Sehun sibuk dengan pekerjaannya di ruang kerja sang Raja hari ini dan Jongin menjadikan hal ini sebagai kesempatannya untuk pergi ke tempat latihan memanah secara diam-diam.
Dia berpikir untuk mencari perhatian sebanyak mungkin dari para prajurit yang sedang berlatih di sana, jadi ia pun memanggil para dayang istana untuk mendandaninya secantik mungkin. Jongin meminta para dayang untuk merias mata dan bibirnya sesempurna mungkin karena dia tahu betapa menariknya kedua mata dan bibirnya bagi semua orang.
Ketika para dayang telah selesai mendandaninya, Jongin memberikan mereka sedikit perhiasan miliknya sebagai ucapan terimakasih. Wajah para dayang terlihat begitu senang setelah mendapatkan bingkisan kecil dari Jongin.
Sebelum pergi ke tempat latihan memanah, Jongin mendapatkan surat yang dikirimkan oleh ibunya dari seorang pelayan. Jongin pun menulis surat balasan untuk ibunya dan memberikannya kepada pelayan itu untuk segera dikirimkan ke Drakestone.
Jongin menatap dirinya sendiri melalui cermin seukuran tubuhnya yang tersimpan di sudut kamar tidurnya. Jongin bisa membayangkan tatapan genit dari setiap prajurit begitu melihat penampilan Jongin yang seperti ini.
Dia memakai kemeja putih dengan korset hitam yang terbuat dari kulit di luar kemejanya sehingga tubuhnya terlihat begitu ramping, sedangkan kaki jenjangnya dia pakaikan celana lateks hitam yang ketat. Dan tak lupa memakai jubah di pundaknya agar dia tidak mati kedinginan.
Betapa jalangnya dia, pikirnya. Jika Sehun melihat penampilannya ini, mungkin Sehun akan mengurung Jongin di ruang bawah tanah seharian.
Pergi ke tempat latihan memanah seorang diri tanpa pengawal pribadinya, Jongin disambut oleh seorang prajurit yang sedang mengambil air minum. Prajurit itu memandang Jongin tanpa berkedip, matanya mengamati penampilan Jongin dari ujung rambut hingga ujung sepatu.
Jongin terkejut dengan cara prajurit itu memandangnya. Tindakannya bisa membuat nyawanya melayang jika Sehun ada di sini.
"Apa yang membuat Anda datang ke tempat ini?" tanya prajurit itu dengan nada canggung sembari menggaruk lehernya.
"Oh, itu... Aku hanya ingin melihat-lihat tempat berlatih memanah karena aku bosan berada di istana. Apa kamu bisa menunjukan padaku bagaimana para prajurit di sini berlatih memanah?"
"Tentu saja!" sahut pria itu, "Anda bisa duduk di sini dan melihat kami berlatih memanah!"
Jongin duduk di kursi kayu yang ditunjukkan oleh prajurit itu sambil mengamati penampilannya. Meski pria itu tidak setampan suaminya, tapi pria itu memiliki tubuh yang sangat bagus dan suara berat yang mengagumkan.
"Kalau boleh tahu siapa namamu?" Jongin tersenyum semanis mungkin.
Pria bertubuh besar itu tampak terkejut dengan pertanyaan Jongin, matanya melebar bulat, "Nama saya Baekho, tetapi Anda bisa memanggil saya dengan nama apapun," katanya dengan nada merayu.
Jongin berkedip polos sebelum terkekeh pelan dan memberikan Baekho senyuman lebar. Baekho tampak tersipu malu mendapatkan senyuman dari pria cantik di hadapannya, sikapnya yang canggung semakin membuat Jongin yakin jika pria itu jatuh hati padanya.
"Kalau begitu saya akan kembali berlatih dan Anda bisa melihat saya serta yang lain berlatih. Saya tidak keberatan jika Anda mengawasi kami selama mungkin."
"Tentu," Jongin mengayunkan kakinya di bawah kursi seperti anak kecil.
Baekho berjalan mendekati Jongin dan mengambil tangan kanannya. Jongin tidak protes, dia membiarkan pria itu untuk melakukan apa yang ingin dilakukannya. Baekho membawa punggung tangannya menuju bibirnya untuk ia kecup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonhaven
Fiksi Penggemar[21+] Explicit ⚠️ Summary: Putra bungsu dari keluarga Eclipse dinikahkan dengan putra kedua dari keluarga Moonhaven. Jongin yang terbiasa dimanja terpaksa harus hidup mandiri di Utara bersama keluarga barunya. Top! Sehun. Bottom! Jongin. ...