kalau aku mom?" tanya  Jaehyun. "Kau tidak penting," balas Yoona. Jaehyun mendengus kesal, ibunya itu dari dulu sama saja, tidak pernah sekali ia mengatakan sayang pada anak-anaknya. Ia ataupun Jaemin bagaikan anak terlantar.

Na Taeyong istri tercinta Na Jaehyun hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah kekanak-kanakan suaminya. Yoona mengajak Taeyong untuk membuat kue, karena ia ingin merayakan kepulangan mereka setelah sekitar lama.

Siwon merangkul anak sulungnya dan mengatakan untuk tidak perlu memasukkan ke hati ucapan ibunya itu. Jaehyun tersenyum, mengatakan jika ia tidak menganggap serius ucapan ibunya, karena ia tahu ibunya itu tipe yang tsundere jadi ia memakluminya. Jaehyun tahu jika ibunya tak serius mangata hal itu padanya ataupun Jaemin, karena mereka menganggap itulah cara Yoona mengungkap kasih sayangnya.

Siwon tersenyum bangga pada sang anak. Jaehyun maupun Jaemin mereka dari kecil telah tumbuh dengan pikiran yang sangat dewasa, meskipun kedua bersaudara namun sifat adik kakak itu sangat jauh berbeda.

.

.

.

"Sudah belum jaem?"

"Sedikit lagi Jeno. Lebih dekat lebih dekat."

"Aku sudah di ujung. Cepatlah."

"Sedikitttttt lagi!"

"Kau berat babo!"

Tangan Jaemin mencoba meraih buah mangga yang ada di seberang pagar. Sedangkan di bawah sana Jeno tengah berjuang menahan bobot tubuh Jaemin yang naik di atas pundaknya. "cepat Na Jaemin!" teriak Jeno. "Sedikit lagiiii.....

DAPAT"

Heh?

Jeno yang sudah tak kuat itu langsung menjatuhkan Jaemin begitu saja dan membuat pemuda Na itu mencium tanah tumpah darahku. Meskipun tengah meringis sakit namun Jaemin masih menggenggam kuat tiga buah mangga hasil curiannya. "Aku berhasil!" girang Jaemin. "Kita berhasil! bukan kau," cetus Jeno, memperbaiki ucapan Jaemin.

Jeno berjalan lebih dulu meninggalkan Jaemin yang masih membersihkan seragamnya. Namun tanpa di sadari oleh Jaemin di belakangnya ada seekor anjing yang siap untuk menerkamnya. Jaemin terkejut saat mendengar gonggongan anjing itu. Tubuhnya bergetar ketakutan, mencoba untuk tenang. "Anjing baik, anjing baik."
















"AAAAAAAAAAA JENO ANJING, JENOOOOO ANJINGGGGG."

Jeno terkejut melihat Jaemin yang berlari sangat kencang melewatinya. "Yak, kau mengataiku anjing?!"

"Bukan! tapi ada anjing di belakangmu!" Jeno melebarkan matanya, ia berbalik dan benar saja seekor anjing yang berlari ke arahnya. Namun Jeno tak takut, ia dengan cepat melepas sepatunya lalu bersiap untuk melempari anjing. "Kemarilah anjing manis-




























AAAAAAAAAA Na Jaemin bangsat!"

Jeno ikut berlari bersama Jaemin. Padahal Jaemin sudah berlari sangat jauh namun Jeno tiba-tiba saja sudah di sebelahnya. Keduanya berlarian seperti orang kesetanan kerena anjing itu masih terus mengejar mereka. "Jeno mangganya jatuh!" namun Jeno dengan cepat menarik Jaemin yang berhenti. "Biarkan saja! hidup kita yang lebih penting."

(⁠ᗒ⁠ᗩ⁠ᗕ⁠)
























"Papa Nana," teriak Sion menyambut kepulangan Jaemin. Jaemin merentalkan kedua tangannya untuk menyambut sang keponakan yang berlari berhambur ke dalam pelukannya. Jaemin mengecup lucuh kepala Sion sayang. Jaemin berjongkok untuk menyamai tinggi sang keponakan. "Sion rindu papa Nana," ucap Sion mengecup pipi kanan Jaemin. "Papa Nana juga rindu Sion."

"Astaga aku bisa membayangkan memiliki anak bersama Renjun," batin Jaemin.

Yoona menyuruh Jaemin untuk membersihkan tubuhnya, karena Jaemin tampak seperti gembel. Jaemin berjalan melewati ruang tengah, Siwon yang melihat perawakan preman anak bungsunya itu lantas bertanya. Jaemin menampilkan gigi putihnya dan menjelaskan jika ia dan Jeno tadi di kejar seekor anjing karena mencuri mangga di rumah ujung kompleks.

Siwon dan Jaehyun menggeleng, padahal jika Jaemin mau ia bisa mengambilnya di taman belakang, mengapa harus mencuri milik orang.

****

Setelah bersih-bersih Jaemin turun ke lantai bawah dan ikut bergabung bersama lainnya di meja makan. Jaemin duduk di sebelah Sion. "Papa Nana, Sion mau ayam," ucap Sion menunjuk ayam yang ada di hadapan Jaemin. "Makan yang banyak ya Sion, biar cepat-cepat besar," ujar Jaemin. Sion memberikan jempolnya pada Jaemin, melihat itu Jaemin terkekeh gemas dengan keponakannya itu.

Setelah makan malam, semuanya kini berkumpul di ruang keluarga, terkecuali Jaemin yang masih seperti tikus selokan mencari-cari cemilan di dapur. Ia membuka semua lemari namun tak menemukan apapun. Kemudian ia teringat jikalau kakak ipar siang tadi membuat jus, dengan cepat ia berlari ke arah kulkas dan mencari jus itu.

"Ada!" Jaemin tersenyum senang, karena sungguh ada jus itu di sana. Tanpa merasa curiga sama sekali Jaemin langsung meminum minuman yang ia yakini jus itu. Jaemin menyerit bingung, ia merasa ada yang salah dengan jus itu, seperti ada yang aneh dari rasanya. "Mungkin hanya perasaanku saja." Jaemin meminum jus itu hingga tandas, ia merasa legah setelah meminumnya, meski ada rasa-rasa aneh di lidahnya.

Kemudian Jaemin ikut bergabung bersama.yang lainnya. Saat sedang menemani Sion bermain, tiba-tiba Jaemin merasakan sesuatu yang aneh di dalam dirinya. Ia mengusap keningnya yang berkeringat dingin, nafasnya terasa berat dan tersengal-sengal. Jaemin merasakan seluruh tubuhnya yang panas, ia mengusap lehernya yang semakin panas di rasa.

Jaehyun menyadari tingkah aneh adiknya itu lantas mendekatinya. Ia bisa melihat Jaemin yang mengeluarkan banyak keringat, bahkan Jaemin terlihat seperti orang yang sedang menahan sakit.

Atau mungkin tahan berak.

"Apa kau sakit Jaemin?" tanya Jaehyun khawatir.

"Tadi aku baik-baik saja, tapi sekarang aku merasakan perutku yang mual-mual," jelas Jaemin.

"Kau hamil?" Jaemin memandang jijik pada kakaknya itu.

"Apa kau salah makan?" Jaemin menggeleng. Namun ia mengingat jika tadi ia meminum jus buatan Taeyong yang ada di kulkas. "Aku hanya meminum jus yang ada di kulkas," ucapnya.

"Jus? jus apa?"

"Aku melihat Taeyong hyung membuat jus siang tadi, jadi aku meminumnya."

"JAEMIN!" tiba-tiba saja Taeyong berteriak saat mendengar penjelasan adik iparnya itu. Jaehyun menatap bingung istrinya yang terlihat panik. Ia bertanya ada apa Taeyong panik seperti itu? Yoona mendekati menantunya itu saat ia tak sengaja mendengar teriakan Taeyong dari kamar. "Ada apa nak?"

"Mommy, yang di minum Jaemin itu bukan jus," ujar Taeyong.

"Jika bukan jus lalu itu apa? karena jujur saja rasanya aneh," ucap Jaemin yang sudah terlihat sangat lemah itu, ia bahkan sudah bersandar di pundak sang ayah.

"Itu bukan jus Jaemin~ tapi itu jamu kuat."

"APAAAA?!" Jaemin melebarkan matanya terkejut saat mendengar fakta dari minuman aneh itu. "Hyung kenapa kau tidak bilang. Aku sudah meminumnya."

"Aku juga tidak tahu Jaemin. Itu aku buat untuk Jaehyun. Tapi kau malah meminumnya," ucap Taeyong. Jaemin menganga tak percaya pada kakak iparnya itu. Bagaimana sekarang, menikah saja belum namun ia sudah meminum jamu laknat itu.

"Hyungggggggggg~" Jaemin hanya bisa menangis. Menangisi dirinya sekarang ini. Entah sampai kapan efek dari jamu kuat itu, namun sungguh ia sengsara.

.....


























Si cantik milik si tampan (Jaemren, Nohyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang