Hari ini nenek Sehun datang ke Briarvale dari Veredentia dan mengatakan jika dia akan menginap di sini selama dua hari. Nenek Sehun adalah seorang pahlawan perang bagi Utara pada masanya, dia dikenal sebagai wanita hebat yang tak kenal takut di medan perang.
Jongin pernah membaca sejarah tentang nenek Sehun saat sedang menghabiskan waktunya di perpustakaan Briarvale. Di buku yang dia baca, terdapat foto wajah nenek Sehun saat usianya masih muda. Dia tidak menyangka jika wajah Sehun bisa semirip itu dengan wajah neneknya.
Dengan adanya kehadiran sang nenek di istana, Jongin pun diminta untuk tidur di kamarnya oleh suaminya. Sehun bilang padanya jika neneknya itu aneh karena mengharapkan pasangan yang baru menikah untuk berbagi ranjang bersama.
Setelah sebulan Jongin menikah dengan Sehun dia baru tahu jika ternyata budaya orang Utara sangat berbeda dengan budaya orang Barat. Bagi orang-orang Utara, pasangan yang menikah tidak perlu menggunakan cincin pasangan dan tidur di ranjang yang sama.
Dia jadi bertanya-tanya apakah hanya Jongin yang merasa jika budaya orang Utara itu aneh? Karena dia rindu dipeluk dan disentuh oleh mantan-mantan kekasihnya.
Jujur saja sekarang dia lebih nyaman tidur sendiri tanpa Sehun. Jadi setelah sekian lama dia berada di Briarvale tanpa kehadiran Sehun di kamarnya dan kini diminta untuk tidur bersama dengan Sehun membuat dia kesal. Tapi tidak ada yang bisa Jongin lakukan, dia harus menuruti permintaan suaminya.
Jadi di sinilah dia.
Jongin duduk di atas ranjang Sehun sembari menatap Sehun yang baru saja masuk ke dalam kamar. Wajah Sehun tampak mengeras melihat pakaian tidur yang dikenakan olehnya.
Jongin jelas tahu jika suaminya itu tidak suka melihatnya memakai pakaian yang terbuka seperti yang kali ini dia pakai, tapi Jongin tetap memakainya karena hanya pakaian tipis dan terbuka seperti ini yang nyaman dia kenakan untuk tidur.
"Bukankah aku sudah bilang padamu untuk memakai pakaian yang tertutup?" Sehun membuka mulutnya terlebih dahulu di tengah-tengah keheningan.
Jongin menunduk untuk melihat pakaian tidur yang dikenakannya, lalu kembali menatap Sehun setelah merasa jika pakaian tidur yang dia kenakan tidak terlalu vulgar seperti yang dulu dia pernah pakai di hadapan Sehun. Seharusnya ini baik-baik saja kan?
"Kamu memang pernah bilang padaku kok. Tapi Sehun, aku juga sudah pernah bilang padamu jika hanya pakaian tidur semacam ini yang nyaman untuk kupakai."
Sehun tidak bereaksi, sepertinya pria itu telah melupakan ucapan Jongin.
"Kamu tidur denganku malam ini dan kamu memakai pakaian seperti itu."
"Memangnya kenapa?" Jongin mengernyitkan dahinya, dia benar-benar bingung dengan pikiran pria berkulit pucat itu.
Tidak bisakah kamu sehari saja menghargai pakaian yang kukenakan? Jongin sangat ingin mencakar wajah Sehun.
Sehun melangkahkan kakinya mendekat, pandangannya terus tertuju pada wajah Jongin yang sedang cemberut, "Pada malam pertama kita, kamu bilang jika kamu tidak ingin aku menyentuhmu lagi. Kupikir kamu tidak akan aman bersamaku dengan pakaian seperti itu."
Dia memang pernah mengatakan itu pada Sehun pada malam pertama mereka. Dia bilang begitu karena pengalaman seks mereka sangat tidak menyenangkan dan tubuh Jongin terasa nyeri setelahnya. Tapi kenapa pria ini malah menyinggung hal itu lagi sekarang?
Jongin mengepalkan kedua tangannya di atas seprai, "Maksudmu apa? Kamu mengatakan itu untuk memberitahuku jika aku tidak aman bersamamu karena pakaian tidurku ini?" Dan Sehun mendesah pelan.
Melihat reaksi Sehun sepertinya dia benar. Jongin pun membuka mulutnya lagi, "Aku tahu betapa tidak tertariknya kamu kepadaku. Kamu sangat berbeda dengan saudara-saudaramu, jadi kurasa seharusnya aku aman bersamamu dengan pakaian seperti ini," katanya penuh keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonhaven
Fanfic[21+] Explicit ⚠️ Summary: Putra bungsu dari keluarga Eclipse dinikahkan dengan putra kedua dari keluarga Moonhaven. Jongin yang terbiasa dimanja terpaksa harus hidup mandiri di Utara bersama keluarga barunya. Top! Sehun. Bottom! Jongin. ...