Jongin beryukur karena dia berhasil keluar dari istana bersama Chanyeol tanpa ketahuan oleh siapapun yang sedang berjaga malam ini termasuk suaminya. Di samping tembok istana terdapat seekor kuda hitam yang telah disiapkan Chanyeol sebelumnya dan mereka pun pergi dari Briarvale dengan menunggangi kuda itu.
Mereka pergi memasuki hutan Briarvale untuk sampai ke Veredentia. Jongin sempat khawatir selama menyusuri hutan karena sebelumnya dia diberitahu oleh ayah mertuanya jika di hutan terdapat banyak bandit yang berkeliaran.
Sembari menarik tali kekang kuda dengan kedua tangannya untuk mengarahkan kuda ke jalan yang benar, Chanyeol tersenyum menatap puncak kepala pria yang duduk di depannya sambil meringkuk.
"Aku takut kita akan diserang oleh para bandit. Apa kita bisa melewati hutan ini dengan selamat?" cemas Jongin, dia meringkuk di antara kedua tangan Chanyeol.
"Jangan khawatir, aku membawa pedangku untuk berjaga-jaga jika kita mendapatkan serangan," kata Chanyeol memberitahu Jongin dengan suara tenang.
Tentu saja kata-kata Chanyeol tidak membuat hati Jongin merasa lega, dia tetap merasakan cemas setengah mati. Dia tidak mau bertemu dengan para bandit yang terkenal suka menyiksa korban sebelum mereka membunuhnya.
Jongin masih ingat saat usianya 15 tahun, Jaemin sang kakak kedua mengutus seluruh prajurit kepercayaannya untuk pergi menangkap para bandit yang telah menewaskan seorang gadis kecil tak berdosa di hutan Drakestone. Begitu prajurit istana berhasil membawa para bandit itu ke istana untuk dihukum, Jongin menyaksikan ketika salah satu bandit diminta untuk bersaksi atas apa yang telah mereka lakukan pada korban.
Bandit itu berkata kepada ayahnya yang sedang duduk di kursi takhta jika mereka menyiksa gadis kecil yang mereka tangkap hingga tewas dengan keadaan mengenaskan. Ayahnya yang sangat marah mendengar hal itu langsung turun menghampiri bandit itu dan menebas lehernya dengan pedang.
"Itu tidak membuatku merasa tenang sama sekali!" Jongin memprotes, dia menengok ke belakang untuk menatap tajam wajah Chanyeol.
"Aku sudah sering ikut berperang Jongin. Membunuh para bandit sangat mudah bagiku, mereka tidak terlatih seperti prajurit yang biasa aku bunuh di medan perang."
"Ukh... Sebenarnya seberapa sering kerajaan Utara berperang? Kalian itu menyeramkan!"
Chanyeol terkekeh, "Sekarang kamu menjadi bagian dari kami lho," godanya dengan seringaian.
Jongin terlonjak dan mencubit lengan Chanyeol dengan keras sehingga sang pemilik lengan pun merintih kesakitan, "Jangan seenaknya menyebutku sebagai bagian dari kalian! Aku memang telah menikah dengan Sehun, tapi bukan berarti aku menjadi bagian dari keluarga kalian yang gila kekuasaan tahu!"
"Kita tidak segila itu kok."
"Aku tidak percaya tuh!" Jongin mengerucutkan bibirnya, matanya menatap ke depan dengan malas.
Mereka telah berhasil melewati hutan Briarvale dengan selamat setelah menempuh perjalanan yang cukup lama. Sebuah gerbang besar terlihat di depan mereka yang bertuliskan Veredentia.
Veredentia adalah kota kecil di Utara yang tidak bersalju, kota ini hanya bersuhu dingin saja. Di sini semua orang memakai baju hangat yang tidak begitu tebal seperti yang dipakai oleh orang-orang di Briarvale. Jongin memperhatikan setiap rumah yang mereka lewati, selalu ada anak kecil yang sedang bermain di halaman rumah.
Sesampainya di pasar malam yang dipenuhi banyak orang, mereka pun turun dari kuda dan menitipkan kuda hitam milik Chanyeol pada seorang pria paruh baya. Chanyeol menggandeng tangan Jongin sebelum mereka berbaur dengan orang-orang.
"Apa kamu ingin mendengar sebuah cerita?" Chanyeol menatap Jongin yang sedang mengamati pedagang kaki lima.
Jongin menoleh ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonhaven
Fanfiction[21+] Explicit ⚠️ Summary: Putra bungsu dari keluarga Eclipse dinikahkan dengan putra kedua dari keluarga Moonhaven. Jongin yang terbiasa dimanja terpaksa harus hidup mandiri di Utara bersama keluarga barunya. Top! Sehun. Bottom! Jongin. ...