U. selesai

376 40 0
                                    

Awas typo...



Tak terasa kini mereka telah menyelesaikan pendidikannya, dan telah meraih gelar sarjana yang mereka impikan selama ini. Meskipun mereka berpisah sangat jauh, namun persahabatan mereka masih selalu terjalin baik hingga sekarang.

Renjun tersenyum bahagia, karena setelah sekian lama akhirnya ia akan kembali ke Korea untuk bertemu dengan yang lainnya. Ada banyak yang ia rindukan di sana, kedua orang tuanya, sahabatnya, dan yang paling utama adalah kekasihnya Jaemin. Renjun sangat tak sabar untuk bertemu kembali dengan Jaemin setelah sekian lama berpisah.

"Sayang kau sudah tiba?" tanya Jaemin dari sambungan telepon itu.

"Iya Nana, aku sudah keluar dari bandara," balas Renjun.

"Lihat kananmu Injunie."

Renjun menoleh dan ia tersenyum sangat lebar ketika menemukan Jaemin yang melambaikan tangan padanya. Renjun melepaskan semua yang ada di genggamannya, lalu berlari berhamburan di pelukan sang kekasih.

"Aku merindukanmu Nana!"

"Aku juga sayang." Jaemin mengecup pucuk kepala Renjun sayang.

Renjun melepaskan pelukannya namun senyum manis itu tak pernah luntur dari wajah cantiknya itu. "Ayo," ajak Jaemin. "Kemana?" Jaemin tak menjawab, dan hanya tersenyum lalu menarik lembut tangan mungil sang kekasih.

"Bawa semua barang tunangan saya ke kediaman Huang, jika tuan Huang menanyakannya, katakan saja ia bersamaku," ucap Jaemin pada supir pribadi sang ayah.

"Baik tuan muda."

⁽⁠⁽⁠ଘ⁠(⁠ ⁠ˊ⁠ᵕ⁠ˋ⁠ ⁠)⁠ଓ⁠⁾⁠⁾






















Jaemin membantu membuka pintu mobil untuk Renjun, lalu meraih tangan sang kekasih dan menggenggamnya lembut. Renjun bertanya, apa yang mereka lakukan di pantai? Jaemin mengatakan jika Renjun akan segera mengetahuinya.

"Injunie!" Renjun menoleh dan ia kembali tersenyum melihat Haechan dan yang lainnya di sana. Haechan melambaikan tangan, lalu ia ikut berlari saat melihat Renjun berlari ke arahnya. Keduanya pemuda manis itu saling berpelukan melepas rindu setelah sekian lama terpisah.

"Injun rindu Chanie."

"Aku juga Injunie."

Jaemin dan Jeno tersenyum melihat pemandangan manis itu. "Apa kau baik-baik saja di sana?" tanya Haechan. "Aku baik. Bagaimana denganmu Chanie?"

"Aku juga. Aku sangat baik, karena aku bersama Jeno."

"Pantas saja," gumam Jaemin, namun masih di dengar oleh Jeno yang memang berdiri di sebelahnya. Jeno menyenggol lengan Jaemin dan langsung di hadiahi tatapan jengah dari pemuda Na itu.

****

Kini keempatnya berkumpul bersama, bernyanyi dan juga memanggang daging. Mereka juga membuat api unggun, dan suasana di sore itu begitu indah di rasakan oleh keempatnya.

Renjun melihat sekelilingnya mencari keberadaan Jaemin yang entah di mana. Sejak tadi ia tidak melihat kekasihnya itu setelah membuat api unggun.

"Jeno apa kau melihat Nana?" tanya Renjun.

"Jaemin? Oh, dia di sana." Renjun melihat ke raja pinggir pantai, dan benar saja ada Jaemin di sana. "Baiklah, terima kasih Jeno."

Renjun menghampiri Jaemin yang hanya berdiam di sini sana. Jaemin menoleh dan melihat Renjun yang berdiri di sampingnya. Ia tersenyum lalu merangkul bahu sang kekasih. Renjun tersenyum lalu melingkarkan tangannya di pinggang Jaemin. Keduanya menikmati senja yang begitu indah.

Si cantik milik si tampan (Jaemren, Nohyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang