Di dalam kamar Mark dan Haechan, pemuda tan itu terus bermondar-mandir, ia gelisah karena PS miliknya ada bersama Jeno, sedangkan ia ingin sekali bermain bersama sang kakak. Mark yang melihat sang adik yang seperti cacing kepanasan itu lantas menegurnya.
"Yang habis di putuskan diam." Mark yang di sindir itu langsung terdiam, karena benar ia masih galau mengingat Yeri yang memutuskannya begitu saja.
Haechan semakin tak tenang. "Kau mau kemana?" tanya Mark melihat adiknya yang pergi keluar. "Ke kamar Jeno!" Mark langsung mengejar adiknya itu, ia menahan tangan Haechan dan mengatakan untuk tidak kemana-mana. "Tapi aku tidak tenang hyung."
"Kembali ke kamar." Haechan berdecak kesal, lalu ia menendang kaki sang kakak dan langsung berlari pergi dari sana. Mark berteriak memanggil Haechan namun tak di perdulikan oleh sang adik.
Jeno yang sedang sibuk bermain PS terkejut mendengar pintu kamarnya yang di buka dengan tak manusiawinya. Wajah Jeno berubah sangat kesal ketika mendapati Haechan di sana. Haechan dengan buru-buru mengehentikan jeno, berniat untuk mengambil miliknya kembali.
"Yak! apa yang kau lakukan?"
"Mengambil kembali milikku."
Jeno tak terima, ia berdiri dan menghentikan Haechan. Haechan berbalik dan melempari tatapan tak bersahabatnya, begitupun dengan Jeno. Keduanya tak ada yang mau mengalah, Haechan mengatakan jika PS itu miliknya jadi ia berhak mengambilnya kembali.
"Aku pinjam."
"Tidak!" Jeno berdecak. Haechan mengatakan jika ia ingin bermain bersama Mark, dan Jeno harus mengembalikannya miliknya. "kau ingin bermain?" tanya Jeno, dan Haechan mengangguk. Jeno masih ingin bermain game, ia tak rela mengembalikan milik Haechan.
Haechan memandang aneh pemuda Lee itu, namun ia langsung mengabaikannya dan kembali ingin mengambil barangnya. Namun tiba-tiba Jeno menarik tangannya. Jeno duduk kembali di tempatnya, sedangkan Haechan masih berdiri diam memperhatikan Jeno. "Duduk." Namun Haechan menolaknya.
Jeno merotasi matanya, lalu sekali tarikan ia menarik tangan Haechan dan membuat pemuda itu duduk di pangkuannya. Haechan terkejut, dan berniat untuk kembali berdiri, namun Jeno menahannya dan memberikan stik PS yang satunya lagi. "Kau ingin bermain bukan? bermain bersamaku," ucap Jeno.
"Tapi aku ingin bermain dengan Hyungku," kesal Haechan.
"Kau punya kekasih, kau bisa memanfaatkannya, kenapa harus bersama Hyungmu."
"Tapi-"
"Duduk diam." Haechan seketika terdiam saat Jeno dengan sengaja meletakan dagunya di atas kepalanya.
"Kau masih ingat permainan ini bukan?" tanya Jeno, dan Haechan mengangguk sebagai jawaban.
Suasana yang tadinya berisik berubah menjadi hening dan hanya suara game yang terdengar. Jeno maupun Haechan sibuk dengan dunianya masing-masing.
Namun tak lama kemudian, Jeno melihat stik yang di pegang Haechan jatuh. Ia perlahan mengangkat dagunya dan kepala Haechan langsung bersandarkan di dadanya. Pemuda itu sudah jatuh tertidur. Jeno mematikan gamenya, lalu perlahan memperbaiki posisi Haechan untuk ia bisa menggendongnya.
Jeno perlahan membaringkan Haechan, dan tak lupa ia menyelimuti tubuh mungil itu. Saat akan pergi dari sana, Jeno mendengar Haechan yang menggumam. Jeno menatap Haechan dengan tatapan teduh, ia mengusap kening pemuda itu.
"Nono," gumam Haechan sekali lagi. Jeno tersenyum kecil.
"Maafkan aku Chanie."
(⊃。•́‿•̀。)⊃
KAMU SEDANG MEMBACA
Si cantik milik si tampan (Jaemren, Nohyuck)
Fanfictionkisah empat pemuda dengan kisah cinta yang penuh drama. "Injunie ayo menikah dengan Nana." "Tidak mau, Nana jelek." "Jeno apa aku jelek?" "Tidak, kau tampan." "Kau berbohong?" "Iya." "Nono calangeee~" "😳" NCT DREAM Jaemren Nohyuck Renjun,Jeno,Ha...