12. Lost in Your Eyes

217 45 25
                                    

Ketika malam-malam Jongin keluar dari kamarnya untuk meminum secangkir air putih di dapur, Jongin tidak sengaja melihat Sehun sedang duduk di kursi makan seorang diri tengah menegak wine dari botolnya ketika Jongin perlahan berjalan ke ruang makan.

"Apa yang kamu lakukan di sini seorang diri, suamiku?" tanya Jongin dengan mengantuk, memperhatikan betapa elegannya Sehun minum meskipun dalam keadaan mabuk. Rambut hitam legam Sehun bahkan masih tertata rapi dibandingkan rambut Jongin.

"Mencoba meredakan kekesalanku," Sehun menggerutu, "para bangsawan tidak setuju dengan kebijakan yang ayahku keluarkan hari ini. Mereka meminta untuk membatalkan kebijakannya."

"Alkohol bukanlah pilihan terbaik untuk meredakan emosi, suamiku," ucap Jongin sambil mengambil botol wine yang dipegang oleh Sehun dan menaruhnya ke atas meja. Dapat ia lihat dengan jelas betapa mabuknya Sehun hanya dari tatapan Sehun kepadanya.

"Kalau begitu katakan padaku cara terbaik untuk meredakan emosiku selain dengan alkohol."

Tentu saja dengan seks.

Setiap kali mantan kekasihnya sedang dalam emosi yang tidak baik, Jongin akan mengajak mantan kekasihnya untuk berhubungan badan dengannya.

"Cara terbaik mungkin, emm..." Jongin menatap Sehun lalu mengalihkan pandangannya, "kamu pasti tahu jawabannya tanpa kuberitahu," Jongin menggigit bibir bawahnya.

Mendadak suasana menjadi hening, Jongin menundukkan wajahnya karena gugup. Ia jadi teringat saat Kyungsoo—sang Kaisar yang pernah menjadi mantan kekasihnya mengeluh pada Jongin mengenai saudara-saudaranya yang ingin merebut takhta darinya. Jongin yang tidak ingin mendengar keluhan dari Kyungsoo pun membungkamnya dengan ciuman dan berlanjut hingga keduanya telanjang di ranjang.

Jongin bertanya-tanya apakah dia bisa melakukan tindakan impulsif seperti itu pada Sehun mengingat Sehun adalah pria dingin yang tidak bisa ia tebak. Bisa saja Sehun akan menolaknya mentah-mentah seperti yang sebelumnya sering terjadi.

Jadi apa yang harus Jongin lakukan? Apakah dia akan membiarkan suaminya sendirian di ruang makan dalam keadaan mabuk dan emosi yang buruk? Jika Sehun menganggap Jongin bertanggung jawab atas kekesalan yang menimpanya, maka Jongin akan semakin yakin untuk mencari kekasih.

"Kamu bisa memberitahuku secara langsung," kata Sehun dengan suara serak dan berat.

Jongin mengangkat wajahnya, instingnya mengatakan untuk menyuruh Jongin melangkahkan kakinya ke belakang saat mendapati Sehun telah bangkit dari duduknya. Ia tersentak ketika Sehun menggenggam pergelangan tangan kanannya dan memberikan tatapan tajam padanya.

"Ka-Kamu mau membawaku kemana?" ucap Jongin panik, Sehun menyeretnya pergi dari ruang makan dengan langkah terburu-buru. Jongin mengernyit merasakan nyeri di sekitar pergelangan tangannya yang digenggam oleh Sehun.

"Kamarku."

Jongin terlalu malu untuk mengatakan apapun, tetapi selama sepersekian detik Sehun tiba-tiba menghentikan langkahnya dan mendorong Jongin ke dinding lorong. Mata Jongin terbuka lebar untuk menatap wajah Sehun yang kian mendekat.

Jongin tidak berani bernapas.

Tubuhnya siap terbang, semua indranya siap menghadapi bahaya yang mengancam ketenangan batinnya.

Moonhaven Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang