N. penjelasan

26 25 0
                                    

"Lo babi spesies apaan, Bang? Main comot aja." Raffi memaki Desta yang meminum air mineralnya padahal Raffi belum meneguk minuman yang Ia beli itu sama sekali.

Desta tak menjawab apa-apa. Ia mengembalikan air yang tersisa setengah itu lalu ikut duduk di sebelah Raffi. Mereka sedang istirahat sebentar dari latihan.

Sedangkan Raffi disini sedang menahan emosi untuk tidak melayangkan pukulan pada Desta. Ia berlari-lari layak orang dehidrasi kelelahan untuk membeli minum ini, namun Desta dengan seenaknya dan tidak tau diri meminum itu.

"Darimana? Arman mana?" tanya Raffi menatap Desta sehabis minum.

"Belakang. Tadinya mau beli minum bareng, tapi dia di samperin Wulan, jadi gue di suruh pergi duluan.

Gue dengar Wulan teriak-teriak, tapi nggak jelas teriakannya apa karena gue udah jauh."

"Gila aja main disini." Raffi dengan otak mesumnya.

"Bukan teriak itu, tolol." maki Desta  akhirnya.

"Itu anak matanya kenapa, sih?" Raffi menatap tajam seseorang yang juga sedang melihat kearah mereka.

"Yang mana?" tanya Desta, Ia mencoba mencari arah pandang Raffi

"Yang berdiri disamping Naufal." ujar Raffi.

"Man- Oh, itu.

Tinggal sebut Robby aja susah."

"Males sebut namanya, matanya juga apaan kayak gitu. Gue copot juga tuh mata." Raffi sudah ancang-ancang ingin berdiri.

"Udahlah, biarin. Tuh anak emang sinis banget ke kita. Gue juga nggak ngerti kenapa." jawab Desta menenangkan.

Raffi yang kesal akhirnya membuang muka kebelakang. Namun matanya malah menyorot Saskia yang sedang bersama Ella disana. Raffi sontak tersenyum yang membuat Desta  terheran dan juga ikut menatap kebelakang.

"Giliran ada Saskia langsung sumringah." Desta meledek.

Raffi berdiri dari duduknya, Ia menarik tangan Kayla untuk pergi darisana. Meninggalkan Desta dan Vina yang saling menatap heran pada dua insan yang sudah menjauh itu.

"Sendiri, Bang?" Vina duduk disebelah Desta.

"Iya, samping gue setan."

"Anj-" Vina menendang sebelah kaki Desta yang membuat lelaki itu tertawa.

Setelahnya keduanya sama-sama hening. Memang dari kemarin sehabis pergi, keduanya menjadi canggung ketika seorang penjual kopi yang mereka beli menanyakan apakah mereka berpacaran atau tidak.

"Des," Vina memanggil.

"Hm?"

"Gu-"

"Itu adek kelas cantik amat, kasih gue gombalan buat dia, dong." Desta menatap salah satu adik kelas mereka yang tak sengaja lewat, menurut Desta gadis itu cukup mempesona.

Desta menatap Vina karena gadis itu hanya diam, padahal biasanya Vina  langsung antusias memberi ide gombal atau bahkan Ia sendiri juga mencari orang tampan lainnya dan balik meminta ide gombal pada Desta.

Ya, begitulah candaan mereka setiap harinya.

Di pandang lucu, di rasakan sakit.

"Kenapa, Vin?" Desta bertanya.

Vina menghela napas sejenak, "Lo itu suka nggak sih sama gue, Des?"

Melihat raut wajah Vina, Desta mengira Vina sedang mengerjainya. Karena tidak biasanya Vina seperti itu padanya. Desta menggelak tawa singkat, "Apakah aku terlihat bercanda dalam mencintaimu wahai adinda?" candanya."

Rainbow at SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang