﹏𓊝﹏
"Kira-kira bunga keenam ada di mana...."
Ke-empat bunga tadi ditemukan di dalam guci antik, seperti tempat yang biasa digunakan untuk menaruh sesajen. Di dalam guci itu terdapat sepotong kertas yang berisikan clue untuk bunga selanjutnya. Seperti clue tempat bunga keempat, 'dalam sebuah guci berbentuk naga yang sedang tertidur.' Walau di dalam kertas itu hanya disebutkan naga tertidur, ternyata, kata kunci dari kertas itu adalah tertidur. Guci naga yang berada di atas tempat untuk tidur.
Setelah mendapatkan clue ini, Zarib mendengus tak percaya. Bisa-bisanya tak seorang pun dari mereka menyadari clue tersebut.
Ketika Asad, Zarib dan Pram sibuk mencari petunjuk, Rendy salah fokus dengan gulungan kertas yang menggantung di tembok.
"Bunga tujuh jenis memiliki makna pertolongan. Jenis bunganya Melati, Melati Gambir, Sedap Malam, Mawar Merah, Kenanga, Kantil, dan Mawar Putih.... di antara bunga ini, kita baru menemukan Bunga Kenanga, Melati, Mawar putih, dan Sedap Malam... apakah tidak ada petunjuk lain?" Rendy menutup gulungan itu dan menghampiri temannya yang lain.
Sudah terhitung 45 menit sejak Asad dan teman-temannya masuk ke studio ini. Petunjuk untuk bunga kelima sangat sulit untuk mereka pecahkan.
"Tidak ada petunjuk lain?"
"Sama sekali tidak ada."
"Gue rasa, kita harus nge-trigger sesuatu."
Mereka menelusuri lorong aneh yang dipasang kaca di setiap dindingnya. Penerangan lorong ini sangatlah minim, hanya lampu teplok dan senter yang digenggam oleh Pram yang menemani mereka berempat.
Pram mendapatkan sebuah senter dari salah satu pemandu permainan sebelum mereka masuk. Senter itu memiliki daya baterai sedikit, sehingga mereka harus mencari baterai pengisi senter sembari menyari petunjuk.
Sejak mereka masuk, hingga 45 menit kemudian, tak seorang pun menemukan baterai. Entah mereka yang tidak teliti atau memang mereka yang tidak beruntung.
Jika kalian penasaran kenapa mereka tidak diusir padahal lama permainan hanya sampai 40 menit, itu karena studio ini menyediakan banyak jalan masuk untuk para pemainnya. Sepertinya, itu untuk mengantisipasi agar tidak antre dan tetap kondusif.
"Senternya mati."
Pram memukul dengan keras senter yang ia pegang ke telapak tangannya. Nihil. Tak terjadi apa pun. Baterai senter ini seperti sengaja dimatikan untuk lorong ini. Suasana kian mencekam. Musik menyeramkan tiba-tiba diputar dan wewangian menyerbak ke segala penjuru lorong. Bulu kuduk mereka sontak berdiri. Tak ada penerangan, tak ada petunjuk. Sepertinya, puncak permainan dimulai dari lorong ini.
"Gue lihat baterai di ujung sana tadi," Zarib menunjuk pojok ruangan.
"Kenapa baru bilang?" Pram mendengus dan berjalan ke tempat yang Zarib tunjuk. Namun, sebelum Pram sampai, Rendy berteriak.
"ASTAGFIRULLAHAL 'ADZIIM!"
Ternyata, tembok yang dilapisi kaca sebelumnya itu bukanlah kaca biasa. Kaca itu memiliki rongga dan jarak kalau jari di tempelkan ke permukaan kaca. Itu menandakan bahwa ada ruangan di belakang kaca dan hantu muncul dari sana.
Hantu itu bertugas untuk menakuti para pemain. Tampang hantu itu sangat menyeramkan. Rambut kusut terurai hingga menyentuh lantai, make-up seram yang menyerupai luka bacok di kepala. Ada bayi hitam yang sedang menangis di pelukan hantu itu, dan tiba-tiba lampu berkedip. Suasana makin mencekam. Tidak lama dari itu, ada perawat yang mengesot pelan ke arah mereka.
"Bukannya lo non mus?" Asad bertanya di tengah-tengah suasana menegangkan.
"Makanya, ayo pulang! Lain cerita kalau pulang dari sini gue malah log in." Rendy bersembunyi di balik tubuh Asad.
"Jangan ngomong sembarangan, deh. Ayo lanjut jalan."
Melihat sikap Pram, Asad membatin pelan. "Mungkin sifat beraninya keturunan sang ayah."
Setelah melewati lorong dan perawat seram tadi. Asad dan yang lain berhasil menemukan bunga kelima. Bunga Kantil. Tidak ingin berlama-lama di tempat ini, mereka bergegas melanjutkan perjalanan untuk mencari sisa bunga terakhir. Tiba-tiba, Rendy merasa ada seseorang yang sedang mengikuti mereka di belakang.
Ia mengajak Asad untuk mencari tahu siapa itu. Tibalah mereka di sebuah ruangan sempit, seperti ruangan untuk kamar mandi. Ruangan itu sebesar 1x1 meter. Ketika Rendy melangkah meninggalkan Asad di belakang, sebuah portal gelap berasap muncul di hadapan Asad secara misterius. Awalnya, Asad tidak peduli, ia berpikir bahwa itu hanya akal-akalan studio saja, seperti event dadakan yang suka muncul secara tidak terduga. Sampai, portal itu menarik Asad ke dalam dan memakannya. Setelahnya portal itu pun tertutup.
Ketika Rendy menoleh ke belakang, gelombang listrik terpancar ke dalam ruangan itu dan mengenai Rendy.
Wung Wung Wung
Seseorang menembakkan gelombang misterius tepat ke arah Rendy. Tidak ada efek berbahaya dari gelombang itu, Rendy tetap sama seperti sebelumnya. Tiba-tiba Rendy bersuara, "Mengapa aku ada di sini?"
Rendy bertanya-tanya. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan pergi ke arah teman-temannya. Seseorang yang memeriksa kamera pengawas terkejut melihat hilangnya Asad. Ia mencari di seluruh kamera pengawas sekitar tempat itu.
Pemuda itu tetap tidak ada.
Mustahil. Kamera yang dilengkapi dengan illuminator LED inframerah (IR) tak bisa menemukan pemuda itu. Pria itu bergerak panik mencari Asad, ia akan melaporkannya kepada atasan bila ia tetap tak berhasil menemukannya. Tiba-tiba, di belakangnya, ada seseorang. Ia berbicara dengan suara berat. "Pepatah mengatakan, diam lebih baik daripada mengucapkan kata-kata yang hanya mengandung omong kosong."
Lantas, ia menembakkan gelombang yang sama kepada satpam itu.
"Lupakanlah yang kau lihat dan jangan halangi mereka yang ingin membuat anak cucumu hidup bahagia."
Setelah manusia misterius itu berbicara, semua orang tak ada yang mengingat Asad. Asad seperti tak pernah ada di dunia ini.
﹏𓊝﹏
Hi ^^
Bagaimana ceritanya?
Jangan lupa untuk memberikan kritik dan saran yang membangun, ya ^^
Sampai jumpai di episode selanjutnya!
Have a great day!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hakikat (TERBIT)
Narrativa StoricaSaat itu, Asad bersama teman-temannya sedang asik mencari bunga guna melengkapi syarat untuk berhasil keluar dari rumah hantu. Tiba-tiba, portal gelap muncul di hadapan Asad. Ia tersedot kedalamnya berbarengan dengan bunyi, Wung! Wung! Wung! Seketik...