E. Nyebelin!

26 26 0
                                    

"Jelek banget sumpah gambar beruangnya."

Aril menunjuk benda berbentuk beruang pada pegangan botol balon di tangan Ella. Mereka sempat membeli saat berjalan menuju roof top, anak kelas 10 yang menjualnya.

"Daripada kamu, apaan paus gitu."

"Lucuan paus daripada beruang."

"Terserah."

Aril terkekeh mendengar gerutu Ella setelahnya. Mereka membuka tutupnya dan meniup busa hingga keluar balon-balon bertebaran disana.

"Kena marah Pak Wahyu nggak, ya?" Ella was-was.

"Tinggal sujud sambil minta maaf." Aril dengan santainya berkeliling memainkan balon-balon itu.

Ella yang sudah lelah bermain akhirnya memutuskan untuk duduk saja. Ia sedaritadi hanya diam di tempat saja sudah lelah, sedangkan Aril masih berlarian kesana kemari.

"Kak Aril, udahan." panggil Ella kearah Aril yang akhirnya berhenti bermain dan berlarian kecil lalu duduk tepat di sebelah Ella.

"Seru banget, pulang nanti main bareng." ajaknya.

Ella tersenyum mendengar itu, gadis itu mengangguk antusias lalu menyenderkan kepalanya pada bahu Aril.

"Wangi banget, pake bedak bayi, yaa." ujar Aril ketika mengecup pipi kanan Ella itu.

"Enak aja, aku pake sabun muka Innisifree, ya." jawab Ella yang membuat Aril terkekeh mendengar itu.

Aril menghela napas, Ia tersenyum, rasanya bahagia sekali, dunia serasa milik berdua. Semua hal yang terlihat sederhana akan Ia kenang, karena bersama Ella.

"Sayang," Aril memanggil Ella sambil mengenggam tangan pacarnya itu.

"Hm?" Ella mendongak sedikit untuk menatap Aril.

"Aku nggak mau tinggalin kamu..."

"Yaudah kalau gitu jangan di tinggalin, dong." Ella tersenyum ketika mengatakannya.

"Walau ada angin topan di depan kita sekarang, kamu bakal tetap percaya kalau aku cintanya cuma sama kamu doang, kan?"

Ella terkekeh, "Kok tiba-tiba angin topan, sih?

Iya, aku percaya kamu."

"Aku cuma sayang sama kamu, kamu harus tau itu."

"Iya, aku tau kamu sayang aku. Aku juga sayang kamu."

Aril tersenyum mendengarnya, Ia mengeratkan genggaman tangan mereka. "Banget?"

"Banget."

Jawaban Ella membuat keduanya tertawa. Aril mengelus lembut pipi Ella dengan tangannya, Ia ingin mengutarakan isi hatinya yang paling dalam.

Sebelum waktu itu tiba.

Sebelum terlambat.

Sebelum menyesal.

Aril harap Ella bisa tau apa yang la rasakan pada gadis itu.

Seberapa sayangnya.

Seberapa cintanya.

"Kamu nggak perlu khawatir, I choose you, you're the one for me.

I will love with all of my heart and I will give you everything I am for the rest of our lives together. Aku sayang banget sama kamu."


































Vina dan Kayla sedang duduk bersama di pinggir lapangan, di sebuah kursi yang di sediakan. Mereka sedang memakan cemilan yang barusan di beli.

Karena jam kosong di pelajaran, Vina dan Kayla akhirnya memutuskan untuk menonton Robby atau lebih tepatnya anak ekskul Basket bermain saja.

Rainbow at SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang