Q. Nohyuckric (4)

520 54 3
                                    

Setelah pulang sekolah, Jaemin dan Renjun berkunjung ke kediaman Lee. Saat keduanya baru saja tiba di sana, keduanya melihat Irene yang menangis di pelukan suaminya. Jaemin bertanya pada bibinya itu, apa yang terjadi, mengapa Irene menangis?

"Jaemin, Jeno... Sejak kemarin tak dapat di hubungi," jelas Irene.

"Apa? bagaimana bisa?"

Jaemin dan Renjun sangat terkejut, apaan ini, setelah Haechan yang tak mau keluar dari dalam kamar, sekarang Jeno yang tiba-tiba menghilang. Jaemin dengan buru-buru pergi dari sana untuk mencari keberadaan Jeno. Sedangkan Renjun mencoba menenangkan Irene, mengatakan jika Jaemin pasti akan menemukan Jeno.

"Renjun apa kau melihat Eric?" tanya Suho, namun Renjun mengerutkan keningnya bingung. Benar, Eric. Dimana pemuda itu sekarang?

****

Di perjalanan Jaemin tak lupa menghubungi Karina, dan ia menjelaskan apa yang terjadi. Gadis itu tentu saja terkejut, lalu ia ikut mencari keberadaan Jeno yang entah ada dimana.

"Eric bajingan, aku akan membunuhmu lihat saja," gumam Karina.

Jaemin terus mencoba menghubungi nomor Jeno, namun lagi-lagi panggilan tak terjawab. Jaemin memukul stir mobilnya lalu mengumpat, ia harus mencari Jeno di mana lagi.

"Halo Jaem?"

"Hyung kau dimana?"

"Aku di rumah, ada apa Jaemin kenapa kau terdengar panik?"

"Jeno menghilang."

"Apa?!"

Di saat semuanya sedang mengkhawatirkan Jeno, pemuda itu justru berada di sebuah gedung kosong terbengkalai. Ia tak sendiri namun ada Eric yang juga ada di sana. Erik mencoba memanasi Jeno dengan mengatakan jika ia tak akan bisa mendapatkan Haechan meskipun Jeno harus bersimbah darah sekalipun.

Jeno melempar tatapan tajam pada Eric, sedangkan pemuda itu semakin tersenyum melihat perubahan wajah sang kakak. Jeno mengatakan jika Eric sama sekali tak pantas untuk Haechan karena sifat bajingannya itu.

"Lalu apakah kau yang lebih pantas? manusia payah sepertimu sama saja denganku," balas Eric.

Jeno yang sudah terdengar ucapan Eric langsung saja memukul wajah pemuda itu. Eric tak mau kalah ia juga membalas memukul Jeno, dan terjadilah perkelahian antara saudaranya itu.

"Berhenti memainkan perasaan Haechan!"

"Kalau aku tidak mau?"

"Brengsek!"

Keduanya seimbang, dan juga sama-sama unggul dalam perkelahian itu. "Kau hanya manusia payah, penakut! jika kau mencintainya akui perasaanmu jangan hanya memandanginya dari kejauhan bodoh!" ucap Eric.

"Kau tahu apa tentang perasaanku hah?!"

"Tentu saja aku tahu, aku adikmu aku sangat tahu bagaimana perasaanmu itu. Jika kau mencintainya katakan, katakan padanya jangan hanya memendamnya."

Jeno berhenti memukul Eric, lalu menatap saudaranya itu. "Aku bahkan rela terlihat bajingan untuk membuatmu mengungkapkan perasaanmu padanya, tapi kau adalah manusia terbodoh Lee Jeno!"

"Apa-"

"Aku tidak pernah mencintainya, karena aku tahu kau sangat mencintainya. Aku berbohong mengatakan aku mencintai Haechan, itu karena aku ingin melihat kau memperjuangkannya, tapi kau justru menyerah begitu saja! bajingan Lee Jeno!"

Eric melepaskan cengkeramannya dari Jeno lalu mendorong pemuda itu. Eric melempar tatapan tajam sedangkan Jeno masih terdiam mencerna ucapan adiknya itu. Eric semakin di buat gemas dengan Jeno, selain bodoh Jeno juga sangat lambat mencerna ucapannya.

Si cantik milik si tampan (Jaemren, Nohyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang